Eks TKI Bawa Anak Majikan ke Indonesia

Perwakilan Pemerintah Taiwan TETO akan Datangi Siti TKI dan Cari Keberadaan Keluarga Sha Wang

Pihak imigrasi dan Perwakilan Pemerintah Taiwan bernama The Taipei Economics and Trade Office (TETO) mulai turun tangan untuk membantu urusan

Penulis: Fifi Suryani | Editor: Fifi Suryani
Kolase
Perwakilan Pemerintah Taiwan akan datangi Siti Eks TKI Aisah dan Cari keberadaan keluarga Sha Wang. Tampak Siti tengah menyuapi Sha Wang. 

TRIBUNJAMBI.COM - Pihak imigrasi dan Perwakilan Pemerintah Taiwan bernama The Taipei Economics and Trade Office (TETO) mulai turun tangan untuk membantu urusan Siau Huang atau Sha Wang (26), warga Taiwan penyandang disabilitas yang sekarang tinggal di Karawang Jawa Barat.

Sha Wang dibawa pulang oleh Siti TKI ke Karawang tahun 2019 lalu, atas permintaan ayah Sha Wang saat itu.

Sampainya informasi tentang Sha Wang ke TETO ini berkat Aktivis TKW Faisal Soh yang tak lelah menyuarakan nasib Sha Wang ke publik hingga sudah berjalan sejauh ini.

Siti TKI sebagai orang paling berjasa dalam hidup Sha Wang sekarang ini juga lega. Sebab, ada kemungkinan nasib anak majikannya yang ingin diadopsinya sebagai anaknya itu akan membaik.

Harapannya agar bisa dipertemukan dengan keluarga Sha Wang tampaknya akan segera terwujud. Sebab pihak TETO akan mencari keberadaan keluarga Sha Wang untuk melakukan mediasi terkait nasib anak disabilitas tersebut.

Baca juga: Viral di TikTok, Kisah Siti yang Bawa & Rawat Anak Majikan yang Disabilitas dari Taiwan ke Indonesia

Mengutip dari TribunJabar.id, pihak Imigrasi Karawang telah menjalin komunikasi dengan TETO terkait keberadaan Sha Wang di Indonesia saat ini.

Hasil dari komunikasi tersebut, TETO akan mendatangi keluarga Siti TKI. Selanjutnya mencari keberadaan keluarga Sha Wang di Taiwan.

"Tetapi kita masih menunggu dari hasil TETO, " kata Barlian Gunawan, Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Karawang.

Artis yang turut membantu menemukan kejelasan nasib Sha Wang, Uya Kuya juga menyampaikan informasi yang sama.

Uya Kuya belum lama ini telah melakukan komunikasi dengan Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) Taipei.

Selanjutnya, mendapat kabar dari KDEI Taipei, pihak TETO akan melakukan mediasi dengan menghubungi keluarga Sha Wang yang ada di Taiwan.

Namun, Uya Kuta memprediksi kemungkinan besar Sha Wang akan diambil alih oleh Pemerintah Taiwan.

"Nanti kalau sampai dia telepon, otomatis akan diambilalih masalah ini sama Pemerintah Taiwan," jelas Uya Kuya.

Tak didenda

Kisah Siti bawa dan rawat anak mantan majikannya di Taiwan yang disabilitas, tampak Siti bersama Huang di kediamannya di Karawang Jawa Barat.
Kisah Siti bawa dan rawat anak mantan majikannya di Taiwan yang disabilitas, tampak Siti bersama Huang di kediamannya di Karawang Jawa Barat. (Tribun Bekasi/Muhammad Azzam)

Ada kabar baik lainnya bagi Siti TKI dan Sha Wang, meski telah mengalami overstay di Indonesia, ia tidak akan dikenakan denda.

Pihak Imigrasi Karawang menyampaikan, Sha Wang sudah overstay selama 3 tahun 10 bulan di Indonesia. Pemuda disabilitas itu datang ke Indonesia tanggal 06 Juni 2019 dengan menggunakan Bebas Visa Kunjungan (BVK).

Sejak saat itu, Sha Wang tidak pernah melakukan izin perpanjangan.

Sesuai ketentuan, apabila telah overstay lebih dari enam bulan Imigrasi akan mendeportasi dan memasukannya ke dalam daftar cekal.

Pihak Imigrasi telah mengetahui perjalanan kisah hidup Siti TKI dan Sha Wang dari Siti maupun dari pemberitaan.

Sehingga dalam kasus ini, Sha Wang tak dikenakan denda meski telah overstay.

Sementara Siti Asah, TKI Taiwan yang membawa pulang anak majikannya ke Indonesia mengaku tak sanggup dipisahkan dengan Sha Wang (26).

Ingin adopsi Sha Wang

Siti Eks TKI Taiwan masih belum rela berpisah dengan anak disabilitas majikannya, Sha Wang. Sebab sudah 10 tahun ia merawat Sha Wang, enam tahun di Taiwan dan empat tahun terakhir tinggal bersama Siti di Karawang Indonesia.

Alasan Siti enggan melepaskan Sha Wang ke Taiwan karena khawatir dengan masa depannya. Sha Wang tak punya keluarga yang mau mengurus, kendati ibu dan kakak kandungnya masih ada.

Sementara jika diurus pengurus baru, Siti khawatir tak bisa menyayangi Sha Wang dengan tulus, mengingat anak disabilitas itu membutuhkan perhatian ekstra.

Sha Wang juga tak bisa cepat akrab dengan orang lain sehingga dikhawatirkan akan sulit mendapat pengurus baru.

Siti juga sudah amat menyayangi Sha Wang dan menganggapnya sebagai anak sendiri.

Begitupun dengan keluarga Siti lainnya, termasuk suami dan anak-anak kandung Siti yang telah menerima Sha Wang sebagai bagian dari mereka.

Namun sayangnya, untuk mengadopsi anak dari warga negara yang berbeda tak semudah yang diharapkan. Banyak proses yang harus dilewati, termasuk mendapat izin dari orang tua kandung Sha Wang.

Mendengar keteguhan Siti untuk mengadopsi anak majikan, Uya Kuya mengutarakan jika akan membantu untuk mengurus prosesnya.

Jika Sha Wang tetap harus ke Taiwan, Uya Kuya berharap ia jatuh di tangan orang yang tepat.

Viralnya informasi tentang Siti yang membawa dan merawat anak mantan majikannya berawal dari video yang diunggah Siti Aisah (37), eks TKW di Taiwan yang di TikTok.

Siti memvideokan kondisi anak mantan majikannya, Siau Huang (26) yang sedang sakit hingga dilarikan ke IGD rumah sakit di Karawang.

Sejak Siti kembali ke Indonesia tahun 2019, ayah Siau Huang meminta ia tetap merawatnya dan memperpanjang kontrak Siti.

Namun Siti menolak karena harus merawat tiga anaknya sendiri di Desa Kamojing, Kecamatan Cikampek, Kabupaten Karawang.

Dilansir tribunbekasi.com, Siau Huang dibawa Siti Aisah ke Indonesia saat kontrak kerjanya habis.

Siti Aisah mengungkapkan keinginannya menjadikan Siau Huang sebagai anaknya karena khawatir jika dikembalikan kepada keluarganya ia tidak dirawat dan ditangani dengan baik.

Apalagi Siti Aisah telah merawat Siau Huang sejak tahun 2013 saat Huang berusia 16 tahun hingga sekarang.

"Kalau saya misal anak ini dikembalikan ke keluarganya engga mau, karena tahu gimana perlakuannya kan selama saya rawat di sana juga," kata Siti.

Siti menyebut bisa merelakan Siau Huang kembali ke Taiwan asalkan dirawat di panti asuhan khusus yang bisa merawat dan menanganinya dengan baik.

Walau tak dipungkirinya sangat berat melepas Siau Huang karena sudah memiliki kedekatan dan sudah dianggapnya sebagai anak sendiri.

"Apalagi melihat rasa sayang ayahnya dan mempercayakan ke saya mengurus Huang karena kan ya tahu perlakukan istri dan anak atau kakak Huang itu," ungkapnya.

Ada keinginan Siti Aisah mengadopsi dan menjadikan Huang sebagai anak dan menjadi warga negara Indonesia (WNI).

"Mau ya tinggal di sini saja, karena saya ingat amanah. Juga keluarga saya, anak-anak saya juga sudah dekat dengan Huang ini. Apalagi anak saya yang kecil, suka nangis kalau bilang Huang mau dibawa orang," beber dia.

Kisah Siti membawa pulang anak majikannya viral di media sosial.

Siti mengungkapkan kronologi lengkap dan alasan mengapa dirinya rela merawat anak majikannya dan dibawa ke Indonesia.

Ia menceritakan, mulanya ia bekerja di Taiwan sebagai pengasuh anak pada tahun 2013.

Siti bertugas mengasuh anak majikannya yang sakit dan menyandang disabilitas bernama Siau Huang.

Saat dirawat Siti kondisi Siau jauh lebih baik. Sehingga saat ia habis kontrak, orangtuanya khususnya ayah Huang ingin Siti tetap bekerja dan memperpanjang kontraknya.

Akan tetapi, Siti tidak bisa karena ia memiliki tiga orang anak di Karawang.

"Saya bilang enggak bisa perpanjang, lalu akhirnya dicari pengasuh lain. Ada sampai tujuh orang tapi tidak cocok dan tidak ada yang mau," beber dia.

Sampai akhirnya ayahnya Siau Huang meminta agar ikut dengan Siti ke Indonesia dan merawat anaknya tersebut.

Siti juga menyetujui usulan itu karena tidak tega melihat kondisi Huang dan khawatir bila ditinggal.

Apalagi sebut Siti, selama ini perlakuan ibu dan kakaknya tidak menyukai Huang dan berlaku kasar. Karena kondisinya yang cacat fisik dan sakit down syndrome.

"Maka saat dibawa ke Indonesia, kakaknya ikut antar sampai ke rumah. Tapi ayahnya engga karena kan kondisinya sudah tua dan sakit juga," beber Siti.

Siti kembali ke Indonesia sejak 2019. Selama dua tahun, pihak keluarga Huang masih mengirim uang buat biaya pengobatan dan kebutuhan sehari-hari.

Akan tetapi, sejak ayah Huang meninggal sudah tidak pernah mengirimkan lagi uang buat kebutuhannya.

"Dua tahun terakhir sudah tidak kirim uang lagi, bahkan sudah tidak komunikasi lagi," ucapnya.

Untungnya, kata Siti, saat kembali pulang dirinya membuka usaha berjualan warung kelontong dan sembako.

Dari sana, Siti bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari Huang. Setiap bulan buat berobat dan sehari-hari butuh sekitar Rp3 juta.

"Kita cukup-cukupi saja, walaupun bagaimana ya saya juga kan punya anak tiga," ucapnya.

Puncaknya saat Huang sakit hingga dilarikan ke IGD rumah sakit. Saat itulah Siti memvideokannya dan mengunggahnya ke akun Tiktok.

Niat awalnya hanya untuk keluarga Huang tahu tentang kondisinya. Tapi, ia tak menyangka bisa menjadi viral. Hingga menjadi perhatian seorang aktivis TKW Faisal Soh dan menjadi viral di Tiktok dan YouTube.

"Engga ada niat buat viral awalnya, engga menyangka juga. Videonya yang saya unggah aja kan cuman berapa detik aja, cuman banyak komen dan tag koh Faisal itu," beber dia.

Siti berharap, agar keluarga menghubungi Huang yang sekarang usianya sudah 26 tahun. Dia menyebut tak mempermasalahkan meski keluarga Huang tidak mengirim uang.

Dia hanya ingin keluarga Huang memperhatikan anaknya, khususnya ibu dan kakaknya kepada Huang.

"Coba kalian tengok anak ini, kasihan. Ya walaupun engga kirim engga apa-apa. Tapi coba tanya kabarnya bagaimana, sekarang ini tidak peduli gitu," paparnya.

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved