Pemilu 2024

Budiman Sudjatmiko Ibaratkan PDIP Sebagai Pasangan Hidup, Pilih 'Jomblo' Dulu Bila Dipecat

Budiman Sudjatmiko akan memilih menjadi jomblo atau tidak bergabung dengan partai politik manapun jika dipecat menjadi kader PDI Perjuangan (PDIP).

|
Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
Capture Kompas TV
Budiman Sudjatmiko akan memilih menjadi jomblo atau tidak bergabung dengan partai politik manapun jika dipecat menjadi kader PDI Perjuangan (PDIP). 

TRIBUNJAMBI.COM - Budiman Sudjatmiko akan memilih menjadi jomblo atau tidak bergabung dengan partai politik manapun jika dipecat menjadi kader PDI Perjuangan (PDIP).

Dimana ancaman pemecatan dari partai berlambang banteng moncong putih itu lantaran mendukung Prabowo Subianto.

Diamana Ketua Umum Partai Gerindra itu digadang-gadang maju di Pilpres 2024 mendatang.

Sementara PDI Perjuangan juga mengusung capres yakni Ganjar Pranowo.

Budiman Sudjatmiko memberikan analogi terkait pemecatan dirinya dari PDI Perjuangan.

Dia menyebutkan bahwa kehilangan atau diberhentikan daru PDIP ibaratkan sebagai kehilangan pasangan hidup.

Menurutnya, dia akan menghadapi masa berkabung terlebih dahulu.

“Saya mungkin akan mempertimbangkan jomblo dulu. Ya ibaratnya orang baru kehilangan pasangan hidup, harus melewati masa berkabung yang lama. Pasti kan berkabung dong,” kata Budiman Sudjatmiko dilansir dari Youtube Kompas TV, Selasa (22/8/2023).

Baca juga: Budiman Sudjatmiko Tak Gentar, Tetap Dukung Prabowo Meski Dipecat dari PDIP: Bukan Resiko Tertinggi

Baca juga: Terungkap, Senior yang Habisi Nyawa Junior UI dengan Sadis dan Keji: Sampai 30 Tusukan

Baca juga: Hasil Survei Litbang Kompas Soal Elektabilitas Capres: Ganjar Naik, Lalu Prabowo dan Anies?

“Gimana enggak berkabung, saya ini sudah kampanye PDI sejak 6 SD. Kelas 6 SD ikut kampanye PDI soalnya, belum PDI Perjuangan, masih ikon segilima. Keluarga saya juga keluarga PNI dari dulu,” sambungnya.

Meski tidak bergabung dengan partai politik manapun di masa berkabung nanti, Budiman Sudjatmiko mengaku masih akan tetap berpolitik sembari menunggu perkembangan masalahnya.

Budiman Sudjatmiko menambahkan, jika kesalahannya diampuni oleh PDI Perjuangan, maka bisa saja dia kembali mendaftar sebagai kader PDI Perjuangan.

Namun jika tidak dimaafkan, dia membuka peluang untuk masuk ke parpol lain.

Dia pun menyebutkan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) sebagai salah satu opsi.

“Nanti setelah itu kita lihat, apakah barangkali setelah beberapa tahun kesalahan saya diampuni saya bisa daftar lagi (ke PDIP). Kalau enggak diterima ya bisa jadi bisa masuk PSI mungkin salah satunya,” ucap dia.

Ditanya opsi masuk Partai Gerindra yang dipimpin Prabowo, Budiman Sudjatmiko mengatakan bahwa itu juga bisa menjadi alternatif.

“Ya itu juga menjadi salah satu opsi. Tapi pastinya itu setelah melewati masa jomblo yang cukup lama. Begitu ya,” pungkas dia.

Sebagai informasi, Budiman Sudjatmiko memberikan dukungan kepada bakal calon presiden (bacapres) Prabowo Subianto.

Dukungan tersebut diberikan oleh Budiman saat ia ikut serta dalam deklarasi relawan Prabowo yang dikenal sebagai Prabowo-Budiman (Prabu) di Semarang pada Jumat, (18/8/2023) lalu.

Baca juga: Budiman Sudjatmiko Kirim Surat ke Megawati Di Masa Genting, Potret Kedekatan dengan Megawati

Hal itu pun memicu pembahasan soal pemecatan Budiman sebagai kader PDI Perjuangan. Budiman sendiri mengaku sudah rela apabila dipecat.

Namun, hingga saat ini, dia belum mendapatkan surat pemecatan atau surat peringatan dari PDI Perjuangan.

Budiman Sudjatmiko Tak Gentar

Aktivis 98 sekaligus politisi PDI Perjuangan, Budiman Sudjatmiko akan tetap mendukung Prabowo Subianto di Pilpres 2024.

Bahkan dia tidak gentar apabila dipecat dari partai berlambang kepala banteng moncong putih itu.

Sebab menurutnya bahwa ancaman pemecatan akibat deklarasi terhadap Ketua Umum Partai Gerindra itu tak berisiko tinggi.

Sebagaimana diketahui bahwa Prabowo Subianto maju sebagai bacapres Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR).

Dalam koalisi tersebut, Ketum Partai Gerindra itu didukung PKB, PAN dan Golkar. Serta partai non parlemen yakni PBB.

Sementara PDI Perjuangan dalam Pilpres 2024 mengusung Ganjar Pranowo.

Terkait pemecatan itu, Budiman Sudjatmiko pun tidak terlalu mempermasalahkannya.

Sebab menurutnya, jika memang keputusan Dewan Kehormatan PDI Perjuangan harus memecatnya sebagai kader.

Hal ini disampaikannya saat mejadi pembicara di Kopi Darat Nasional (Kopdarnas) 2023 yang diselenggarakan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di Tenis Indoor Senayan, Jakarta pada Selasa (22/8/2023).

Awalnya, Budiman Sudjatmiko ditanyai oleh Dewan Penasehat PSI, Helmy Yahya terkait keberaniannya beralih dari mendukung bacapres Ganjar Pranowo ke Prabowo Subianto.

Baca juga: Polisi Ungkap Senior di Kampus UI Berniat Habisi Nyawa Junior: Pelaku Kembali ke Motor Ambil Sajam

Ia pun menjawab bahwa deklarasi dukungan terhadap Prabowo olehnya beberapa waktu lalu tidak butuh keberanian.

"Termasuk Anda sekarang berani dari nentang Ganjar Pranowo ke Prabowo?" tanya Helmy.

"Itu (mendukung Prabowo sebagai capres) nggak perlu keberanian itu, " jawab Budiman.

"Kenapa?" tanya Helmy singkat.

"Ya, nggak ada risikonya. Apa resikonya?" tanya Budiman balik ke Helmy.

Kemudian, Helmy menyebut bahwa resiko tertinggi yang bakal dialami Budiman yaitu terancam dipecat dari PDIP usai mendukung Prabowo sebagai capres.

Mantan aktivis '98 itu lalu menjawab bahwa pemecatan bukanlah resiko tertinggi yang pernah dialaminya.

"Anda bisa dipecat (usai dukung Prabowo Subianto)," kata Helmy.

"Dipecat dari sebuah organisasi, menurut saya bukan risiko tertinggi yang pernah saya alami. It's okay, nggak apa-apa lah," jawab Budiman disambut tawa Helmy dan peserta yang hadir.

Budiman pun mengutip pernyataan mantan Perdana Menteri (PM) Inggris, Winston Churcill yang menyebut bahwa dalam politik, orang bisa mati berkali-kali.

Sehingga, Budiman menilai kutipan tersebut cocok dengan kondisi yang dialaminya saat ini.

Lebih lanjut, Budiman juga turut mengomentari pernyataan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri terkait manuvernya mendukung Prabowo layaknya tarian dansa.

Dirinya menganggap pernyataan Megawati adalah hal biasa dalam politik.

Budiman juga mengklaim bahwa Megawati masih memaklumi manuver politiknya dengan mendukung Prabowo sebagai capres.

Baca juga: Dianggap Langgar Rekomendasi DPP, DPD I Golkar Jambi Akan Beri Surat Peringatan ke Golkar Kota Jambi

"Orang menari, berdansa, orang gonta-ganti pasangan biasa dalam politik. Jadi apa yang saya lakukan di mata Bu Mega masih dianggap dalam batas-batas kewajaran."

"Dan saya harap, kunjungan saya ke PSI juga dalam batas-batas kewajaran," pungkasnya.

Budiman Sudjatmiko Sedih jika Dipecat PDIP

Pada kesempatan yang sama seusai acara, Budiman juga merasa berkabung dan bersedih jika dipecat dari partai berlambang banteng tersebut.

Memang, PDIP sudah memberikan dua opsi kepada Budiman yaitu mengundurkan diri atau dipecat sebagai kader.

Alhasil, Budiman mengaku bakal tidak akan menjadi anggota partai manapun jika memang dirinya dipecat dari PDIP.

"Saya mungkin akan mempertimbangkan jomlo dulu. Ya ibaratnya orang baru kehilangan pasangan hidup, harus melewati masa berkabung yang lama. Pasti kan berkabung dong," ujar Budiman dikutip dari Kompas.com.

Budiman pun mengenang, dirinya sudah ikut kampanye bersama PDI-P sejak masih kelas 6 SD.

Maka dari itu, dirinya pasti berkabung jika dipecat PDI-P.

"Gimana enggak berkabung? Saya ini sudah kampanye PDI sejak 6 SD. Kelas 6 SD ikut kampanye PDI soalnya, belum PDI Perjuangan, masih ikon segi lima. Keluarga saya juga keluarga PNI dari dulu," tuturnya.

Dia mengatakan, ketika dipecat dari PDI-P, Budiman akan tetap berpolitik.

Hanya saja, Budiman memastikan akan menjomlo dulu hingga beberapa waktu tanpa bergabung dengan partai politik mana pun.

"Nanti setelah itu kita lihat, apakah barangkali setelah beberapa tahun kesalahan saya diampuni, saya bisa daftar lagi (ke PDI-P). Kalau enggak diterima, ya bisa jadi bisa masuk PSI mungkin salah satunya," jelas Budiman.

Sementara itu, Budiman menyebut Gerindra merupakan salah satu opsi partai yang menjadi tempat berlabuhnya selanjutnya.

Namun, lagi-lagi Budiman mengingatkan bahwa dirinya akan menjomblo dalam waktu yang lama.

"Ya itu (Gerindra) juga menjadi salah satu opsi. Tapi pastinya itu setelah melewati masa jomlo yang cukup lama," imbuhnya.

Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News

Baca juga: Ammar Zoni Stres Berat di Penjara, Tak Sanggup Berpisah dengan Irish Bella dan Anaknya

Baca juga: Beredar Video Penggerebekan Suami ke Istrinya yang Diduga Selingkuh, Terjadi di Kuala Tungkal Jambi

Baca juga: Sejumlah Traffic Cone Meleyot di Semarang, Normal day Semarang kah

Baca juga: Prediksi Skor Molde vs Galatasaray di Playoff Liga Champions Malam Ini - 02.00 WIB

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved