Piala Dunia 2022
ANALISIS Taktik Maroko di Piala Dunia 2022, Presssing ala Walid Regragui dan Pola Ofensif
Bagaimana analisis pola taktik Maroko yang ditangani pelatih Walid Regragui di Piala Dunia 2022 Qatar? Berikut ulasannya:
Penulis: Mareza Sutan AJ | Editor: Mareza Sutan AJ
TRIBUNJAMBI.COM - Taktik Walid Regragui dalam menagangi timnas Maroko di Piala Dunia 2022 menarik untuk diulas.
Singa Atlas akhirnya menjadi tim Afrika pertama yang melaju hingga ke semifinal FIFA World Cup.
Lalu bagaimana analisis pola taktik Maroko yang ditangani pelatih Walid Regragui? Berikut ulasannya:
Ulas Taktik Timnas Maroko di Piala Dunia 2022
Bertahan
Meski kalah unggul dari segi materi pemain, sang pelatih enggan menerapkan formasi parkir bus penuh.
Bahkan, sepanjang turnamen, negara Afrika ini selalu memainkan skema empat bek dengan garis pertahanan yang cukup tinggi.
Regragui selaku pelatih acap memainkan formasi 4-3-3, 4-2-3-1, atau 4-1-4-1 dengan pola pressing untuk menahan lawan dari depan, yang sesekali bisa berubah menjadi pola lima bek ketika terdesak untuk bertahan.
Namun, gaya bermain lima bek menjadi 5-4-1 atau 5-1-3-1, cukup jarang diterapkan sepanjang turnamen.
Ambil contoh, saat melawan Portugal, misalnya, mereka baru lebih mundur ke belakang di paruh babak kedua, dengan memainkan lima bek.
Pola bertahan Maroko cukup unik, namun sejauh ini terbukti efektif dengan menjadi tim yang memiliki kemampuan bertahan terbaik.
Maroko cuma kebobolan satu gol dari lima pertandingan yang telah mereka mainkan di Piala Dunia 2022, yakni ketika menghadapi Kanada yang berakhir dengan skor 2-1.
Sisanya, Achraf Hakimi dan kawan-kawan berhasil menjaga clean sheet.
Ini tidak terlepas dari kepiawaian Yassine Bounou di bawah mistar gawang, namun pola bertahan mereka juga menjadi kunci penting keberhasilan Marocco menembus empat besar.
Maroko memainkan garis pertahanan cukup tinggi dengan dua fullback yang memiliki naluri menyerang, ada Achraf Hakimi, Noussair Mazroui, dan Yahia Attiyat Allah.
Oleh karena itu, pertahanan yang disusun Regragui tak terpaku dari belakang.
Alih-alih memainkan pola parkir bus, mereka justru memilih press tinggi di depan, membuat lawan justru lebih banyak bermain di area pertahanan sendiri.
Hal itu bisa terlihat ketika Maroko menghadapi Spanyol yang, meski banyak melakukan passing, namun hampir tidak memberikan ancaman serius bagi gawang Maroko.
Saat melawan Belgia dan Kroasia juga, yang notabenenya tim kuat dan unggulan, namun berhasil diredam olah gaya bertahan yang cukup efektif ini.
Baca juga: Piala Dunia 2022: Gelandang Fiorentina, Sofyan Amrabat tak Sangka Maroko Sampai Semifinal
Baca juga: Pelatih Portugal Tak Menyesal Cadangkan Cristiano Ronaldo Meski Kalah Dari Maroko
Ambil contoh ketike melawan Spanyol, di mana Maroko nyaris tidak dapat memainkan bola.
Dengan pola bertahan ini, anak asuh Luis Enrique gagal untuk menusuk dari tengah, bahkan upaya melepaskan tembakan jarak jauh pun tak dapat dilakukan.
Selecao mencoba pendekatan berbeda dengan pemain-pemain sayap mereka, namun sayangnya Maroko juga punya pemain sayap yang didukung kemampuan dan taktik ala Regragui yang cukup mumpuni.
Lalu bagaimana polanya?
Seperti yang disampaikan di atas, pertahanan Maroko dimulai dengan pressing tinggi di depan.
Pemain yang berperan untuk bertahan tidak melulu bek, melainkan dari penyerang.
Oleh karena itu, simpelnya, Maroko punya tiga lapis garis pertahanan, jika bermain dengan formasi 4-3-3, misalnya.
Hakim Ziyech, Sofiane Boufal, dan Youssef En-Nesyri juga akan ikut turun membantu pertahanan, memberikan press bahkan sebelum lawan melewati garis tengah.
Hal itu terbukti dengan Hakim Ziyech sejauh ini menjadi pemain yang paling banyak melakukan pressing, bahkan di area lawan sekali pun.
Lapis kedua merupakan kunci dari pertahanan Maroko, selain pemain bertahan yang benar-benar sudah siap di sepertiga belakang lapangan.
Sofyan Amrabat, Azzedine Ounahi, dan Selim Amallah menjadi trio yang paling sering dipasang dengan perannya masing-masing.
Merujuk pada pertahanan, Amrabat menjadi yang paling repot dan kesusahan karena perannya sebagai gelandang jangkar.
Tanggung jawab pertahanan terbesar di lini tengah dibebankan padanya, sehingga tidak heran jika pemain Fiorentina itu akan sangat rajin melakukan tekanan.
Bahkan jika ada pergantian formasi dalam bertahan dengan membentuk skema lima bek, Amrabat bisa masuk di tengah, di antara empat bek lainnya untuk memperkuat lini bertahan.
Dapat dikatakan, pemain 26 tahun itu menjadi kunci dari keberhasilan Maroko dalam bertahan dan menyerang.
Dengan pola bertahan tersebut, bagaimana Singa Atlas menyerang?

Menyerang
Harus diakui, intensitas gol Maroko tidak begitu tinggi.
Dari lima pertandingan, mereka hanya mencetak lima gol, dan itu merupakan yang terendah di antara peserta di jajaran 8 besar Piala Dunia 2022 Qatar kemarin.
Bahkan sebelum pertandingan lawan Portugal, Marocco baru berhasil membukukan empat gol di waktu normal.
Gol terbanyak yang dibuat Maroko hanya ketika menghadapi Belgia (2 gol) dan Kanada (2 gol).
Sisanya, mereka mencetak gol lagi ketika menang atas Selecao dengan skor akhir 1-0.
Sementara itu, laga melawan Kroasia di fase grup dan Spanyol di 16 besar berakhir tanpa gol di waktu normal.
Meski begitu, bukan berarti serangan Maroko tak berbahaya, sebab tim sekelas Belgia dan Portugal pun telah merasakannya sendiri.
Pola serangan Singa Atlas ini juga dibangun dari belakang.
Build up serangan dari sektor bek sayap yang punya peran ofensif menjadi salah satu kunci yang mereka miliki, selain juga faktor lini tengah juga berpengaruh.
Dari sektor sayap dulu, Walid Regragui bisa mengandalkan Achraf Hakimi mau pun Noussair Mazroui dan Yahia Attiyat Allah untuk membangun serangan dari belakang.
Bahkan ketika melawan Portugal, bek sayap kiri, Attiat-Allah berhasil memberikan assist untuk gol semata wayang Youssef En-Nesyri.

Dua gelandang (jika memainkan formasi 4-3-3) juga bisa diberi tugas untuk menyerang dari sektor sayap.
Azzedine Ounahi dan Selim Amallah, sejauh ini bisa berperan membantu penyerangan terhadap lawan, meski nama kedua beberapa kali berganti tugas dengan Sofyan Amrabat untuk membantu mengawal pertahanan.
Ounahi bahkan memiliki skill individual yang cukup bagus untuk bertarung one on one dengan lawan.
Sektor sayap di lini depan juga tak kalah paten dengan Sofiane Boufal dan Hakim Ziyech menjadi 'pengukur lapangan' yang cepat.
Pergerakan dummy mereka juga patut diwaspadai lawan, apa lagi mengingat mereka memiliki kecepatan yang mumpuni.
Di posisi pelapis, Maroko punya Zakaria Abdoukhlal dan Yahya Jabrane yang juga memiliki kecepatan.
Di posisi penyerang tengah, selain En-Nesyri, Abdelhamid Sabiri juga mesti diwaspadai dengan kecepatan dan akurasinya.
Meski nama-nama Anass Zaraoury dan Abderrazak Hamdallah tak banyak berbuat sejauh ini, Regragui masih bisa menyimpan mereka untuk berjaga-jaga.
Serangan Maroko seringkali dimotori sektor sayap meski beberapa kali bermain di tengah dengan kemampuan para pemainnya untuk satu lawan satu.
Bermain bola udara memang cukup efektif sejauh ini bagi Maroko, apa lagi dengan Youssef En-Nesyri yang telah terbukti memiliki lompatan tertinggi sepanjang gelaran Piala Dunia 2022.
Meski begitu, permainan bola datar juga bisa menjadi opsi, apa lagi skill one on one pemain sayap dan gelandang Singa Atlas juga cukup gacor.
Di babak semifinal nanti, Maroko akan menghadapi Prancis. Siapakah yang akan menang?
Sekarang Anda dapat menyimak update berita Piala Dunia 2022 di tribunjambi.com dengan mengakses Google News