Duet Prabowo-Ganjar pranowo di Pilpres 2024 Dinilai Kurang Representatif, Ternyata Ini Alasan

TRIBUNJAMBI.COM - Duet Prabowo Subianto-Ganjar Pranowo di Pilres 2024 dinilai kurang refresentatif.

Hal ioni disampaikan Pengamat politik, Bawono Kumoro soal persaingan Capres 2024 jelang Pilpres mendatang.

Ia menyebut, 'penjodohan' keduanya merupakan bentuk respons dari pencalonan Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden oleh Partai NasDem.

Alasannya adalah [nempatan Ganjar Pranowo sebagai bakal cawapres mendampingi Prabowo Subianto patut diujii lagi.

Bawono melanjutkan penjelasannya, komposisi Prabowo Subianto-Ganjar Pranowo juga kurang representatif di Pilres 2024.

Sebab kedua figur tersebut cenderung dipersespikan pemilih berlatarbelakang nasionalis.

Berbeda apabila komposisi Prabowo Subianto-Muhaimin Iskandar. Komposisi ini jauh lebih representatif nasionalis-religius.

Sementara itu pengamat politik Ray Rangkuti menilai, kans Prabowo Subianto duet dengan politisi PDI-P Ganjar Pranowo pada Pemilu Presiden 2024 sangat terbuka lebar.

Menurutnya, duet itu lebih efektif jika Ganjar Prabowo yang jadi calon presiden, sedangkan Prabowo Subianto jadi calon wakil presiden.

"Ya, saya kira tidak sulit untuk membayangkan komposisinya Ganjar dengan Prabowo dibandingkan Prabowo dengan Ganjar," katanya kepada Kompas.com, Kamis (24/11/2022).

Ray rangkuti beralasan, PDI-P tidak akan rela jika partainya hanya diberi jatah kursi calon RI-2.

Sebab, saat ini PDI-P merupakan partai pemenang Pemilu 2029 atau partai penguasa.

Apalagai, perolehan suara PDI-P jauh mengungguli Partai Gerindra pada Pemilu 2019.

Ray menilai, partai Gerindra juga tak akan mempersoalkan seandainya Prabowo Subianto jadi jadi cawapresnya Ganjar Pranowo.