Populasi Ubur-ubur Meningkat, Hasil Tangkapan Nelayan di Tanjabtim Menurun

Sejak satu bulan belakangan ini, hasil tangkapan laut sejumlah nelayan di Kecamatan Kualajambi, Kabupaten Tanjab Timur, mengalami penurunan.

Penulis: anas al hakim | Editor: Teguh Suprayitno
Tribunjambi/Anas
Nelayan di Tanjabtim. 

TRIBUN JAMBI.COM, MUARASABAK - Sejak satu bulan belakangan ini, hasil tangkapan laut sejumlah nelayan di Kecamatan Kualajambi, Kabupaten Tanjab Timur, mengalami penurunan cukup drastis.

Ini terjadi setelah adanya koloni ubur-ubur yang masuk ke perairan Tanjab Timur dalam jumlah yang besar.

Idris, nelayan setempat saat diwawancarai terkait hal ini menjelaskan, dari sebelum memasuki bulan Ramadhan, populasi ubur-ubur di perairan tempat biasa dirinya menjaring ikan menjadi sangat banyak.

"Kalau saya biasanya menjaring di laut arah ke Mendahara dan Sabak Timur. Di sana banyak nian sekarang ni ubur-uburnya," jelasnya, Kamis (4/05/ 2023).

Baca juga: Nelayan di Tanjab Timur Temukan Benda Kuno

Dirinya mengatakan, ubur-ubur yang menjadi musuh nelayan ikan senangin itu yakni, jenis ubur-ubur merah berukuran besar yang memiliki lendir panjang di badannya, dan akan membuat kulit manusia menjadi gatal jika terkena lendirnya.

Jika koloni ubur-ubur itu tersangkut di jaring nelayan, maka dengan sendirinya jaring yang sudah di rentang ditengah laut akan terangkat ke permukaan air. Dengan begitu, otomatis ikan tidak ak tersangkut di jaring.

"Selain itu, kalau ubur-ubur sudah nyangkut di jaring, ikan-ikan dak mau lagi mendekat ke jaring. Dan jika ada ikan yang numbur jaring, dak akan tersangkut karena lendir ubur-ubur sudah nutupin benang jaring," ucapnya.

Akibat kondisi ini, pendapatan nelayan ikan senangin menjadi merosot drastis. Dimana, sebelumnya, untuk sekali melaut satu malam, nelayan tersebut bisa memperoleh hasil Rp 2 juta lebih, saat ini hanya beberapa ratus ribu saja.

"Kalau dulu, sebelum banyak ubur-ubur gini, kami bisa dapat setengah pikul ikan senangin sekali melaut. Sekarang, saya dua kali bentang jaring malam, cuman dapat sekitar 4 kilo, duitnya cuman Rp 150 ribu. Rugi minyak jadinya,"ujarnya.

Kalau ukuran besar, harga ikan senangin ini berkisar Rp 45 ribu per kilogramnya. Sedangkan ukuran kecil, tertinggi hanya Rp 30 ribu per kilogramnya, saat nelayan menjual ke pengepul atau tauke langganannya.

Baca juga: Dalam Setahun, Angka Pernikahan Dini di Tanjabtim Mencapai 25 Persen

"Kalau ikan senangin yang berukuran besar atau bangkok, jaringnya malam. Kalau siang ukurannya kecil-kecil," ungkapnya.

Ia menambahkan, jika masuk musim angin barat dan angin selatan seperti saat ini, biasanya ikan senangin dan beberapa jenis ikan lainnya sudah didapat.

Sebab, populasi ubur-ubur meningkat dan koloni ubur-ubur itu akan naik ke permukaan air laut. Hal itu yang akan mengganggu nelayan saat merentangkan jaring di laut untuk menangkap ikan.

"Kalau angin timur atau angin utara datang, biasanya ubur-ubur ini dak ada. Kalau pun ada sedikit, dan itu juga bukan jenis ubur-ubur merah ini, paling ubur-ubur putih kecil itu," pungkasnya.

 

Sumber: Tribun Jambi
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved