Fimallenial
Zumratus Saadah Julia Mahasiswi di Mesir Asal Jambi yang Berjuang Ujian Termin Terakhir
Zumratus Sa’adah Julia, perempuan anggun nan sederhana asal Jambi yang berkuliah di Al Azhar Mesir ini tengah menempuh ujian terakhirnya
Penulis: Rara Khushshoh Azzahro | Editor: Suci Rahayu PK
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Zumratus Sa’adah Julia, perempuan anggun nan sederhana asal Jambi yang berkuliah di Al Azhar Mesir ini tengah menempuh ujian terakhirnya menjadi mahasiswi.
Enam kali Idul Fitri atau enam tahun lamanya setelah terbang ke Mesir ia belum menginjakkan kaki lagi di Tanah Air.
Ada rasa rindu yang menyelimuti diri, namun dilawannya demi studinya itu.

Dirinya yang mendapatkan kesempatan menerima beasiswa di negeri orang itu tidak menyia-nyiakan waktunya.
Sebagai perempuan, ia bertekad menjadi berdaya bagi perempuan lainnya. Satu di antaranya melalui organisasi.
Mungkin saja, ia bisa disebut sebagai organisatoris karena banyak organisasi yang mulai berdiri di tangannya, dan terus berlanjut sampai hari ini.
Zum, 'Adah, atau Julia orang memanggilnya adalah nama yang telah bergema di Timur Tengah. Setidaknya di kalangan perempuan pelajar internasional di Timur Tengah.
Karena jadi pemimpin beberapa organisasi, ia menyelesaikan tanggung jawabnya perlahan dan sedikit demi sedikit.
Seolah baginya, semua yang ia mulai perlu ia selesaikan dengan baik.
Kalau mau dilihat dari cerita sebagai mahasiswa dengan beasiswa, ditambah sebagai seorang yang aktif dalam keorganisasian, bukanlah hal mudah.
Wanita yang karib disapa Zum ini merupakan mahasiswi jurusan Filsafat Islam.
Baca juga: Wajah Dewi Perssik Dihujat Makin Aneh Pasca Lakukan Operasi di Wajah: Kok Jadi mirip Lucinta Luna!
Baca juga: Virgoun Telah Daftar Talak Cerai Inara Rusli, Hanya Prioritaskan Dua Hal ini
Zum betul-betul tampak menikmati dan mencintai studi Filsafatnya. Karena semua mata kuliah berbahasa Arab, ia harus belajar dua kali untuk memahaminya.
"Bagaimana tidak, memahami tulisan filsafat pakai bahasa Indonesia saja luar biasa sulitnya. Apalagi ini pakai bahasa Arab. Ditambah harus tahu tulisan filsafat itu siapa yang mengatakan, harus hafal namanya," ungkapnya.
Dia belajar mengenal lebih banyak tentang filsafat walau sesulit itu untuk memahaminya.