Breaking News:

Renungan Kristen

Renungan Harian Kristen 22 April 2023 - Berkeluh dan Percaya

Bacaan ayat: Ratapan 5:19 (TB) Engkau, ya TUHAN, bertakhta selama-lamanya, takhta-Mu tetap dari masa ke masa!

Editor: Suci Rahayu PK
Instagram Kasih Kristen
Ilustrasi renungan Kristen 

Renungan Harian Kristen 22 April 2023 - Berkeluh dan Percaya

Bacaan ayat: Ratapan 5:19 (TB) Engkau, ya TUHAN, bertakhta selama-lamanya, takhta-Mu tetap dari masa ke masa!

Oleh Pdt Feri Nugroho

Memang sangat tidak nyaman berteman dengan seseorang yang suka mengeluh. Setiap kali berjumpa, yang diceritakan dan dikomentari hanya terkait dengan hal-hal yang dirasa tidak nyaman.

Cuaca panas pun cukup bagi seorang pengeluh untuk mengungkapkan isi hatinya yang tidak nyaman.

Bukan hanya satu dua kalimat, namun sebuah cerita panjang yang mungkin bisa bersambung.

Dan ajaibnya, mengeluh itu bisa menular. Sebuah komentar keluhan akan ditimpali dengan keluhan yang lain. Hal-hal yang tidak terkaitpun bisa dihubungkan untuk membenarkan keluhan yang sedang dilakukan.

Kehancuran Yerusalem menjadi konteks Kitab Ratapan ini ditulis. Penulis meratap karena kota yang megah harus dihancurkan, rata dengan tanah. Hampir semua isi Kitab Ratapan berbicara tentang keluhan-keluhan.

Ajaibnya, disela-sela keluhan tersebut selalu muncul kalimat bijak yang memperlihatkan bahwa penulis masih bertahan untuk percaya kepada Allah yang akan menolong.

Kali ini ditengah ratapan tentang kondisi penderitaan yang dialami, penulis menyelipkan kalimat iman yang menyatakan "Engkau, ya TUHAN, bertakhta selama-lamanya, takhta-Mu tetap dari masa ke masa!" Ini unik!

Ditengah keluhan dan ratapan yang begitu dahsyat, penulis masih menemukan dan memposisikan Tuhan sebagai Raja yang tetap bertahta. Kehancuran Yerusalem tidak pernah berpengaruh pada kedaulatan Allah sebagai Raja atas segala yang diciptakan-Nya.

Meskipun melihat Yerusalem hancur, penulis tidak berputus-asa. Ia tetap percaya bahwa Allah tetap berkuasa atas segalanya.

Tidak bisa dihindari bahwa penderitaan sering membuat kita mengeluh. Mengeluh menjadi ungkapan hati tentang beratnya beban penderitaan yang sedang dialami.

Ini terkait langsung dengan fakta obyektif yang sedang terjadi; bukan sekedar rasa tidak nyaman hanya karena matahari bersinar terik.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jambi
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    berita POPULER

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved