Sindikat Jual Ginjal Ditangkap

Polisi Tangkap Sindikat Jual Ginjal di Palembang, Ini Penjelasan IDI Soal Donor Organ Tubuh

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Palembang merespon soal penangkapan sindikat jual ginjal oleh polisi di Palembang, Sumatera Selatan beberapa waktu lalu.

Editor: Darwin Sijabat
Ist/ Kolase Tribun Jambi
Ilustrasi - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Palembang merespon soal penangkapan sindikat jual ginjal oleh polisi di Palembang, Sumatera Selatan beberapa waktu lalu. 

TRIBUNJAMBI.COM - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Palembang merespon soal penangkapan sindikat jual ginjal oleh polisi di Palembang, Sumatera Selatan beberapa waktu lalu.

Penangkapan itu dilakukan oleh jaringan internasional oleh tim gabungan Mabes Polri dan Polda Metro Jaya.

Ketua IDI Kota Palembang, Dr dr Zulkhair Ali SpPD menegaskan bahwa donor organ tubuh ke orang lain tidak boleh dijual belikan.

Maka, jika seorang donor harus benar-benar ikhlas. 

"Intinya, semua yang ingin jadi donor, harus dipastikan tidak ada proses jual beli," kata Zulkhair, Sabtu (22/7/2023).

Menurut Zulkhair, siapapun yang mau menjadi pendonor dianjurkan dari keluarganya sendiri.

Hal itu agar proses pendonoran dilakukan dengan ikhlas.

"Karena itu lebih dianjurkan yang jadi donor adalah keluarga pasien, sehingga mau memberikan donor dengan ikhlas," paparnya.

Baca juga: Kata Warga Soal Sindikat Jual Ginjal Ditangkap Polisi di Palembang Viral: Pakai Jaket Ojol

Baca juga: Anies Baswedan Disebut Kebingunan Lantaran Banyak Figur Tolak Jadi Cawapres, Ini Respon Nasdem

Baca juga: Update Pengantin Baru Hilang di Palembang Usai 10 Hari Nikah, Vera Chat Ibunda: Ngeri Aku

Zulkhair menambahkan bahwa proses donor juga harus melalui tahapan ketat dari pihak medis.

Sehingga tidak berdampak kesehatan bagi pendonor kedepan.

"Ada pemeriksaan ketat bagi donor, sehingga tidak berdampak yang bersangkutan ke depan. Jadi donor harus betul sehat sehingga tidak berdampak negatif bagi yang bersangkutan, juga proses advokasi dengan psikiater/psikolog/rohaniawan dan sebagainya, " tegasnya.

Sebelumnya, tim gabungan dari Polda Metro Jaya dan Mabes Polri menangkap 12 tersangka sindikat jual beli ginjal jaringan internasional.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi mengatakan, 12 orang tersebut menjual ginjal ke Kamboja.

Mereka mempunyai peran masing-masing untuk melancarkan aksinya.

"Dari 12 tersangka ini, 10 merupakan bagian daripada sindikat, di mana dari 10 orang, sembilan adalah mantan donor. Kemudian, ini ada koordinator secara keseluruhan, atas nama tersangka H, ini menghubungkan Indonesia dan Kamboja," kata Hengki di Gedung Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Kamis (20/7/2023).

Selain itu, aparat juga menangkap pelaku yang mengurus paspor serta akomodasi para korban.

Warga: Terduga Pelaku Pake Jaket Ojol

Terduga pelaku sindikat jual ginjal yang ditangkap di Palembang, Sumatera Selatan menggunakan jaket ojek online (Ojol).

Baca juga: Sindikat Jual Ginjal Ditangkap di Palembang, Warga tak Kenal Meski Viral, Ini Incarannya

Video penangkapan anggota sindikat jaringan internasional itu viral di media sosial.

Untuk diketahui bahwa penangkapan tersebut berada di jalan Macan Lindungan, Kelurahan Bukit Baru Kecamatan Ilir Barat I.

Ternyata dari penelusuran, penangkapan tersebut terjadi sudah kurang lebih satu bulan lalu.

Hal itu berdasarkan pengakuan warga yang pada saat kejadian dia sempat melihat dari kejauhan namun enggan disebutkan namanya.

Kendatipun dia lupa waktu tanggal tepatnya peristiwa penangkapan sindikat jual ginjal di Palembang itu terjadi, namun dia masih ingat kejadian tersebut.

"Jadi pas kejadian itu ponakan saya baru pulang kerja sebagai ojek online nah terus mampirlah dia ini ke rumah terus bilang ke saya 'mang lihatlah itu ada driver kena tangkap sepertinya narkoba," ceritanya.

Warga ini pada saat kejadian sedang jaga malam di salah satu gudang bangunan yang lokasinya tak jauh dari TKP.

Setelah mendengar hal itu, maka muncullah rasa penasaran dari salah satu warga ini sehingga dia mengecek keadaan di luar rumahnya.

Ternyata pada saat dia keluar, dia melihat di lokasi TKP ternyata sudah ramai orang.

Baca juga: Suami Pengantin Ditinggal 10 Hari Nikah Bantah Pelit dan Kasar, Kini Sutanto Tak Berharap Vera

"Pas saya lihat itu banyak anggota yang masih muda-muda, mereka bawa senjata dan yang ditangkap ini pakai jaket driver ojek online di mana pada saat itu posisinya dia sedang menelepon," ceritanya.

Saat driver itu sedang menelepon tiba-tiba dari arah pasar datanglah dua mobil pribadi yang memepet pelaku itu di pinggir jalan.

"Dia langsung dicengkeram, dan pas saya lihat udah banyak anggota jadi saya pikir yaudah lah kan makanya saya tinggal, karena kita ngga tahu menahu," bebernya.

Lalu setelah dia masuk datanglah lagi keponakannya, dan memberitahukan padanya bahwa ada warga yang kena tangkap.

"Kejadian pas di situ itu sekitar 15 sampai 20 menitan, kondisinya memang ramai. Awalnya yang turun dari mobil itu empat orang terus nambah lagi rame," katanya.

Menurutnya bahwa ada salah satu warga yang mencoba bertanya pada anggota polisi yang ada di tempat tersebut, namun justru diminta pergi oleh anggota tersebut.

"Jadi ada yang tanya ke anggota itu ada apa, tapi sama anggota itu disahut dah 'bukan urusan kamu, kami ini anggota'. Terus dia pergi," bebernya

Setelah kejadian itu sekitar 20 menit, para anggota bersama diduga pelaku itu lantas pergi meninggalkan lokasi.

"Kejadian tersebut malam, sekitar pukul setengah 10, dan yang nangkep itu ada 10 orang lebih, pakaian yang nangkep itu pakaian preman dan memakai mobil pribadi yang ceper itu," katanya.

Pada saat warga ini melihat pun, dia sama sekali tidak mengenali para anggota yang membawa senjata pistol biasa itu dan anggota itu terlihat asing dan tak pernah dia temui.

Baca juga: Inter Milan Lagi-lagi Tolak Tawaran Klub Jerman Wolfsburg untuk Robin Gosens

Menurutnya dia tak terlalu melihat wajah pelaku. Saat diperlihatkan gambar yang beredar oleh Tribun, warga ini tidak mengenalnya sama sekali.

Dia juga pada saat dua bulan lalu sempat bertanya pada ponakannya namun dia juga tidak mengenalinya sama sekali.

Incar kelompok ekonomi rentan

Hengki menuturkan, para tersangka selalu mengincar korban yang tergolong kelompok ekonomi rentan.

Mayoritas korban adalah orang-orang yang terdesak secara ekonomi imbas diterpa pandemi Covid-19.

"Kami perlu sampaikan bahwa tindak pidana saat ini, terkait dengan tindak pidana perdagangan orang yang meliputi perekrutan, pengangkutan, penampungan, pemindahan, termasuk dengan memanfaatkan posisi rentan dengan tujuan eksploitasi," ucap Hengki.

Korban memiliki latar belakang berbeda.

Hengki memerinci, para korban itu ada yang berprofesi sebagai pedagang hingga seorang lulusan strata-2 yang tidak bekerja.

"Profesi korban ini ada pedagang, ada guru privat, bahkan calon donor ini ada yang S2 dari universitas ternama, karena tidak ada kerjaan dari dampak pandemi (Covid-19) ini," ungkap Hengki.

Baca juga: Dua Remaja yang Nekat Merampok Sopir Taksi Online di Cianjur Penyuka Sesama Jenis, Ini Pengakuannya

"Kemudian juga ada buruh, sekuriti, dan sebagainya. Jadi, motifnya sebagian besar adalah ekonomi dan posisi rentan ini dimanfaatkan oleh sindikat ini," jelas dia.

Adapun para korban didapatkan oleh para pelaku melalui media sosial Facebook.

Hengki menyebutkan, ada dua akun grup komunitas yang dikendalikan oleh tersangka.

Dua grup itu yakni "Donor Ginjal Indonesia" dan "Donor Ginjal Luar Negeri".

"Di sini ada yang spesifik ternyata dari donor berubah jadi perekrut, kemudian dijanjikan uang Rp 135 juta masing-masing apabila selesai melaksanakan transplantasi ginjal di Kamboja sana," ujar Hengki.

Rp 200 juta untuk satu ginjal, tapi dipotong Rp 65 juta

Setelah menangkap 12 tersangka, polisi pun mengetahui harga satu ginjal yang diambil dari para korban.

Hengki menyebutkan, korban sebenarnya mendapat uang Rp 200 juta.

Namun, uang itu dipotong Rp 65 juta oleh tersangka sebagai biaya ganti akomodasi, penggantian paspor, dan biaya rumah sakit selama proses pengangkatan ginjal berlangsung.

"Rp 135 juta dibayar ke donor, sindikat terima uang Rp 65 juta untuk setiap satu orang," tutur Hengki.

"Menurut keterangan para donor, penerima ginjal-ginjal itu juga berasal dari berbagai negara, yakni India, China, Malaysia, dan Singapura," imbuh dia.

Oknum Polisi Terlibat

Selain D, total 12 tersangka yang terlibat dalam jaringan internasional penjualan organ ginjal manusia ke Kamboja.

Satu diantara mereka adalah oknum polisi berinisial Aipda M. 

"Dia ini anggota yang berusaha mencegah, merintangi, baik langsung atau tidak langsung proses penyidikan yang dilakukan tim gabungan, yaitu dengan cara menyuruh membuang HP, berpindah-pindah tempat, pada intinya adalah menghindari pengejaran dari pihak kepolisian," jelas Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi di Gedung Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Kamis (20/7/2023).

Aipda M diketahui menerima uang total Rp 612 juta atas perannya itu.

Tak hanya melibatkan oknum polisi, jual beli ginjal yang dijual Kamboja itu pula melibatkan oknum imigrasi.

Oknum petugas imigrasi itu berinisial HA.

HA berperan memalsukan surat rekomendasi perjalanan ke luar negeri untuk para korban.

HA diketahui menerima uang Rp 3,2 juta-Rp 3,5 juta untuk setiap korban yang berangkat ke Kamboja.

"Keberangkatan ke luar negeri, ternyata mereka memalsukan rekomendasi dari beberapa perusahaan seolah-olah akan family gathering ke luar negeri," kata Hengki.

"Apabila ditanya petugas imigrasi akan ke mana, family gathering, ini surat rekomendasi. Ini ada dua perusahaan yang dipalsukan oleh kelompok ini, seolah-olah akan family gathering, termasuk stempelnya (dipalsukan)," sambung dia.

Hengky merincikan, 12 orang tersebut mempunyai peran masing-masing untuk melancarkan aksinya.

"Dari 12 tersangka ini, 10 merupakan bagian daripada sindikat, di mana dari 10 orang, sembilan adalah mantan donor. Kemudian, ini ada koordinator secara keseluruhan, atas nama tersangka H, ini menghubungkan Indonesia dan Kamboja," kata Hengki 

Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News

Baca juga: Sinopsis King The Land Episode 11, Go Won dan Sa Rang Kepergok

Baca juga: Air Terjun Telun Sungai Merah, Keindahan Tersembunyi di Desa Tambak Sari Batang Asai

Baca juga: 3 Pemain Pinjaman Arsenal Langsung Debut Beberapa Hari Setelah Penandatanganan

Artikel ini diolah dari TribunSumsel.com

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved