Liga 2
Inilah 6 Tokoh Penggagas Lahirnya PSMS Medan Tahun 1950, Menyatu Dalam Perbedaan
Penggagas lahirnya PSMS Medan adalah Madja Purba dari klub Sahata, Adinegoro dari Al Wathan, Sulaiman Siregar dari PO Polisi, Tedja Singh, Pierngadi
Penulis: Suang Sitanggang | Editor: Suang Sitanggang
TRIBUNJAMBI.COM - Nama PSMS Medan sudah tidak asing bagi penggemar sepak bola Tanah Air. Klub ini berjaya era perserikatan. Namun kini harus bertarung di Liga 2, sedang berjuang untuk promosi ke Liga 1.
PSMS adalah singkatan dari Persatuan Sepak Bola Medan Sekitarnya, yang didirikan pada 21 April 1950.
Ada 6 orang yang sangat berjasa menggagas lahirnya klub yang menjadi kebanggaan masyarakat Sumatera Utara ini.
Mereka merupakan tokoh yang menyatu dalam keberagaman melalui dunia sepakbola.
Para penggagas lahirnya PSMS Medan ini sebelumnya merupakan pemilik atau pengelola klub amatir yang ada di Kota Medan, dengan latar belakang berdasarkan etnis.
Mereka adalah Madja Purba dari klub Sahata, Adinegoro dari Al Wathan, Sulaiman Siregard dari Persatuan Olahraga Polisi, TM Harris dari Medan Sport, Tedja Singh dari India Football Team, dan dr Pierngadi mewakili Deli Matschapij.
Para tokoh ini merupakan yang memiliki pengaruh di Medan sesuai etnisnya. Ada tokoh di kalangan Arab, Batak, Melayu, Kepolisian, India, dan Jawa.
Dikutip dari Kompas.id, PSMS Medan saat lahir mengusung semangat kebersamaan di tengah masyarakat multi etnis.
Klub ini pun mendapatkan cinta dari segenap lapisan masyarakat yang menjadi modal untuk mencapai kejayaan, terutama era 1960-1980-an.
Para tokoh ini kemudian berhasil mengkoordinir 23 klub yang saat itu ada di Medan untuk sama-sama mendirikan klub yang bernama PSMS Medan.
Dalam perjalanannya, banyak pemain dari PSMS Medan yang telah jadi Pemain Timnas Indonesia dan menjadi legenda.
Di antaranya adalah Ponirin Meka, penjaga gawang karismatik.

Dia adalah kiper PSMS Medan yang berhasil jadi pahlawan kemenangan PSMS saat menghadapi Persib Bandung pada final Divisi Utama 1983.
Saat itu melalui adu penalti, Ponirin berhasil menepis 2 tendangan penalti dari algojo Persib.
Ponirin menjadi Kiper Timnas Indonesia rentang tahun 1984-1987. Dia ikut menjadi bintang dalam Asian Games 1986.
Saat itu, Indonesia maju ke babak semifinal usai mengalahkan Uni Emirat Arab di babak perempat final melalui adu penalti.
Ponirin Meka dua kali mematahkan penalti pemain UEA, yaitu sekali pada babak kedua, dan sekali lagi pada adu penalti.
Namun dalam satu dekade terakhir, sumbangan PSMS untuk pemain Timnas sudah sangat minim, seturut penurunan prestasinya yang lebih banyak bergulat di Liga 2.
Sejarah mencatat, PSMS menjadi klub Indonesia pertama yang berlaga di Asian Champion Club Tournament (sekarang Liga Champions Asia).
Prestasi itu ditorehkan tahun 1970. Klub berjuluk Ayam Kinantan tak hanya jadi penghibur saja dalam kompetisi tersebut.
Justru PSMS berhasil menembus babak semifinal, dan finis urutan keempat.
Adapun klub yang dihadapi saat fase grup adalah West Bengal, Royal Thai Police, dan Hapoel Tel Aviv.
Pada babak semifinal menghadapi Taj Club yang berakhir dengan kekalahan 2-0.
Pada perebutan tempat ketiga kalah melawan Homenetmen kalah dengan skor tipis 1-0. (*)
Baca juga: Liga 2 PSMS Medan vs PSPS Riau, Kedua Tim Punya Modal yang Sama
Baca juga: PSMS Medan Berpeluang Besar Kudeta Persiraja di Papan Klasemen Akhir Liga 2
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.