Folarin Balogun: Kepindahan dari Arsenal di Luar Kendali

TRIBUNJAMBI.COM - Striker AS Monaco dan mantan anak didik Arsenal, Folarin Balogun mengakui bahwa kepergiannya pada musim panas dari Stadion Emirates di luar kendalinya.

Pemain internasional AS ini diperkirakan akan meraih prestasi besar di London Utara setelah menjalani sejumlah musim yang produktif di level pemuda.

Dia mencetak 75 gol dalam 103 pertandingan dari level U-18 hingga U-21.

Balogun mendapatkan peluang tim utama di bawah arahan Mikel Arteta pada musim 2020-21 dan sempat membuat namanya terkenal di Liga Europa, mencetak dua gol dan membuat satu assist di kompetisi tahun itu.

Namun, pemain berusia 22 tahun itu gagal menunjukkan prestasinya di Liga Premier di tengah persaingan dari Alexandre Lacazette, Pierre-Emerick Aubameyang dan Eddie Nketiah.

Sementara masa pinjaman yang mengecewakan di Middlesbrough pada musim 2021-22 membuatnya hanya mencetak tiga gol dalam 21 pertandingan.

Balogun secara tak terduga mengubah dirinya menjadi salah satu penembak jitu paling berbahaya di Ligue 1 bersama Reims musim lalu.

Dia berhasil mencetak 21 gol dalam 37 pertandingan, hanya di belakang Jonathan David, Alexandre Lacazette, dan Kylian Mbappe.

Produk Hale End ini kembali ke London Utara untuk pramusim dengan masa depannya masih belum jelas, karena banyak klub Eropa dikatakan sedang berjuang untuk mendapatkan tanda tangannya selama musim panas, termasuk Chelsea dan Inter Milan.

Selain itu, keberaniannya untuk pindah ke Tottenham Hotspur sempat dibahas.

Balogun terlibat dalam tur Arsenal di AS, namun Monaco akhirnya menyetujui kesepakatan untuk mengontrak mantan pemain timnas muda Inggris itu dengan kontrak lima tahun dengan nilai sekitar €30 juta, mengakhiri 12 tahun hubungannya dengan The Gunners.

Berbicara tentang kepergiannya dari Arsenal ke ESPN, Balogun mengungkapkan bahwa dia hanya mengadakan diskusi singkat dengan Arteta setelah kembali.

Balogun merasa tidak berdaya untuk mengontrol langkah karier berikutnya ketika dewan The Gunners mempertimbangkan pilihan mereka.

“Dia (Arteta) tidak banyak bicara, dia hanya mengatakan bahwa ketika saya kembali, dia hanya mengatakan kerja bagus, dan dia menyemangati saya untuk terus maju,” kata penyerang itu.