Renungan Kristen

Renungan Harian Kristen Rabu 7 Des 2022 - Motif Datang Beribadah

Bacaan ayat: Pengkhotbah 4:17 (TB) Jagalah langkahmu, kalau engkau berjalan ke rumah Allah! Menghampiri untuk mendengar adalah lebih baik dari pada me

Editor: Suci Rahayu PK
Instagram @ferinugroho77
Pdt Feri Nugroho 

Renungan Harian Kristen Rabu 7 Des 2022 - Motif Datang Beribadah

Bacaan ayat: Pengkhotbah 4:17 (TB) Jagalah langkahmu, kalau engkau berjalan ke rumah Allah! Menghampiri untuk mendengar adalah lebih baik dari pada mempersembahkan korban yang dilakukan oleh orang-orang bodoh, karena mereka tidak tahu, bahwa mereka berbuat jahat.

Oleh Pdt feri NugroFo

Masih segar dalam ingatan ketika hari itu datang beribadah. Minimal ada lima kebiasaan:

Pertama, mencari posisi ternyaman, datang paling awal, duduk paling belakang, dengan harapan kalau sedikit ngantuk tidak terlihat oleh pelayan ibadah. Padahal dari mimbar, semua terlihat jelas!

Kedua, orang muda yang datang sendiri mencari bangku yang kosong, berharap nanti ada pemudi yang bisa duduk disampingnya. Ini strategi untuk menemukan pasangan hidup!

Ketiga, sistem kontrak tempat; dimana setiap kali datang beribadah selalu duduk di bangku yang sama dan pada posisi yang sama.

Kalau perlu, ditandai secara khusus! Keempat, cari bangku terdepan; agar suara pelayan ibadah terdengar lebih baik, tidak terganggu dengan yang lain.

Biasanya faktor kesehatan. Kelima, sembarangan duduk, yang penting bangku kosong, sebab datang terlambat.

Maka harus rela ditempatkan dimanapun. Berharap saja tidak memakai alas kaki dengan material keras, sebab pasti akan terdengar nyaring saat bersentuhan dengan lantai keramik, dan semua mata memandang!

Terkait dengan perilakupun ada beberapa pemahaman: Pertama, mementingkan kotbah.

Datang kapanpun tetap dianggap sah jika kotbah belum dimulai. Kedua, persembahan.

Yang penting persembahan, kalau perlu nitip ke teman, datang ibadah sebulan sekali cukuplah. Ketiga, yang penting datang. 3D: datang, duduk, diam.

Selesai ibadah, langsung pulang. Kalau perlu duduk didekat pintu keluar. Keempat, para penikmat.

Selalu memberikan komentar kalau ada yang tidak sesuai yang biasanya. Entah karena pelayan ibadahnya lupa, atau nyanyian yang sulit dinyanyikan.

Apakah anda termasuk salah satu tipe diatas? Kalau saya sich pernah masuk dalam semua tipe! Hehee...

Sedikit berbeda dengan kita, umat Tuhan masa Perjanjian Lama pernah dikritik oleh Pengkhotbah ketika umat datang ke Bait Allah lebih mementingkan ritual dari pada makna dari ritual yang dilakukan.

Pemberian korban sebagai persembahan menjadi fokus utama.

Bagi mereka kala itu, yang penting membawa domba untuk persembahan korban bakaran, cukuplah! Mereka datang hanya untuk memberikan korban bakaran dan setelah itu kembali pulang.

Pengkhotbah mengajak umat datang beribadah untuk mendengarkan Tuhan. Mereka belajar tentang Firman Tuhan.

Ritual yang dilakukan, dipahami sebagai sarana perdamaian dengan Tuhan, berikutnya umat dibawa untuk hidup seturut dengan kehendak Tuhan. Itu artinya ibadah menjadi kesempatan emas untuk belajar Firman Tuhan.

Setiap urutan ritual yang dilakukan dalam ibadah menjadi simbol komunikasi dengan Tuhan.

Dalam setiap urutan, masing-masing melakukannya sebagai sebuah obrolah: ada kalanya Allah berbicara, ada saatnya manusia merespon.

Setiap kata dan kalimat dalam wujud bacaan, ucapan, syair lagu, pembacaan Alkitab, doa: menjadi satu kesatuan yang utuh sebagai cara untuk mengalami perjumpaan dengan Tuhan.

Adalah baik untuk kembali mengevaluasi, apakah yang menjadi motifasi kita saat datang beribadah?

Kesempatan berharga bagi kita untuk berbenah, menata ulang agar ibadah menjadi media belajar bagi kita tentang karya Allah dalam kehidupan.

Alkitab penuh dengan pelajaran tentang hidup dan melaluinya kita dapat diperkaya dengan metode dan strategi untuk hidup dalam ketaatan.

Mari kita datang untuk mendengarkan suara-Nya. Amin

Renungan harian oleh Pdt Feri Nugroho S.th, GKSBS Palembang Siloam

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved