17 Gunung Berapi Berstatus Siaga III Waspada, Termasuk Gunung Kerinci
Berdasarkan data terbaru, 17 gunung berapi di Indonesia berstatus waspada di antaranya gunung Kerinci.
Penulis: Heri Prihartono | Editor: Heri Prihartono
TRIBUNJAMBI.COM - 17 gunung berapi di Indonesia berstatus waspada di antaranya Gunung Kerinci.
Dikutip dari laman Badan Geologi, empat gunung api berstatus siaga (level III), yakni Gunung Semeru.
Sedangkan kategori waspada cukup banyak yang termasuk di dalamnya, berikut datanya.
Status Waspada (Level II) :
1. Gunung Awu
2. Gunung Raung
3. Gunung Sinabung
4. Gunung Dempo
5. Gunung Ile Werung
6. Gunung Karangetang
7. Gunung Soputan
8. Gunung Banda Api
9. Gunung Bromo
10. Gunung Rinjani
11. Gunung Lokon
12. Gunung Gamalama
13. Gunung Sangeangapi
14. Gunung Ibu
15. Gunung Marapi
16. Gunung Dukono
17. Gunung Kerinci
Gunung Kerinci Berstatus Waspada
Sudah hampir dua bulan penutupan kawasan Gunung Kerinci untuk tujuan wisata/pendakian. Hal itu dikarenakan gunung api tertinggi asia Tenggara itu sering terjadi erupsi.
Meski ditutup namun masih ada warga yang nekad untuk melakukan pendakian. Beberapa waktu yang lalu tepatnya pada 24 Oktober 2022 pernah dilaporkan adanya WNA melakukan pendakian.
Dan pada Kamis (15/12/2022) dugaan ada WNA yang melakukan pendakian kembali terjadi. Seperti yang disampai Rangga seorang pemandu pendakian gunung Kerinci.
"Saya mendapatkan laporan dari teman-teman dilapangan bahwa ada kegiatan wisata di Gunung Kerinci padahal sampai hari ini masih dilakukan penutupan," katanya, Kamis (15/12) sore.
Ia menyebutkan, dugaan pendakian tersebut dilakukan seorang WNA dengan didampingi pemandu lokal.
"Saya sudah melaporkan hal ini ke pihak Taman Nasional Kerinci Seblat berikut foto dokumentasi yang beredar di whatsapp. Memang sampai saat ini belum ada keterangan lebih lanjut dari pihak Taman Nasional atas laporan saya tersebut," ungkapnya.
Untuk itu ia menyarankan Kepala Balai Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) dapat bekerjasama dengan pihak Imigrasi dengan membentuk tim untuk melakukan investigasi mengumpulkan data dan validasi atas dugaan sementara tersebut. Dan memberikan tindakan tegas dengan memblacklist atau melarang masuk ke dalam kawasan TNKS orang-orang yang terlibat.
"Perlu kita ketahui, terkadang memang ada wisatawan yang cukup gila yang berani bayar mahal untuk melakukan pendakian pada saat gunung berapi erupsi agar dapat melihat aktivitas vulkanik. Hal semacam ini pernah terjadi di Gunung Anak Krakatau," ucapnya.
"Saya berharap kedepannya pelanggaran-pelanggaran semacam ini tidak pernah terjadi terlebih jika melibatkan WNA (warga negara asing)," tambahnya.
Katanya lagi, saat ini penutupan Gunung Kerinci yang terus berlanjut. Dimana semenjak ditutup peningkatan aktifitas vulkanik mengalami naik dan turun dari pengamatan visual. 1-3 hari peningkatan aktivitas vulkanik, seminggu kemudian tidak ada peningkatan (hembusan abu stabil).
"Kedepanya pihak Taman Nasional Kerinci Seblat dan PVMBG melalui data seismometer dapat mengambil kebijakan yang lebih bijaksana.
Karena ada banyak stakeholder yang menguntungkan ekonominya pada wisatawan yang mendaki gunung diantaranya pemandu gunung, porter dan lain lain," pungkasnya.
Kepala BBTNKS Kerinci, Nurhamidi dikonfirmasi mengenai adanya informasi WNA melakukan pendakian mengatakan, bahwa WNA yang dimaksud memang berencana mau melakukan pendakian gunung Kerinci. Namun karena kondisi gunung Kerinci sedang ditutup untuk pendakian pendakian tidak jadi dilakukan.
"Ya, mereka berencana mau naik Gunung Kerinci, namun karena gunung ditutup untuk pendakian mereka hanya sampai pintu rimba, lalu kembali lagi turun," katanya singkat. (TRIBUNJAMBI.COM/HERUPRITRA)
Sebagian Artikel ini diolah dari TRIBUNNEWS.COM
Baca juga: Meski Ditutup, Masih Tetap Ada Warga yang Ingin Mendaki Gunung Kerinci
Baca juga: Pasangan Muda dan Lajang Mendominasi Pembelian Rumah Subsidi di Jambi
Baca juga: Pemandu Gunung Kerinci Butuh Pengetahuan Geologi Dinamik dan Vulkanologi