Berita Sarolangun

3 Hari Berlayar Pakai Rakit, Arkeolog Temukan Peninggalan Sejarah di Bantaran Sungai Batanghari

Kegiatan ekspedisi milir berakit di hari keempat Senin (2/1/2023) sudah tiba di Pasar Tembesi, Batanghari.

Penulis: Abdullah Usman | Editor: Suci Rahayu PK
Tribunjambi.com/Abdullah Usman
Ekspedisi milir berakit di sepanjang aliran Sungai Batanghari 

TRIBUNJAMBI.COM, SAROLANGUN - Memasuki hari keempat ekspedisi milir berakit dalam rangka menyambut HUT Provinsi Jambi, beberapa temuan sejarah menjadi catatan arkeolog.

Sejak resmi dibuka pada Jumat Siang, oleh Gubernur Jambi dan juga pejabat daerah Sarolangun, kegiatan ekspedisi milir berakit di hari keempat Senin (2/1/2023) sudah tiba di Pasar Tembesi, Batanghari.

Beberapa fakta menarik berhasil diungkap oleh para peserta ekspedisi, yang terdiri dari berbagai lintas sektor diantaranya para peneliti dan para arkeolog.

Seperti dikatakan arkeolog Universitas Jambi Asyhadi yang juga ikut berpartisipasi dalam ekspedisi tersebut kepada tribunjambi.com Senin siang menuturkan, dari perjalanan yang telah dilakukan beberapa hari ini banyak sekali temuan temuan yang tentunya memiliki nilai sejarah tinggi.

"Dari sepanjang Sungai Batang Tembesi di Kabupaten Sarolangun, ada beberapa wilayah atau Desa yang kita jumpai peninggalan sejarah. Diantaranya Seperti di Desa Gurun Tuo, Mandiangin tuo dan daerah sekitar, " ujarnya.

Baca juga: Al Haris Ajak Masyarakat Berpartisipasi Aktif Jaga Kesehatan

Baca juga: Temuan Mayat Wanita di Semurup Kerinci, Diduga Meninggal Karena Sakit sejak 2 Hari Lalu

"Temuan temuan tersebut masuk kategori objek diduga cagar budaya (ODCB), seperti masjid masjid tua, dan juga rumah rumah tuo yang hingga saat ini temuan tersebut masih aktif digunakan atau ditempati oleh masyarakat, " sambungnya.

Lanjutnya, karena ekspedisi dan penelitian ini lebih fokus kepada pinggiran sungai batanghari (apa saja yang ada di pinggiran sungai) jadi pihaknya tidak bisa menggali sejarah lebih jauh lagi ke dalam (ke daratan).

"Saya yakin, masih banyak peninggalan peninggalan sejarah yang masih belum terkuak di desa desa yang telah kita singgahi tadi. Terutama sejarah kebudayaan, " ujarnya.

Dari hasil pendataan sementara, temuan temuan sejarah seperti masjid masjid tua tadi diperkirakan peninggalan yang dibangun pada tahun 1800 -1900 an, yang merupakan arsitektur tradisional yang bernilai cukup tua.

"Dan merupakan peninggalan masa kesultanan jambi pada masanya, termasuk pemukiman tua yang tersisa dari bangunan bangunan yang ada, " tuturnya.

Dari ekspedisi yang dijalani saat ini, memang ada beberapa wilayah di sepanjang bantaran sungai batanghari ini masih banyak pemukiman yang memiliki peninggalan sejarah budaya.

"Seperti di Desa Gurun Tuo, matagual dan mandiangin tuo tadi, tentu di depan masih ada lagi desa desa yang memiliki nilai sejarah tinggi seperti, benteng tembesi, Desa olak rambahan yang ada juga percandian kemudian di muaro jambi akan banyak lagi tentunya, " tandasnya. (Tribunjambi.com/Abdullah Usman)

 

Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News

Baca juga: Temuan Mayat Wanita di Semurup Kerinci, Diduga Meninggal Karena Sakit sejak 2 Hari Lalu

Baca juga: Pos PAM Geragai Tanjabtim Nihil Kejadian Menonjol Selama Nataru

Baca juga: PPKM Dicabut, Sekda Kota Jambi Tetap Himbau Lakukan Prokes dan Vaksin

Sumber: Tribun Jambi
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved