Tausiah Ramadan
Puasa dan Pembinaan Kepribadian Muslim Menurut Ustaz Anwar Sadat
Harapannya nanti ketika sudah selesai melaksanakan ibadah puasa dia akan berperilaku baik dalam situasi apapun
Penulis: Ade Setyawati | Editor: Rahimin
Ibadah puasa itu pada hakikatnya membentuk orang yang seperti itu jadi dalam situasi apapun dimanapun dia berada, dia tetap berperilaku baik
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Ibadah puasa itu ibadah yang sirriyah maksudnya rahasia yang tahu kita berpuasa itu adalah kita dan Allah SWT.
Puasa ini dalam kajian keislaman dia memiliki efek yang sangat baik artinya sangat mempengaruhi watak dan kepribadian seseorang di dalam membingkai perilaku dan perangai seseorang.
Kenapa saya katakan demikian ? karena di dalam kajian akhlak ya, ada dua teori yang selalu dikembangkan.
Pertama ada namanya the testing subjectivis artinya dimana saja, kapan saja dia merasakan pengawasan tuhan, jadi kalau orang berpuasa ini kan sejak terbit matahari sampai kemudian sahur, selama orang ini berpuasa tentu dia menjaga dari hal-hal yang membatalkan puasa
Apakah dia di dalam kamar atau di dalam hutan atau dalam situasi apapun saat sedang berpuasa ia merasa sedang dalam pengawasan Allah, nah orang yang seperti ini dia akan bisa berperangai sepanjang masa gitu jadi dalam situasi apapun dia akan berkelakuan baik, ada orang maupun tidak ada orang dalam situasi dan kondisi apapun.
Ibadah puasa itu pada hakikatnya membentuk orang yang seperti itu jadi dalam situasi apapun dimanapun dia berada, dia tetap berperilaku baik.
Baca juga: Pandangan Tentang Hidup di Dunia Menurut Ustaz Anwar Sadat
Karena kalau dia minum di tengah puas dalam kamar, misalnya makan di tengah hutan tapi karena dia merasakan bahwa dia berpuasa dia merasakan bahwa Allah Subhanahu Wa Ta'ala mengawasi dan latihan-latihan ini akan membentuk pribadi seseorang.
Harapannya nanti ketika sudah selesai melaksanakan ibadah puasa dia akan berperilaku baik dalam situasi apapun. Nah ini yang sebenarnya yang dikehendaki dari pendidikan Ramadan kepada kita semua tapi bukan dalam teori yang kedua.
Teori yang ke dua ini namanya objektif subjektivitas, nah kondisi ini sebenarnya yang tidak kita inginkan, dalam teori yang kedua studi kasus di lapangannya tentu banyak sekali yang berbeda, puasa Ramadan itu setiap tahun kita lakukan ya.
Nah terkadang dalam teori yang kedua ini menjadi ceremonial tahun nah ini bagaimana artinya kalau kalau sebagai umat muslim menjadikan ibadah Ramadan ini selaku seremonial tahunan itu artinya tidak masuk tidak pembinaannya sebagai umat muslim.

Dari ibadah puasa itu Rasulullah sering mengingatkan kamin soimin suami atau di dalam Hadis Qudsi malam yaza malam jadi orang yang tidak meninggalkan perkataan kotor perangai yang buruk maka Allah tidak berhajat dengan ibadah puasanya karena dia meninggalkan lapar dan dahaga.
Sebenarnya maksud Allah Subhanahu Wa Ta'ala memerintahkan umat Islam untuk berpuasa pada hakikatnya bagaimana dia menjadi seorang yang Taqwa dengan Taqwa.