Kerja Sama UNJA dan AJI

UNJA Kerja Sama dengan AJI Kembangkan Kurikulum Merdeka Belajar Jurnalisme Era Digital

AJI Indonesia, AJI Jambi, dan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) FKIP Unja menjalin kerja sama

Editor: Mareza Sutan AJ
ist
Sekjen AJI Indonesia, Ika Ningtyas menandatangani kerja sama dengan Unja pada Rabu (15/3/2023) 

"Sekarang jurnalisme eranya sudah berbeda yang sudah banyak tahapannya. Jadi kami berharap melalui kerjasama dengan AJI ini bisa memberikan input dan output tentang tren jurnalisme sekarang ini yang sudah masuk ke era digital," ujar Imam.

Wakil Dekan I FKIP Universitas Jambi Delita Sartika mengaku sangat bersemangat dan senang dengan penandatanganan perjanjian kerjasama antara AJI dan UNJA. Apalagi selain kerjasama juga digelar workshop kurikulum MBKM Keterampilan Jurnalistik.

"Jurnalistik ini sangat dekat dengan keseharian kita, apalagi saat ini akses informasi semakin tinggi. Saya yakin media masih mempunyai kekuatan," kata Delita.

Dia merasakan betul saat ini model media sudah beralih. Jika dulu media massa didominasi cetak, kini sudah beralih ke era digital dan multi-platform. Sehingga, keterampilan atau kurikulum jurnalistik di dunia kampus harus mampu mengikutinya.

"Kehidupan kampus sangat dekat sekali dengan jurnalistik, tidak hanya Prodi Bahasa Indonesia saja. "

"Platform kampus merdeka di seluruh bidang punya kebutuhan untuk bahasa populer dan menarasikan bahasa," ujar Delita.

"Jadi beruntung ini mahasiswa Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia bisa ikut program MBKM yang bekerjasama dengan AJI ini," sambung Delita.

Ketua AJI Jambi 15032023
Ketua AJI Jambi, Ahmad Riki Sufrian menandatangani kerja sama dengan FKIP Unja


Kampus Harus Mengikuti Perkembangan Tren Jurnalisme

Sebagai organisasi profesi yang intens pada fokus kebebasan berekspresi dan pengembangan kapasitas jurnalis anggotanya, AJI merasa perlu membantu perguruan tinggi, khususnya kampus yang memiliki program studi jurnalistik supaya dapat mengikuti tren jurnalisme kekinian yang dibutuhkan publik.

Sekretaris Jenderal AJI Indonesia Ika Ningtyas mengatakan, saat ini perkembangan jurnalisme sudah semakin cepat di era digital yang banyak butuh spesialisasi, mulai dari teknologi, bisnis, cara kerja media dan audiens. Meski jurnalisme sekarang telah berubah, namun jurnalisme tidak boleh meninggalkan etika.

Sementara itu, saat ini kata Ika, kampus yang memiliki program studi jurnalistik belum mengikuti tren perkembangan jurnalisme era digital tersebut. Sehingga jika kampus tidak mengupgrade tren dan tidak berinovasi akan ditinggalkan mahasiswa dan lulusan akan sulit bersaing.

"AJI yang selama ini bekerja dengan isu-isu pengembangan jurnalisme terbaru. Fokusnya seperti jurnalisme data dan pengembangan literasi digital. Dua hal ini sudah ada modulnya, dan ini bisa digunakan oleh kawan-kawan akademisi," kata Ika.

Selain dengan Universitas Jambi yang baru saja menandatangani kesepakan, AJI Indonesia juga telah menjalin kerjasama dengan 15 kampus yang tersebar di berbagai wilayah.

 

Baca juga: Wakil Rektor Bidang Akademik Unja Dr Kamid Raih Jabatan Fungsional Guru Besar

 

AJI memiliki jurnalis yang sudah berpengalaman dan berkompetensi di bidangnya masing-masing. Jurnalis yang tergabung di AJI memiliki tata cara pengajaran dan materi-materi terbaik agar dapat membantu program belajar dengan mudah.

Sumber: Tribun Jambi
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved