Berita Kerinci

Banjir di Lempur Kerinci Mulai Surut, BBTNKS Akui Ada Perambahan Hutan

tiga desa di Lempur, Kecamatan Gunung Raya, Kabupaten Kerinci diterjang banjir. Ratusan rumah terendam banjir akibat meluapnya Sungai Batang Lempur.

Penulis: Herupitra | Editor: Rian Aidilfi Afriandi
TRIBUNJAMBI.COM/HERUPITRA
Kondisi pasca banjir di permukiman warga kawasan Lempur, Kerinci. 

TRIBUNJAMBI.COM, KERINCI - Minggu (30/10) sore, tiga desa di Lempur, Kecamatan Gunung Raya, Kabupaten Kerinci diterjang banjir. Ratusan rumah terendam banjir akibat meluapnya Sungai Batang Lempur.

Kalak BPBD Kerinci, Darifus melaporkan, banjir mulai terjadi pada pukul 17.30 Wib, menerjang tiga desa yakni desa Lempur Mudik, Desa Lempur Hilir dan desa Lempur Tengah.

"Hujan lebat wilayah Gunung Raya menyebabkan meluapnya Sungai Batang Lempur dan menggenangi permukiman masyarakat dengan ketinggian 15 cm - 50 cm," ujar Darifus.

Katanya, di kelurahan Lempur Tengah sebanyak 150 rumah terendam, Lempur Mudik sebanyak 75 rumah terendam dan Lempur Hilir sebanyak 70 rumah terendam. Selian itu banjir juga menghanyutkan ternak warga.

"Tapi saat ini banjir telah surut. Warga sedang membersihkan bekas banjir yang terjadi," jelasnya.

Menurut warga setempat, akhir-akhir ini banjir telah sering terjadi di wilayah Lempur. Warga menduganya hal itu disebabkan hutan yang berada di perbukitan Lempur sudah banyak ditebang, sehingga tidak ada lagi tempat resapan air.

"Ini menjadi perhatian bagi kita akibat hutan ditebang, warga pun menjadi korban. Ada ratusan rumah yang terendam Banjir," sebutnya.

"Kalau hulu air terus dibabat banjir tidak akan berhenti. Dalam beberapa bulan sudah sering terjadi banjir, akibat hutan yang terus ditebang, pihak adat diminta untuk bertindak," kata Zacki warga lainnya.

Terkait hal itu, Kepala seksi BBTNKS Kerinci, Nurhamidi dikonfirmasi mengatakan, bahwa di wilayah Lempur terdapat beberapa jenis hutan. seperti hutan Adat, hutan produksi dan juga hutan taman nasional kerinci Seblat.

"Kalau mengenai keadaan hutan adat dan hutan produksi itu bukan wewenang kita jadi kita tidak bisa menjelaskan keadaannya," ungkapnya.

Namun ujarnya, untuk hutan TNKS yang ada di wilayah Lempur memang ada kegiatan perambahan yang terjadi. Pihaknya juga telah berupaya melakukan upaya agar kegiatan tersebut tidak dilakukan dengan melakukan berbagai kegiatan.

"Saya lihat banjir yang terjadi di Lempur itu karena memang saat biji intensitas hujan cukup tinggi. Namun adanya perambahan yang terjadi itu juga salah satu faktor banjir terjadi," pungkasnya.

Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News

Baca juga: Biaya Makan Senilai Rp1,5 Juta Jadi Penyebab Ahmad Sabri Siswa Magang di Sarolangun Dibunuh

Baca juga: Pemprov Jambi akan Salurkan Bansos ke 6.000 Nelayan dan 5.000 Tukang Ojek

Baca juga: Pengemudi Ojol Protes Potongan Tarif Tak Wajar, Pemprov Ajak ke Jakarta Temui Pihak Aplikator

Sumber: Tribun Jambi
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    berita POPULER

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved