Indonesia Ditargetkan Produksi Baterai Kendaraan Listrik Berkelas Dunia di 2024

Produksi baterai kendaraan listrik dalam negeri yang akan dimulai pada kuartal kedua 2024 dapat menjadi produsen baterai kelas dunia.

Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Heri Prihartono
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Hyundai KONA Electric ditampilkan pada ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2021 di ICE BSD, Tangerang, Banten, Selasa (16/11/2021). 

 

TRIBUNJAMBI.COM - Produksi baterai kendaraan listrik dalam negeri yang akan dimulai pada kuartal kedua 2024 dapat menjadi produsen baterai kelas dunia.

 Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan mengapresiasi Produksi baterai kendaraan listrik itu.

Luhut mengatakan bahwa Indonesia berpotensi menjadi produsen baterai kelas dunia.

Bukan hanya itu, produksi itu sekaligus bisa menarik lebih Foreign Direct Investment (FDI) yang selama lima tahun terakhir sudah di atas 100 miliar dollar AS.

"Sekarang kita lithium baterai berharap bisa diproduksi pada kuartal kedua di tahun 2024. Kalau semua ini berjalan sesuai dengan rencana kami, kita dapat jadi negara nomor dua di dunia penghasil lithium baterai pada 2028," kata dia dalam konverensi virtual belum lama ini.

Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan menjanjikan ke utusan khusus AS John Kerry, bahwa Indonesia bakal lebih baik dan ramah lingkungan.

Sebab saat ini dikatakan Luhut bahwa pemerintah tengah mendorong penggunaan kendaraan listrik dan B40 minyak sawit.

Luhut sebut kawasan industri di Kalimantan Utara sedang berupaya memproduksi baterai untuk 3 juta kendaraan listrik.

Langkah-langkah yang dilakukan pemerintah untuk mencapai nol emisi sejauh ini berjalan dengan baik.

"Dan kami dorong Hyundai memproduksi 12.000 mobil listrik ini dan jauh lebih dari kecukupan yang kita butuhkan," ujarnya.

Pemerintah juga dikatakan Luhut, terbuka dengan teknologi baru untuk mengurangi emisi karbon dengan catatan tidak ganggu pertumbuhan ekonomi nasional.

Dalam kesempatan terpisah, Luhut juga mengatakan bahwa Indonesia kedepan akan menggunakan sumber daya mineralnya yang kaya seperti nikel, kobalt, tembaga, dan bauksit (alumunium) dalam bisnisnya.

"Lalu itu dikombinasikan dengan sumber listrik yang kompetitif dan melimpah termasuk energi terbarukan seperti tenaga air dan panas bumi untuk lebih menarik investasi yang dapat mengubah perekonomian kita di masa depan," jelas Luhut.

Halaman
12
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved