Berita Merangin

Pasca 120 Kerbau Mati Mendadak, Disnakbun Merangin Suntikan 350 Vaksin SE di 2 Kecamatan

Dinas Pertenakan dan Perkebunan (Disnakbun) Kabupaten Merangin melakukan vaksinasi terhadap 350 kerbau di Kecamatan Tabir dan Tabir Ulu.

Penulis: Solehan | Editor: Suci Rahayu PK
Tribunjambi.com/Solehan Syaf
Kepala Bidang Pertenakan Dinas Pertenakan dan Perkebunan (Disnakbun) Kabupaten Merangin Agus Salim 

TRIBUNJAMBI.COM, MERANGIN - Dinas Pertenakan dan Perkebunan (Disnakbun) Kabupaten Merangin melakukan vaksinasi terhadap 350 kerbau di Kecamatan Tabir dan Tabir Ulu.

Dilakukannya vaksinasi kerbau dua kecamatan ini, karena sebelumnya ada 120 kerbau yang mati mendadak akibat terjangkit Septicaemia Epizootica (SE), atau penyakit ngorok.

Kepala Bidang Pertenakan Dinas Pertenakan dan Perkebunan (Disnakbun) Kabupaten Merangin, Agus Salim mengatakan, di Kecamatan Tabir Ulu pihaknya melakukan 300 vaksinasi, sedangkan di Kecamatan Tabir 50 vaksinasi.

"Saat ini kami juga akan melakukan vaksinasi di beberapa desa Kecamatan Tabir dan Tabir Ulu, namun menunggu laporan dan kesediaan masyarakat," kata Agus, Jumat (25/11/2022).

Baca juga: 5 Jabatan Pemkab Tebo Dilelang Berikut Jadwal Assesment

Baca juga: 5 Jabatan Pemkab Tebo Bakal Dilelang, Berikut Posisi Jabatan Yang Dilelang

Lanjut Agus, bahwa untuk melakukan vaksinasi, harus dilakukan pada pagi, atau sore hari.

"Karena dominan yang terjangkit penyakit ngorok, merupakan kerbau yang tidak dikandang, atau bisa disebut kerbau liar," pungkasnya.

Sebelumnya, 120 kerbau di Kecamatan Tabir dan Tabir Ulu Kabupaten Merangin, mati mendadak diduga akibat terjangkit Septicaemia Epizootica (SE) atau penyakit ngorok.

Kepala Bidang Pertenakan Dinas Pertenakan dan Perkebunan (Disnakbun) Kabupaten Merangin, Agus Salim mengatakan, kematian ratusan kerbau ini, terjadi dalam kurun waktu tujuh hari.

"70 kerbau mati mendadak di Kecamatan Tabir, dan 50 lainnya di Kecamatan Tabir Ulu. Dari hasil pemeriksaan sementara, diduga akibat penyakit SE atau ngorok," kata Agus, Rabu (23/11/2022).

Untuk mencegah bertambahnya kerbau yang mati akibat penyakit ngorok, Agus menyebut, pihaknya gencar melakukan vaksinasi di dua kecamatan tersebut.

"Untuk kerbau satu kali menjalani vaksinasi dalam setahun," lanjutnya.

Menurut Agus, penyebab ratusan kerbau mati diduga terjangkit penyakit ngorok, akibat dari budaya masyakarat yang tidak menginginkan kerbau nya menjalani vaksinasi, dengan alasan sudah dalam keadaan sehat.

"Vaksinasi terhadap kerbau itu sama dengan sedia payung sebelum hujan. Artinya, dari awal sudah mengingatkan masyarakat untuk melakukan vaksinasi terhadap kerbau, namun ditolak," pungkasnya. (Tribunjambi.com/Solehan)


Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News

Baca juga: Pemkab Tebo Bakal Lelang 5 Jabatan, Termasuk Kadis Dikbud

Baca juga: 5 Jabatan Pemkab Tebo Bakal Dilelang, Berikut Posisi Jabatan Yang Dilelang

Baca juga: Natasha Wilona Ungkap Durasi Film Empat Belas Jam Bareng Aliando Syarief: Emang Bisa?

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved