Benarkah Covid-19 Kembali Merebak di China? Dikabarkan Ada Penumpukan Jenazah di Rumah Duka dan RS

China dikabarkan mengalami badai Covid-19.Beredar kabar terjadi penumpukan jenazah korban Covid-19 di kamar mayat dan krematorium.

Editor: Suci Rahayu PK
AP PHOTO/ANDY WONG
Seorang pekerja medis mengenakan pakaian pelindung membawa kantong kuning berisi limbah medis dari klinik demam di Beijing, Senin, 19 Desember 2022. Otoritas kesehatan China pada Senin mengumumkan dua kematian tambahan akibat Covid-19. 

TRIBUNJAMBI.COM - China dikabarkan mengalami badai Covid-19.

Beredar kabar terjadi penumpukan jenazah korban Covid-19 di kamar mayat dan krematorium.

Disejumlah laporan, puluhan korban tewas karena Covid-19 diam-diam dikremasi di beberapa rumah duka di Beijing dalam sepekan, ini seperti dilansir dari The Telegrafh, Senin (19/12/2022).

Pada Rabu (15/12/2022) pekan lalu, Rumah Duka Dongjiao Beijing memproses 30 hingga 40 jenazah korban Covid-19, kata seorang pekerja yang meminta untuk tidak disebutkan namanya kepada Financial Times.

Seorang reporter AP yang mengunjungi rumah duka tersebut pada Jumat (16/12/2022) diberitahu oleh kerabat korban bahwa setidaknya ada dua orang jenzah yang sebelumnya positif Covid-19 dan dikremasi di sana.

Sekitar enam orang di sana menyampaikan, salah satu akta kematian korban tercantum "pneumonia" sebagai penyebab kematiannya.

Pada Sabtu (17/12/2022), wartawan Reuters menyaksikan mobil-mobil jenazah mengantre di luar krematorium Covid-19 di Beijing.

Para pekerja dengan pakaian hazmat membawa jenazah-jenazah ke luar dari mobil jenazah ke dalam fasilitas tersebut.

Reuters tidak dapat segera memastikan apakah kematian itu disebabkan oleh Covid-19.

Baca juga: Ayah di Tasikmalaya Tega Potong Kemaluan Anaknya yang Berusia 5 Tahun saat Tidur

Baca juga: Hasil Penelitian Kepribadian Putri Candrawati Terdakwa Pembunuhan Brigadir Yosua

Sementara jurnalis Financial Times juga melihat banyak kanting jenazah di RS rujukan Covid-19.

Namun, otoritas kesehatan China pada Senin mengakui ada ada dua kematian karena Covid-19 sejak 3 Desember.

Munculnya berbagai laporan mengenai penumpukan jenazah di rumah duka dan krematorium di China terjadi setelah “Negeri Panda” mencabut aturan lockdown yang ketat tanpa disertai kampanye vaksinasi dosis booster yang efektif.

Menurut data dari The Economist, permodelan menunjukkan 1,5 juta orang bisa meninggal dalam skenario terburuk jika virus corona dibiarkan menyebar sangat bebas di China.

Sekitar 96 persen orang juga bisa tertular Covid-19 dalam tiga bulan ke depan, menurut skenario terburuk dalam permodelan tersebut.

Halaman
12
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved