Wiki Jambi
Tradisi Panen Lubuk Larangan, Cara Masyarakat Bungo Pererat Persaudaraan
Tradisi panen ikan di lubuk larangan hampir setiap tahun digelar oleh masyarakat di sekitar Sungai Batang Bungo, Kabupaten Bungo.
Penulis: Rifani Halim | Editor: Teguh Suprayitno
TRIBUNJAMBI. COM, MUARA BUNGO-Tradisi panen ikan di lubuk larangan hampir setiap tahun digelar oleh masyarakat di sekitar Sungai Batang Bungo, Kabupaten Bungo.
Kegiatan panen di Lubuk Larangan merupakan bentuk kearifan lokal yang terus dilestarikan dalam mempererat tali silaturahmi sesama warga, salah satunya di Desa Datar, Kecamatan Muko-Muko Bathin VII, dan sejumlah desa lainnya di kabupaten Bungo Jambi.
Momentum tersebut biasa dilakukan warga, saat saat hari raya untuk memberitahukan kepada warga yang akan bekerja dan menetap diluar Kabupaten Bungo, agar selalu ingat dengan kampung halaman. Namun, untuk tahun ini perayaan tersebut sedang tunda.
Bukan hanya itu, momen ini juga mengingatkan kepada anak-anak muda, agar terus menjaga ekosistem sungai, dari kepunahan.
Sungai Batang Bungo punya cukup banyak Lubuk Larangan. Hampir setiap dusun yang dilewati Sungai Batang Bungo membuat Lubuk Larangan sendiri-sendiri. Lokasi tersebut biasanya dipasangkan papan pengenal oleh pemerintah setempat sebagai Lubuk Larangan.
Baca juga: 305 Desa di Jambi Masih Susah Sinyal
Lubuk Larangan adalah lokasi di mana seluruh warga dilarang untuk mengambil ikan di sana untuk kepentingan pribadi.
Maidani, salah satu tokoh masyarakat Kecamatan Muko-muko Bathin VII menerangkan, tradisi yang dilakukan warga saat ini, adalah momen penting warga Bungo dalam mengisi kebersamaan disaat lebaran.
"Ini merupakan tradisi kita, yang harus selalu terjaga. Karena, momen ini lah kita bisa berkumpul bersama, baik tua ataupun muda," kata Maidani.
Masyarakat setempat maupun warga luar kota yang mudik ke Kabupaten Bungo sangat antusias dalam menyambut kegiatan panen ikan "Ngucak Lubuk Larang" Karena momen tersebut tidak dapat disaksikan setiap bulan.
Sebelum panen, dilakukan doa bersama dan doa pencabutan sumpah oleh tokoh masyarakat setempat.
"Antusias warga alhamdulillah ramai, tua muda, laki-laki dan perempuan, semua turun ke sungai untuk menangkap ikan. Kalau bahasa kami, Ngucak lubuk larang," katanya.
Baca juga: Antisipasi Kebakaran Hutan dan Lahan, Pemkab Bungo Gelar Apel Kesiagaan
Ikan yang jadi unggulan bagi masyarakat huluan Sungai Batanghari tentunya ikan Semah, bahkan Semah yang didapat di lubuk larangan ini cukup besar. Selain itu, ada ikan Baung, Toman, Lampam dan Gurame.
Hasil panen ikan yang telah dikumpulkan dan jual kepada warga, uang yang didapatkan nantinya akan disumbangkan kepada anak Yatim dan pembangunan Masjid.
"Hasil dari panen ini, setelah dijual dan dikumpulkan, akan disumbangkan ke anak yatim dan pembangunan Masjid sekitar," ujarnya.
Dalam melestarikan budaya dan ekosistem sungai, Maidani juga mengajak kepada semua masyarakat yang ada disepanjang sungai Batang Bungo, Batang Tebo, Batang Jujuhan maupun Batang Pelepat, agar bersama-sama menjaga dan merawat, serta melestarikan sungai dengan baik.
Baca juga: Gelapkan Uang Perusahaan, Pria Asal Bungo Ditangkap Resmob Polda Jambi
"Untuk itu saya berharap dengan seluruh masyarakat, agar selalu menjaga Ekosistem sungai. Bahwa, keberadaan Lubuk Larangan ini merupakan salah satu cara yang dilakukan oleh masyarakat kita untuk melestarikan jenis ikan yang ada disepanjang sungai agar terhindar dari kepunahan," tutupnya.