Sosial

Efek Polusi Udara pada Kesehatan Kulit

Dr. Arini Astasari Widodo, MS, SpKK, menekankan pentingnya meningkatkan kesadaran tentang potensi bahaya yang dapat ditimbulkan pada tubuh dan kulit.

Penulis: tribunjambi | Editor: Hendri Dunan
Tribun Jambi/Nurlailis
Naavagreen menawarkan perawatan terbaru yaitu red and blue bio light therapy (Bio LAT) yang memanfaatkan energi cahaya untuk kesehatan kulit. 

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - TINGKAT polusi udara yang tinggi memiliki dampak negatif yang signifikan pada kesehatan kulit.

Dokter spesialias kulit Dr. Arini Astasari Widodo, MS, SpKK, menekankan pentingnya meningkatkan kesadaran tentang potensi bahaya yang dapat ditimbulkan oleh polusi terhadap organ penting pada tubuh dan kulit, yang merupakan organ terluas dan terluar.

"Kulit merupakan barrier pertama dari tubuh kita yang akan terkena dampak polusi yang pertama," katanya, Rabu (14/6).

Berikut efek polusi udara yang bisa merugikan kesehatan kulit.

1. Memicu Stres Oksidatif

Partikulat zat halus misalnya, dapat menembus jauh ke dalam kulit, memicu stres oksidatif dan peradangan. Partikel-partikel polutan yang terdapat dalam udara dapat menyebabkan masalah kulit seperti peradangan, iritasi, dan munculnya berbagai jenis gangguan kesehatan kulit.

Dokter yang merupakan konsultan medis dari Dermalogia Klinik ini menjelaskan kulit yang terpapar dengan polutan seperti partikel debu, gas buang kendaraan bermotor, dan polutan industri dapat mengalami peningkatan kekeringan, peradangan, dan kepekaan yang mengarah pada munculnya eksaserbasi pada pasien yang telah memiliki riwayat penyakit kulit sebelumnya karena peningkatan sensitivitas kulit, dan memperburuk kondisi kulit yang sudah ada seperti jerawat, eksim, dan rosacea.

2. Meningkatkan Risiko Perubahan Pigmentasi

Paparan yang terus-menerus terhadap polusi udara juga dapat menyebabkan peningkatan risiko perubahan pigmentasi kulit, seperti hiperpigmentasi atau peningkatan produksi melanin.

3. Menghalangi Fungsi Alami Kulit

Paparan polutan seperti hidrokarbon aromatik polisiklik (PAH) dan senyawa organik volatil (VOC) dapat mengganggu fungsi penghalang alami kulit.

4. Tingkatkan Risiko Penuaan Dini

Kualitas udara yang buruk juga berkontribusi pada peningkatan risiko penuaan dini dan kerusakan kulit. Polutan udara, seperti partikel halus (PM2.5) dan polutan oksidatif, dapat merusak kolagen dan elastin dalam kulit, menyebabkan keriput, garis halus, dan kehilangan kekencangan kulit.

Itulah kenapa publik dan pemerintah berinisiatif dalam menangani masalah-masalah kulit terkait polusi. Mendorong pengurangan emisi dan regulasi yang lebih ketat terhadap polutan industri dapat membantu mengurangi dampak merugikan polusi terhadap kesehatan lingkungan dan kulit.

"Sangat penting untuk memahami bahwa polusi tidak hanya mempengaruhi lingkungan kita, tetapi juga memberi dampak buruk pada kesehatan dan penampilan kulit kita," harap Dosen dan peneliti Fakultas Kedokteran UKRIDA - Departemen Kulit ini. (tribunnews.com)

Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved