Cuaca Ekstrem Minggu 29 Januari 2023, Hujan Lebat Disertai Petir dan Angin Masih Terjadi
Peringatan dini cuaca ekstrem Minggu, 29 Januari 2023, Dilansir laman resmi BMKG, Bibit Siklon Tropis 94S terpantau berada di Samudra Hindia barat
TRIBUNJAMBI.COM - Peringatan dini cuaca ekstrem Minggu, 29 Januari 2023
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah merilis peringatan dini cuaca ekstrem Minggu (29/1/2023).
Dilansir laman resmi BMKG, Bibit Siklon Tropis 94S terpantau berada di Samudra Hindia barat daya Lampung.
Sistem ini memiliki kecepatan angin maksimum 20 knot dan tekanan udara minimum 1005 mb bergerak ke arah barat daya (menjauhi wilayah Indonesia).
Potensi bibit ini untuk tumbuh menjadi siklon tropis dalam 24 jam kedepan berada dalam kategori Rendah.
Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan dan gelombang tinggi di sekitar wilayah bibit siklon tropis.
Bibit Siklon Tropis 90B terpantau berada di Samudra Hindia barat Aceh.
Sistem ini memiliki kecepatan angin maksimum 20 knot dan tekanan udara minimum 1006 mb dengan arah gerak ke barat.
Potensi bibit ini untuk tumbuh menjadi siklon tropis dalam 24 jam kedepan berada dalam kategori Rendah.
Baca juga: Profil dan Biodata Gading Marten, Mantan Suami Gisel Digosipkan Dekat dengan Luna Maya
Baca juga: Jelang Lawan Cremonese, Simone Inzaghi Tegaskan Inter Milan Harus Konsisten
Meskipun demikian, sistem ini terpantau membentuk daerah konvergensi memanjang di Aceh bagian utara.
Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan dan gelombang tinggi di sekitar wilayah bibit siklon tropis dan di sepanjang daerah konvergensi tersebut.
Pusat tekanan rendah terpantau di utara Kalimantan membentuk peningkatan kecepatan angin permukaan (low level jet) hingga mencapai >25 knot di Laut Sulu dan Sirkulasi Siklonik terpantau di perairan timur laut Maluku Utara, di Kalimantan Barat bagian utara dan di Teluk Carpentaria yang membentuk daerah konvergensi memanjang di Papua Barat bagian utara dan di Laut Banda.
Daerah konvergensi lain juga terpantau memanjang di Riau, di perairan barat Sumatera Barat, dari Jawa Barat hingga Jawa Tengah, di NTT, dan di Papua serta daerah pertemuan angin (konfluensi) di Jawa bagian Utara dan Barat.
Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar wilayah sirkulasi siklonik dan di sepanjang daerah konvergensi/konfluensi tersebut.