Ketua Banggar Bagi-bagi Uang Sejak 2006, Bawaslu Tegaskan Logo Partai Masuk Rumah Ibadah Dilarang

Pelaksana Tugas Ketua Dewan Pimpinan Daerah (Plt DPD) PDIP Jawa Timur Said Abdullah merespons soal hebohnya video bagi-bagi amplop

Editor: Fifi Suryani
Thinkstock
ilustrasi uang dalam amplop. 

TRIBUNJAMBI.COM, JAKARTA - Pelaksana Tugas Ketua Dewan Pimpinan Daerah (Plt DPD) PDIP Jawa Timur Said Abdullah merespons soal hebohnya video bagi-bagi amplop di sebuah masjid yang viral di media sosial. Diketahui, amplop yang videonya beredar itu berwarna merah dan terdapat gambar kepala banteng layaknya logo PDIP serta termuat foto Said Abdullah bersama dengan Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDIP Sumenep Ahmad Fauzi.

Menyikapi hal itu, Said membenarkan soal adanya pembagian amplop. Namun kata dia, ini bukan kali pertama dirinya membagikan amplop tersebut kepada masyarakat. Bahkan Said menyebut, ini merupakan ritual tahunan yang sudah dilakukannya sejak tahun 2006.

"Loh itu saya lakukan sejak 2006. Kan saya declare terus setiap tahun Itu rutinitas," ucap Said saat ditemui awak media di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (27/3).

Dirinya juga meminta bahwa kondisi tersebut tidak perlu dikaitkan dengan tahun politik atau sebagai upaya untuk mendulang suara. Sebab Said mengklaim beberapa tahun belakangan, ritual tersebut sudah dilakukan namun pernah terhenti karena adanya pandemi Covid-19.

"Loh kalian seharusnya bisa buka lah, tahun 2020 itu ribuan yang datang, viral luar biasa. Tetapi tidak kami bagikan, karena apa? kondisi Covid-19," kata dia.

"Jangan amnesia lah kita ini, orang setiap tahun kok. Sehingga tahun depan, kita akan lakukan hal kayak begini lagi, karena pasti saya akan lakukan juga," tambahnya.

Ketua Badan Anggaran(Banggar) DPR ini juga membantah jika dirinya melanggar aturan. "Yang penting bagi saya tidak melanggar aturan main. Kan enggak ada yang dilanggar," kata Said.

Said menegaskan jika masjid tempat bagi-bagi amplop tersebut merupakan milik ayahnya. "Masjid? Masjid saya sendiri, masjid abah (ayah) saya," ujarnya.

Dia menjelaskan amplop yang dibagikan kepada warga hanya untuk zakat mal yang rutin dilakukannya. "Bagi saya kalau itu zakat mal, itu rukun Islam. Kalau saya tidak keluarkan, gugur Islam saya," ucap Said.

Said mengungkapkan jika semua anggota DPR memiliki dana reses dan melakukan hal yang sama. "Kan itu bagian tali asih dengan konstituennya. Kalau enggak dibagikan, akuntabilitasnya gimana? Dibagikan, ribut lagi," ujarnya.

Said Abdullah juga menyampaikan pihaknya belum kepikiran untuk mempolisikan akun Twitter @PartaiSocmed. Adapun hal itu lantaran Partai Socmed menyebar video yang memperlihatkan aktivitas dirinya saat membagi-bagi amplop di salah satu masjid di Sumenep, Jawa Timur.

"Kalau dipikir-dipikir ditimbang-timbang kira-kira gunanya apa ya? jangan-jangan partai socmed ada jaringan sedemikian rupa, begitu masuk langsung ke blowup ribuan," ujar Said Abdullah. Ia menyatakan bahwa masyarakat diminta untuk tak mudah menerima secara mentah informasi di sosial media. Apalagi, informasi yang disebar oleh akun anonim.

"Sandarannya media mainstream yang sehat, itu kanal yang paling tepat, itu fungsi demokrasi pilar keempat. Kalau di tangan kalian medsos, model-model #99 semua melakukan anonim, gelap mata semua, akal sehat tak pernah jalan," jelas Said.

Di sisi lain, Said kembali membantah bahwa bagi-bagi amplop berlogo PDIP dan bergambar muka dirinya merupakan bagian dari politik uang atau money politics. "Nah anggota DPR itu juga punya dana reses dan semua anggota DPR melakukan hal yang sama. Kan itu bagian tali asih dengan konstituennya. Kalau enggak dibagikan, akuntabilitasnya gimana? Dibagikan, ribut lagi," tukasnya.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    berita POPULER

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved