Berita Unik

Pria ini Buat Alat Pendeteksi Udara dengan Harga Terjangkau, Lihat Hasilnya

Ia melihat betapa tercemarnya udara ditempat ia berasal, Parahnya, kota tersebut hanya sedikit memiliki pendeteksi kualitas udara.

Penulis: Muuhammad Ferry Fadly | Editor: Muuhammad Ferry Fadly
facebook Nas Daily
Pria ini Membuat Sensor Udara dengan harga terjangkau 

TRIBUNJAMBI.COM - Seorang pria asal Kumpala Uganda membuat pendeteksi udara dengan harga yang sangat murah.

Pria tersebut bernama Enginner, bermula dari keresahannya dengan kualitas udara dikotanya.

Ia melihat betapa tercemarnya udara ditempat ia berasal.

Parahnya, kota tersebut hanya sedikit memiliki pendeteksi kualitas udara.

Sehingga, banyak masyarakat tidak mengetahui seberapa bersar udara dikota mereka tercemar.

"Untuk membeli alat pendeteksi tersebut membutuhkan biaya 30.000 dollar," ucapnya dalam tayangan facebook Nas Daily.

Sehingga dirinya bertekad dan berhasil membuat pendeteksi udara tersebut.

Dirinya berhasil membuat pendeteksi udara hanya seharga 150 Dollar.

Menariknya, ia meletakkan sensor udara tersebut di sepeda motor milik warga.

Sehingga, banyak orang mengetahui kualitas udara dimana dia berada.

Karena penemuan tersebut, akhirnya Enginner mendapatkan dana Hibah dari Google.org sebesar 3 juta dollar.

"Saat ini, masyarakat telah tahu seberaba besar udara mereka tercemar, dan mereka berusaha memperbaiki udara tersebut,"ungkapnya.

Baca juga: Manchester United dan Tottenham Hotspur Ingin Datangkan David Raya dari Brentford

Baca juga: Bekerjasama dengan Rumah BUMN Jambi, PLN Peduli Dukung Daya Saing UMK melalui Workshop Kuliner

Baca juga: Muncul Polemik Pemberhentian Pejabat Eselon II di Pemprov Jambi Belum Lima Tahun, Ini Kata Sekda

Dampak Negatif jika menghidup udara tercemar

1. Memicu serangan asma

Serangan asma merupakan dampak polusi udara yang mungkin terjadi, terutama bagi para orang yang memang sebelumnya punya riwayat asma. Menghirup partikel-partikel polusi udara dan debu bisa membuat tingkat kekambuhan asma meningkat.

2. Memicu kanker paru-paru

Zat-zat berbahaya yang terdapat di udara kotor, juga disebutkan dapat menimbulkan kanker paru-paru. WHO, seperti yang dilansir dari American Lung Association, bahkan menyebutkan bahwa kanker paru merupakan penyebab utama kematian terkait kanker di Amerika Serikat.

3. Meningkatkan risiko infeksi dan peradangan di jaringan paru

Selanjutnya, akibat dari pencemaran udara adalah meningkatkan risiko infeksi dan peradangan. Udara yang kotor bisa menyerang paru-paru, menyebabkan pembengkakan dan iritasi di jaringan paru, serta infeksi paru. Kejadian infeksi paru-paru ini lebih berisiko terjadi pada anak-anak.

Dampak polusi udara ini juga bisa terjadi pada orang sehat maupun orang yang memiliki riwayat asma dan penyakit paru lainnya, sehingga memperparah kondisinya.

4. Menghambat perkembangan anak

Paparan terhadap udara yang berkualitas buruk, bisa memperlambat dan menghambat perkembangan paru-paru pada anak. Akibatnya, paru-paru tidak bisa berfungsi dengan optimal saat dewasa.

Tak hanya itu, polusi udara juga berdampak negatif terhadap perkembangan otak dan perilaku anak.

5. Meningkatkan risiko BBLR, kelahiran prematur, dan keguguran

Paparan polusi udara pada ibu hamil juga bisa meningkatkan risiko berat badan lahir rendah (BBLR) hingga kematian pada bayi.

Tak hanya itu, partikel udara yang buruk juga memungkinkan terjadinya peradangan dan melemahkan plasenta janin. Kondisi ini bisa menyebabkan bayi lahir prematur serta meningkatkan risiko keguguran.

6. Menimbulkan gangguan pernapasan

Gangguan pernapasan yang terjadi sebagai dampak yang diakibatkan pencemaran udara terhadap kesehatan antara lain batuk, sesak napas, mengi, atau napas pendek. Ini merupakan dampak polusi udara yang paling umum terjadi.

Dapatkan Berita Terupdate Tribunjambi.com di Google News

Baca juga: Impian Bunda Corla Saat Kembali ke Indonesia, Rencanakan Membeli Rumah

Baca juga: Maia Estianty Sudah Menduga Venna Melinda Akan Jadi Korban KDRT Ferry Irawan: Gue Nyangka Sih

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved