Berita Jambi

Santri di Ponpes Kota Jambi Diduga Alami Bully dari Seniornya, Korban Dirawat di RSUD Raden Mattaher

Diduga jadi korban bully atau perundungan, santri berinisial APD (12) di Kota Jambi alami sejumlah luka.

|
Penulis: Rifani Halim | Editor: Suci Rahayu PK
Shutterstock/Kompas.com
ILUSTRASI Penganiayaan 

TRIBUNJAMBI.COM - Diduga jadi korban bully atau perundungan, santri berinisial APD (12) di Kota Jambi alami sejumlah luka.

APD berasal dari Sungai Bahar, Kabupaten Muaro Jambi, merupakan santri di Pondok Pesantren (Ponpes) di Kota Jambi.

Menurut kerengan Rikarno Diwi, orangtua APD, saat ini anaknya dirawat di RSUD Raden Mattaher Jambi akibat luka-luka yang dialaminya.

Luka yang diderita APD akibat perundungan yang dilakukan dua seniornya itu di bagian paha dab cidera di bagian kelamin.

Rikarno Diwi orang tua korban saat diwawancarai menerangkan, anaknya mengalami luka lebam dan cidera dibagian kelamin, karena digesek secara keras menggunakan kaki oleh seniornya.

"Prakteknya itu mulut anak saya di tutup, tangannya dipegang kakinya juga dipegang secara kuat dipaksa, terus kaki pelaku itu nendang kemaluan anak saya," kata Rikarno, Kamis (30/11/2023).

Baca juga: Harga Sawit di Jambi 1-7 Desember 2023, Harga Tertinggi TBS Rp 2.462 per Kg

Baca juga: AKBP Heri Supriawan Pimpin Sertijab di Polres Tanjab Timur

Lanjutnya, korban kesakitan namun pelaku justru menginjak perut korban.

"Luka lebam dikanan kiri paha, kemaluan sampai testisnya atau biji kemaluannya bengkak dan diperut juga," ujarnya.

Rikano menyebutkan, para pelaku ini bukan teman sebaya dari anaknya.

Pelaku merupakan senior yang sudah lulus namun mengabdi di pondok pesantren tersebut.

"Pelaku sudah lulus sekolah SMA, sedangkan anak saya masih kelas 7 SMP," sebutnya.

Dia menerangkan, kondisi terkini korban sudah mulai membaik dan sudah bisa buang air besar, karena selama 3 hari korban tidak bisa buang air besar dan buang angin. Korban mendapatkan perawatan secara intensif.

"Allhamdulilah sudah membaik dan sudah keluar, sekarang di rumah sakit Bhayangkara untuk melakukan visum," terangnya.

Menurut Rikano warga Sungai Bahar, Kabupaten Muaro Jambi sang anak harus dibawah ke psikolog karena secara psikis sang anak terganggu.

Baca juga: Ini 11 Ranperda yang Jadi Propemperda 2024, Sudah Disepakati DPRD Provinsi Jambi

Baca juga: Selama 2023, Tujuh ASN Pindah dari Kabupaten Batanghari

Dia menjelaskan, anaknya bukan kali ini saja menjadi korban bully. Pertama kali korban mendapatkan perlakuan bully pada bulan September di asrama putra, mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan seperti didorong dan dijepit ke lemari besi.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved