Berita Tanjab Timur
Cari 1.000 Daun Mangga untuk Dituliskan Doa Saat Festival Mandi Syafar Air Hitam Laut
Berdasarkan jadwal, Festival Mandi Safar digelar pada tanggal 11 hingga 13 September 2023 mendatang, dan terbuka untuk umum.
Penulis: anas al hakim | Editor: Deni Satria Budi
TRIBUNJAMBI.COM, MUARA SABAK - Festival Mandi Safar Air Hitam Laut, akan kembali dilaksanakan pada tahun 2023 ini.
Berdasarkan jadwal, Festival Mandi Safar digelar pada tanggal 11 hingga 13 September 2023 mendatang, dan terbuka untuk umum.
Kepala Dinas Budpapora Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim), Zekky Zulkarnaen mengatakan, untuk prosesi Mandi Safar Air Hitam Laut, tidak berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.
Mulai dari mencari daun mangga, menulis aksara di atas daun mangga, dan sampai pada hari pelaksanaannya.
"Mandi Safar Air Hitam Laut ini adalah murni dari komunitas yang ada di Desa Air Hitam Laut," bebernya, Rabu (30/8/2023).
Menurut Zekky, mandi safar yang kini telah berubah nama menjadi Mandi Safar Air Hitam Laut ini merupakan Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) ciri khas dari budaya Desa Air Hitam Laut, yang ditetapkan pada tahun 2022 lalu.
"Untuk tradisi Mandi Safar Air Hitam Laut ini sudah tercatat sebagai WBTB di kementerian. Artinya, kegiatan mandi safar kita ini sudah diakui oleh Pusat," tuturnya.
Dia menambahkan, jadwal yang telah ditetapkan mudah-mudahan tidak terjadi perubahan, dan berharap prosesi Mandi Safar Air Hitam Laut nanti bisa berjalan dengan lancar tanpa ada kendala sampai selesai.
"Kita berharap pelaksanaan mandi safar nanti berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan seperti tahun-tahun sebelumnya," harapnya.
Dalam tradisi Mandi Safar, ada beberapa kegiatan yang dilakukan. Satu di antaranya membaca doa dengan bacaan doa yang ditulis pada lembaran daun.
Hal itu dilakukan dengan harapan untuk terhindar dari bala dan marabahaya.
Doa yang ditulis dalam 1.000 lembaran daun mangga terserbut merupakan lafadz Allah yang dikemas dalam sebuah doa.
Menurut As'ad, Selaku Pempinan Pesantren Wali Peetu, yang juga merupakan tokoh masyarakat, ada tujuh ayat yang diawali dengan kata salamun, yang nantinya digunakan pada saat hendak melaksanakan Mandi Safar.
Dalam penulisan doa-doa yang menggunakan huruf arab tersebut, akan melibatkan para santri di pondok-pondok pesantren setempat. Tujuannya, agar tidak terjadi kesalahan dalam penulisan ayat tersebut.
"Memang kita melibatkan santri untuk penulisan huruf arab tersebut agar tidak keliru. Karena ketika menulis huruf arab salah, tentu maknanya akan berdeda. Sehingga apa yang kita sampaikan kepada Sang Khaliq tersampaikan," jelasnya, Rabu (30/8/2023).
Festival Mandi Safar
Kabupaten Tanjung Jabung Timur
daun mangga
santri
warisan budaya tak benda
Tribunjambi.com
| 2 Tetangga di Lambur Tanjabtim Jambi Terlibat Perkelahian, Satu Tewas Dibacok |
|
|---|
| Kerusakan Jalan Lambur 2 Tanjabtim Jambi Makin Parah |
|
|---|
| Beredar Aksi Penipuan Pasca Pelantikan Pejabat di Tanjabtim Jambi, Pelaku Catut Nama Kepala Dinas |
|
|---|
| Daftar 8 Pejabat Eselon II yang Dilantik Bupati Tanjabtim - Kadis Kesehatan, Perhubungan, PMD |
|
|---|
| Daftar Nama Peserta Lelang Jabatan di Tanjabtim Jambi, 3 Peserta Terbaik dari 9 Jabatan |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.