Pemilihan Presiden 2024

Anies dan Prabowo Dapat Tiket Untuk Ikut Pilpres, Bagaimana Ganjar Pranowo?

Anies Baswedan mendapat tiket untuk maju di Pemilihan Presiden setelah Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ikut memberi dukungan.

Editor: Rahimin
KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOM, Dokumentasi @DKIJakarta/INSTAGRAM, Pemprov Jateng
Prabowo Subianto, Anies Baswedan, dan Ganjar Pranowo. 

 

TRIBUNJAMBI.COM - Baru dua bakal calon presiden yang mendapat tiket untuk maju di Pemilihan Presiden 2024.

Yakni Anies Baswedan dan Prabowo Subianto.

Anies Baswedan mendapat tiket untuk maju di Pemilihan Presiden setelah Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ikut memberi dukungan.

Sebelumnya Partai Nasdem dan Partai Demokrat sudah menyatakan menyatakan dukungannya terhadap Anies Baswedan.

Sementara, Prabowo Subianto sudah dipastikan mendapat dukungan dari Partai Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Sebelumnya Partai Demokrat juga resmi mendukung Anies Baswedan menjadi Bakal Calon Presiden dalam Pilpres 2024.

Hal ini diungkapkan oleh Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY.

Sementara Nasdem adalah partai pertama yang secara terbuka mendeklarasikan dukungannya terhadap Anies Baswedan.

Genap sudah dukungan yang dibutuhkan Anies Baswedan untuk bisa maju sebagai calon presiden.

Dengan demikian, sudah ada dua bakal calon presiden yang mengantongi tiket, yakni Prabowo Subianto dan Anies.

Untuk maju di Pemilihan Presiden, calon presiden dan calon wakil presiden harus mencapai ambang batas pencapresan atau presidential threshold yakni 20 persen kursi DPR atau 25 persen suara nasional dari pemilu sebelumnya.

Total suara partai pendukung Anies Baswedan melampaui 20 persen kursi DPR.

Yakni, PKS punya 8,7 persen suara DPR, Partai NasDem 10,26 persen suara DPR, dan Partai Demokrat dengan 9,39 % suara di DPR.

Total suara dari ketiga partai yang tergabung dengan Koalisi Perubahan sudah 28,35 % atau melampaui ambang batas pencapresan 20 % kursi DPR.

Sedangkan Prabowo Subianto sudah mengantongi tiket pencapresan. Jika dirinci, Gerindra punya 13,57 % suara di DPR ditambah PKB yang punya 10,09 % suara.

Dengan demikian total ada 24,47 % suara DPR atau melampui ambang batas pencapresan 20 % kursi DPR.

Sementara, walau menjadi kader PDIP- Ganjar Pranowo belum mendapat dukungan partai.

Untuk Pemilihan Presiden 2024, hanya suara PDI-P yang mencukupi untuk mengusung calon presiden dan calon wakil presiden tanpa berkoalisi.

Namun, hingga kini PDI-P belum mengumumkan siapa calon presiden yang akan diusung.

Ganjar Pranowo selalu unggul dalam jajak pendapat atau hasil survei di berbagai lembaga yang merilisnya.

Agak ironis jika akhirnya Ganjar Pranowo akan gigit jari karena PDI-P memberikan tiket pilpres itu kepada kader lain.

Megawati-Ganjar Akrab

Senin (30/1/2023) Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri menghadiri pelantikan Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu di komplek Kantor Gubernur Jawa Tengah.

Megawati Soekarnoputri terlihat duduk berdampingan dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di kursi terdepan.

Dari kacaamata politik, peristiwa ini ditafsirkan oleh sejumlah pihak sebagai indikasi Megawati akan mengusung Ganjar Pranowo di Pemilihan Presiden 2024.

Namun, Pengamat politik Ray Rangkuti menilai, tak ada yang spesial dalam pertemuan ini.

Menurutnya, tidak ada yang luar biasa dengan menempatkan Ganjar Pranowo duduk tidak dibarisan depan kala harlah PDI-P.

"Kejadian biasa. Tindakan yang biasa juga. Jangan cepat terombang ambing oleh tindakan kasuistik seperti ini. Apa yang dilakukan GP ini tidak lebih dari tata krama pemerintahan kepada mantan presiden RI. Tak ada yang istimewa," katanya dikonfirmasi, Senin (30/1/2023).

Dikatakannya, bahwa akhirnya Ganjar Pranowo yang akan ditetapkan PDI-P sebagai capres, hal itu karena pilihan rasional dan objektif.

Segala sesuatunya sedang mengarah ke sana.

"Yakni pembekuan GP (Ganjar Pranowo) sebagai calon presiden. Tetapi sebelum sampai ke sana, ada beberapa tahapan yang terlebih dahulu harus dibenahi. Khususnya berkaitan dengan ibu Puan yang terlihat memiliki hasrat besar untuk capres PDIP. Jadi, hal ini hanyalah soal waktu," ujarnya.

Ray menilai, peristiwa Ganjar yang dijauhkan dari Megawati atau didekatkan dalam satu meja atau tidak, bukanlah ukuran soal dekat-jauhnya Gubernur Jawa Tengah itu dengan Mega.

Dikatakannya, jauh dekatnya meja Megawati dan Ganjar adalah soal momen. Bukan soal jadi capres atau tidak.

"Bukan karena tidak satu meja atau tidak dibagi kue ultah maka seolah Megawati-Ganjar berjarak. Sebaliknya karena satu meja maka seolah Megawati-Ganjar sudah sangat dekat. Bukan. Pada akhirnya, pertimbangan rasionalah yang akan jadi basis penentuan siapa capres PDIP," pungkasnya.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Anies Baswedan dan Prabowo Telah Pegang Tiket Pilpres, Bagaimana dengan Nasib Ganjar Pranowo?

Baca berita terbaru Tribunjambi.com di Google News

Baca juga: Tiga Alasan Partai Keadilan Sejahtera Mendukung Anies Baswedan Sebagai Calon Presiden

Baca juga: Megawati Siap Umumkan Capres PDI Perjuangan, Ganjar Pranowo atau Puan?

Baca juga: Elektabilitas Ganjar Pranowo dan Anies Teratas, Prabowo Subianto Merosot

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved