Harga Sawit Jambi

Harga Sawit dan Karet di Jambi, TBS di Level Rp 2.093 Sementara Karet Hanya Rp 8.000 per Kg

Harga sawit dan karet di Jambi berbeda jauh. Dalam tiga tahun, harga karet terjun bebas dan belum juga naik. Sementara harga kelapa sawit stabil.

Editor: Suci Rahayu PK
Kolase Tribunjambi.com
Ilustrasi petani kelapa sawit dan karet 

TRIBUNJAMBI.COM - Harga kelapa sawit di Jambi periode 16-22 Juni 2023.

Periode ini, harga sawit di Jambi yang ditetapkan Dinas Perkebunan Provinsi Jambi dan pihak terkait, terpantau turun.

Dari data yang diterima Tribunjambi.com, harga sawit tertinggi periode ini Rp 2.093,87 per Kg.

Sementara harga rata-rata CPO Rp 9.462,61, harga rata-rata inti sawit Rp 4.617,56.

Dan Indeks K hasil analisa tim penetapan harga TBS pada 15 Juni 2023 sebesar 90,53 persen.

Secara terperinci, berikut harga sawit di Jambi periode 16-22 Juni 2023 berdasarkan umur kelapa sawit:

Harga kelapa sawit umur 3 tahun Rp 1.651,55, harga sawit umur 4 tahun Rp 1.747,01, harga sawit umur 5 tahun Rp 1.828,67.

Baca juga: BREAKING NEWS Hujan Deras, Perumahan Mawar Asri di Simpang Rimbo Kebanjiran

Baca juga: Mantan Kades Diduga Nikahi 4 Istri dan Foya-foya Pakai Dana Desa,  Jumlahnya Hingga 988 Juta

Harga kelapa sawit umur 6 tahun Rp 1.906,05, harga sawit umur 7 tahun 1.954,34, harga sawit umur 8 tahun Rp 1.994,44.

Harga kelapa sawit umur 9 tahun Rp 2.034,64, harga sawit umur 10-20 tahun Rp 2.093,87.

Harga sawit umur 21-24 tahun Rp 2.028,38 dan harga sawit umur 25 tahun ke atas Rp 1.930,76 per Kg.

Harga kelapa sawit di atas berlaku di tingkat pabrik dan sementara harga di tingkat petani kelapa sawit mandiri bisa berbeda.

Harga Karet

Selama tiga tahun, kebun karet itu dibiarkan saja, tidak dipanen.

Petani karet Jambi banyak beralih profesi menjadi buruh tani sawit, sopir batu bara dan penambang emas.

Kondisi itulah yang saat ini terjadi di kalangan petani/pekebun karet di Provinsi Jambi, Minggu (18/6/2023).

Harga karet yang tidak sesuai harapan, membuat Andika (36), pemilik kebun karet seluas 2 hektare di Desa Bukit Kemang, Kecamatan Tanah Tumbuh, Kabupaten Bungo, tidak lagi menugaskan penyadap untuk memanen pohon karetnya sejak tiga tahun terakhir.

Itu lantaran harga karet getah di Provinsi Jambi, khususnya di Kabupaten Bungo, tidak kunjung naik.

Harga karet hanya bertahan di Rp8.000-Rp9.000 per kilogram.

Padahal, angka yang diharapkan petani untuk bisa memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga yaitu Rp12.000 per kilogram.

Andika bercerita harga karet sudah lama tidak mengalami perubahan. Itu yang membuat kebun karet miliknya tidak lagi disadap dan rencananya akan diubah jadi kebun kelapa sawit.

"Sayo berencana memang mau beralih ke kelapa sawit, cuma masih berproses, tidak langsung ditumbangkan semua pohon. Rencananya mau ditanam di antara pohon karet, setelah sawit besar baru ditumbangkan," tutur Andika pada Tribun Jambi.

Baca juga: Pengamat Sebut Demokrat Galau, Jika Mau Usung Ganjar Pranowo Lebih Berpeluang Menang di Pemilu 2024

Baca juga: Prediksi Skor Israel vs Andorra, Cek H2h dan Statistik Kedua Tim, Kick Off 01.45 WIB

Rencana mengubah kebun karet ke kebun kelapa sawit, sudah mulai dilakukan Andika secara bertahap.

Setidaknya satu tahun lalu, dia sudah menyelipkan bibit kelapa sawit di antara karet seluas 1 hektare.

"Ada yang sudah ditanam sejak tahun lalu, ada yang belum ditanam. Masih sayang mau ditumbangkan semua, karena sebenarnya karetnya itu masih bagus," ujarnya.

Dia menerangkan, bila pohon karet miliknya disadap dalam satu kali timbang satu minggu, bisa mendapatkan uang mencapai Rp900 ribu rupiah, belum termasuk upah penyadap dan tauke.

"Tapi kebun sayo sudah tidak ado yang motong (menyadap) karet, jadi tidak menghasilkan tidak sesuai dengan harga keperluan sehari-hari. Dan para penyadap jadi malas mau kerja memilih cari kerjo lain," terangnya.

Program Replanting

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jambi ditargetkan 10.000 hektare sawit untuk dilakukan program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) dari Kementerian Pertanian.

Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jambi Agusrizal menyampaikan target tersebut terbagi dalam 11 kabupaten dan kota.

Pihaknya sudah mengajukan rekomendasi dari provinsi ke Kementerian Pertanian seluas 6.000 hektare.

“Usulan yang masuk ke kita sudah 14.000 hektare. Untuk yang kita ajukan baru 6.000 hektare sudah sampai di Jakarta, tinggal percepatan pencairan saja,” katanya Agusrizal pada Rabu (7/6/2023).

Usulan yang masuk dari kabupaten dan kota bervariasi mulai 1.000 sampai 2.000 hektare.

“Terbanyak di Muaro Jambi 2.000 hektare. Memang masing daerah juga diberi target seluas 1.500 - 2.000 hektare,” tambahnya.

Ia mengatakan jika target tersebut tercapai maka anggarannya yang dibutuhkan mencapai Rp300 miliar yang langsung diberikan ke kelompok tani.

“Saya mohon agar dipercepat pencairan dari BPDPKS. Karena ada perjanjian tiga pihak langsung dari kelompok taninya supaya replanting ini cepat dilaksanakan,” pungkasnya.

 

Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News

Baca juga: Hujan Sejak Senin Pagi, Perumahan Mawar Asri Simpang Rimbo Terendam Banjir

Baca juga: Prediksi Skor Israel vs Andorra, Cek H2h dan Statistik Kedua Tim, Kick Off 01.45 WIB

Baca juga: Pengamat Sebut Demokrat Galau, Jika Mau Usung Ganjar Pranowo Lebih Berpeluang Menang di Pemilu 2024

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved