Terduga Teroris Diamankan di Surabaya

Fakta Densus 88 Tangkap Terduga Teroris di Surabaya, Pernah Diamankan 17 Tahun Silam

ABU (55), terduga teroris yang diamankan Densus 88 Mabes Polri di Surabaya, Jawa Timur pernah diamakan pada 17 tahun silam.

|
Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
Tribun Jatim/ Kolase Tribun Jambi
Terduga teroris diamankan di Surabaya 

TRIBUNJAMBI.COM - ABU (55), terduga teroris yang diamankan Densus 88 Mabes Polri di Surabaya, Jawa Timur pernah diamakan pada 17 tahun silam.

Fakta tersebut terungkap dari keterangan sang kakak ABU.

Dia diamankan di Jalan Kalimas Madya III Nyamplungan, Pabean Cantian, Surabaya.

ABU ditangkap anggota Densus 88 Mabes Polri, pada Jumat (2/6/2023) saat hendak bepergian menggunakan ojek online (ojol).

Penangkapan terhadap bapak lima anak itu dilakukan oleh anggota kepolisian tepat di depan gang utama permukiman rumahnya, atau di gapura depan bertuliskan Jalan Kalimas Madya III.

Setelah ABU diamankan, anggota kepolisian berjumlah lebih dari 25 orang melakukan penggeledahan dan penyitaan di dalam rumah ABU.

Kakak kedua ABU, S (58) mengatakan, adiknya ditangkap saat hendak mengantar pakaian untuk anak ABU yang sedang bersekolah di salah satu SD swasta di Surabaya.

"Dia mau ke pondok anaknya. Tapi kok baju gak balik. Naik ojol. Tapi saya curiga ojol itu intel," ujar S saat ditemui awak media di rumahnya, Sabtu (3/6/2023) malam.

Baca juga: Terduga Teroris Diamankan, Densus 88 Amankan Puluhan Buku dan Ada Karangan Abu Bakar Baasyir

Baca juga: Ganjar Pranowo ke Partai Pendukung dan Relawan: Ada 2 Kekuatan Besar untuk Menangkan Pilpres 2024

Anggota kepolisian melakukan penggeledahan dan penyitaan barang bukti sejumlah 43 buku dan sebuah alat panah beserta busurnya, dari dua kamar dan dua lemari di dalam rumah.

Mengenai buku-buku yang disita, S mengaku tidak mengetahui alasan anggota kepolisian menyita benda-benda berbentuk buku dan beberapa lembar dokumen.

Padahal, beberapa buku yang disita itu, ada juga milik pribadinya. Bukan milik sang adik.

"Enggak ngerti. Buku cerita-cerita yang dibawa, ya sudah. Campur. Satu lemari itu campur. Ada buku dia, ada buku saya. Iya kitab-kitab, ada lembaran-lembaran kertas apa enggak tahu. Saya lihat 5 biji, saya enggak tahu," jelasnya.

Kemudian, mengenai busur dan anak panahnya yang disita, S menegaskan, benda itu bukan senjata milik adiknya, melainkan alat olahraga di sekolah dari anak ABU atau keponakannya, yang memang sudah lama tidak terpakai.

"Panah itu, punya anaknya sekolah di AR (inisial sekolah). Di suruh gurunya. Ada (panah) yang plastik, tapi gak dibawa. Iya alat olahraga di sekolahan. Sudah enggak dipakai sejak lama. Ya 1 set itu," katanya.

S tak menampik bahwa adiknya ditangkap atas kasus dugaan tindakan terorisme.

Meskipun sejatinya, dirinya dan anggota keluarga yang lain juga tidak terlalu mengetahui detail aktivitas dari sang adik hingga akhirnya berujung berurusan dengan pihak berwajib.

"Enggak. Ada yang tanya, dari wakil RT. Teroris, katanya. Otak saya juga bingung. Orangnya (adik saya) juga gak kemana-mana kok. Kita enggak tahu. Tahun kemarin juga begitu (kasus tahun 2006 yang menimpa adiknya)," jelasnya.

Baca juga: Densus 88 Amankan Terduga Teroris di Surabaya Saat Naik Ojol

Namun, disinggung mengenai langkah hukum yang dilakukan oleh pihak keluarga atas kasus hukum yang menimpa ABU, dirinya memilih pasrah dan berserah diri kepada Tuhan.

"Gak ada," jelasnya.

Kasus hukum atas dugaan tindak pidana terorisme kali ini, menurut S merupakan kasus kedua yang menyeret adiknya, ABU.

Sekitar 17 tahun lalu, tepatnya tahun 2006 silam, adiknya pernah ditangkap atas dugaan keterlibatan aksi terorisme.

"Dibilang bebas, dimasukno (dimasukkan) di Malang. Enggak tahu menjalani apa. Tapi sudah bebas masih diawasi. Dibilang kasus sama," terangnya.

S mengaku tidak mengetahui pasti aktivitas apa yang dilakukan sang adik hingga akhirnya terseret kasus hukum dugaan tindak pidana terorisme sebanyak dua kali.

Setahu dia, adiknya memiliki aktivitas berkumpul dan mengaji secara berkala, bertempat di sebuah masjid yang berada dalam kawasan Sidotopo, Kenjeran, Surabaya.

Terkadang aktivitas berkumpul dan mengajinya itu berlangsung di luar Kota Surabaya.

S juga tidak tahu, kemana saja tujuan dan lokasi pengajian yang dilakukan sang adik dan kawan-kawannya.

"Dia memang ngaji. Kadang di Sidotopo (masjid). Kadang-kadang di luar kota. Tapi enggak ngerti. Luar kotanya kita enggak pernah tanya. Enggak tahu," katanya.

Baca juga: 6 Teroris Diamankan di Lampung DPO Sejak 2005 Afiliasi Jaringan JI, Kerap Rencanakan Serang Polisi

Mengenai pekerjaan dan penghasilan sang adik hingga bisa menghidupi istri dan kelima anaknya, S mengatakan, adiknya diketahui meracik teh herbal yang dijual di beberapa toko yang bersedia menjual produk buatannya.

Kemudian, ada juga produk obat-obatan herbal berbahan minyak zaitun.

Bahkan, kepiawaian meracik obat-obatan herbal itu, membuat sang adik sempat membuat produk cuka berbahan buah yang berkhasiat meningkatkan imunitas tubuh selama pandemi Covid-19 beberapa waktu lalu.

Produk herbal cuka buah buatan adiknya itu, ungkap S, dibagi-bagikan gratis pada para tetangga yang sakit ataupun kondisi imunitasnya menurun, pada saat pandemi Covid-19.

"Bikin teh herbal, dikirim. Sama ngajar. Iya teh herbal. Kadang kapsul. Minyak zaitun dicampur apa gitu. Sama jualan cuka. Kalau cuka buah itu, cuma-cuma. Waktu Covid dikasih ke orang cuma-cuma. Iya, kalau ada yang sakit, sembuh," pungkasnya.

Puluhan Buku Disita dan Ada Karangan Abu Bakar Baasyir

Puluhan buku diamankan Densus 88 Mabes Polri dari rumah terduga teroris di Surabaya, Jawa Timur.

Proses penggeledahan dan penyitaan tersebut berlangsung dalam kurun waktu hampir dua jam.

Sebelum jarum jam menunjukkan angka 12, sebagai tanda masuk ibadah salat Jumat, proses penggeledahan yang dimulai sejak pukul 9.30 WIB itu, rampung.

"Saya ditunjukkan surat perintah penggeledahan. Kemudian mereka bisa masuk ke dalam kamar," jelas ketua RT Setempat, Sabtu (3/6/2023).

Baca juga: Perdana, Ponpes Al-Mukmin Ngruki Gelar Upacara Hari Kemerdekaan, Abu Bakar Baasyir Sebut Bersyukur

Abri turut menyaksikan penggalian informasi selama dilibatkan oleh anggota kepolisian menyaksikan mekanisme penggeledahan tersebut.

Abri menyebutkan, anggota kepolisian menyita sekitar 43 buku yang bertemakan jihad, negara Islam, dan beberapa buku bacaan karangan Abu Bakar Baasyir.

Ia mengetahui tema buku-buku yang disita tersebut, karena sempat melihat sampul cover buku-buku tersebut, seusai digeledah dari beberapa sudut ruangan rumah ABU, seperti ruang kamar anak ABU dan area ruang tamu depan.

Buku-buku yang disita itu, dikemas dalam wadah plastik menyerupai karung berwarna hitam berukuran besar. Lalu diangkut dalam mobil anggota kepolisian.

"Saya baca judul-judulnya. Cover-covernya. Isinya itu, jihad negara Islam. Bukunya Abu Bakar Baasyir. Ada. Bareng kamar anaknya. Kemudian ke depan. Jadi (polisi menyita buku) dari kamar anaknya. Lalu ke depan, iya ruang tamu," ungkapnya.

Selain buku, lanjut Abri, anggota kepolisian juga mengamankan sebuah benda busur dan anah panahnya.

Sesuai pengamatannya di lokasi, hanya satu busur dan lima anak panah yang disita.

"Iya ada panah. Ujungnya memang sangat tajam. Itu juga kalau tidak salah diamankan," lanjutnya.

Selama kurun waktu dua jam dilakukan penggeledahan, tidak ada tindakan ofensif yang dilakukan anggota keluarga ABU.

Hanya saja saat anggota kepolisian mulai menyita dan membawa buku-buku tersebut, Abri mengungkapkan, kakak kedua ABU berinisial S meminta agar buku-buku tersebut segera dikembalikan jika urusan perkara hukum adiknya rampung.

Baca juga: Densus 88 Amankan 6 Terduga Teroris dari Lampung, Kapolda Imbau Masyarakat Waspada Terorisme

Pernyataan yang disampaikan oleh kakak ABU itu, juga didengar oleh anggota kepolisian. Dan beberapa orang anggota menyampaikan jawaban secara normatif.

Bahwa proses penyitaan yang dilakukan pihaknya merupakan bagian dari langkah hukum. Dan, benda-benda sitaan tersebut akan dikembalikan sesuai dengan prosedur hukum yang berlaku.

"(Perlawanan secara sporadis) Itu enggak ada. Iya hanya protes, 'ini buku beli, kalau sudah selesai mohon dikembalikan.' Polisinya bilang 'ya kami periksa kalau memang tidak terbukti kami kembali. Kalau terbukti ya kita lanjutkan,'" pungkasnya.

Sementara itu, kakak kedua ABU, S mengatakan, adiknya ditangkap anggota kepolisian saat hendak mengantar pakaian untuk anak ABU yang sedang bersekolah di salah satu SD swasta di Semampir, Surabaya.

ABU ditangkap saat dibonceng ojol (ojek online) yang dipesan oleh sang adik dari depan rumah. Dan disergap saat melintas keluar dari gapura depan gang permukiman rumahnya, berjarak kurang dari 50 meter.

"Dia mau ke pondok anaknya. Tapi kok baju gak balik. Naik ojol. Tapi saya curiga ojol itu intel," ujar S saat ditemui awak media di kediamannya, Sabtu (3/6/2023) malam.

Anggota kepolisian melakukan penggeledahan dan penyitaan barang bukti sejumlah 43 buku dan sebuah alat panah beserta busurnya, dari dua kamar dan dua lemari di dalam rumah.

Mengenai buku-buku yang disita, S mengaku tidak mengetahui, alasan anggota kepolisian menyita benda-benda berbentuk buku dan beberapa lembar dokumen. Padahal, beberapa buku yang disita itu, ada juga milik pribadinya. Bukan milik sang adik.

"Enggak ngerti. Buku cerita-cerita yang dibawa, ya sudah. Campur. Satu lemari itu campur. Ada buku dia, ada buku saya. Iya kitab-kitab, ada lembaran-lembaran kertas apa enggak tahu. Saya lihat 5 biji, saya enggak tahu," jelasnya.

Kemudian, mengenai busur dan anak panahnya yang disita, S menegaskan, benda itu bukan senjata milik adiknya, melainkan alat olahraga di sekolah dari anak ABU atau keponakannya, yang memang sudah lama tidak terpakai.

"Panah itu, punya anaknya sekolah di AR (inisial sekolah). Di suruh gurunya. Ada (panah) yang plastik, tapi gak dibawa. Iya alat olahraga di sekolahan. Sudah enggak dipakai sejak lama. Ya 1 set itu," katanya.

S tak menampik adiknya ditangkap atas kasus dugaan tindakan terorisme.

Namun, mengenai langkah hukum yang dilakukan oleh pihak keluarga, dirinya memilih pasrah dan berserah diri kepada Tuhan.

"Gak ada," pungkasnya.

Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News

Baca juga: Sinopsis Kakak, Tayang 4 Juni 2023 di ANTV

Baca juga: Ada Delman hingga Odong-odong di Tugu Keris Siginjai, Destinasi Favorit Anak-anak

Baca juga: Inara Rusli Mulai Dicarikan Jodoh oleh Ibunya saat Proses Cerai dengan Virgoun: Namanya Orang Tua

Baca juga: Ganjar Pranowo ke Partai Pendukung dan Relawan: Ada 2 Kekuatan Besar untuk Menangkan Pilpres 2024

Artikel ini diolah dari TribunJatim.com

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved