Prinsip Kerja Keras untuk Membantu Orang Lain Melahirkan Eka Tjipta Foundation

Dengan kerja keras demi bisa membantu orang lain yang dipegang Eka Tjipta Widjaja melahirkan Eka Tjipta Foundation.

Penulis: Heri Prihartono | Editor: Heri Prihartono
Forbes
Dengan kerja keras demi bisa membantu orang lain yang dipegang Eka Tjipta Widjaja melahirkan Eka Tjipta Poundation. 

" Kita harus sebisa mungkin berusaha membantu orang lain yang kurang mampu tanpa diskriminasi kemanusiaan itu tidak pandang bulu"

(Eka Tjipta Widjaja).

TRIBUNJAMBI.COM - Prinsip kerja keras demi bisa membantu orang lain yang dipegang Eka Tjipta Widjaja melahirkan Eka Tjipta Foundation.

Eka Tjipta Foundation lahir dari prinsip membantu dan memberi manfaat buat masyarakat luas.

Prinsip Eka Tjipta ini yang membawanya meraih kesuksesan di setiap bisnis yang dikelolanya.

Eka Widjaja tak pernah lupa dari mana berasal dan dilahirkan yakni  keluarga sederhana.

Dilahirkan dari keluarga sederhana sosok Eka Tjipta sudah memiliki jiwa enterpreneur dan berbagi sejak belia.

Perjalanan Eka Tjipta dimulai ketika dia bersama keluarganya menetap di Makassar Awal .

Eka Tjipta yang masih belia saat itu memiliki niatan membantu ayahnya berjualan yang terlebih dahulu tinggal di Makassar.

Eka Tjipta belajar bagaimana menjadi seorang enterpreneur dimulai  membantu ayahnya berjualan  untuk mendapatkan 150 dolar untuk membayar hutang kepada rentenir.

Sang ayah terjerat rentenir yang  memberikan pinjaman untuk berangkat ke Indonesia .

Keberhasilan Eka Tjipta dimulai ketika dalam dalam  dua tahun kemudian hutang dapat ia lunasi dan jualan ayahnya berjalan sukses.

Eka tjipta Widjaja  hanya lulus sekolah dasar di Makassar tapi mampu membuktikan kepiawaiannya sejak dini,

Meski kehidupannya yang serba kekurangan namun tertanam di hatinya untuk selalu  membantu orang tua dalam menyelesaikan hutang ke rentenir.

Eka Tjipta  mulai berjualan di sekitar kota Makassar dengan sepeda ia berkeliling menjajakan permen kue dan aneka barang toko lainnya dari toko ayahnya.

Perkembanganm usaha yang dijalankannya mulai berhasil saat Eka Tjipta berusia 15 tahun.

Eka Tjipta mencari pemasok kembang gula dan biskuit dengan sepedanya ia harus melewati hutan yang rimbun dan kondisi jalan yang jelek namun kebanyakan penyedia barang tidak percaya dan meminta pembayaran dimuka sebelum barang dibawa pulang.

Eka Tjipta berhasil menjawab kepercayaan penyedia barangnya hingga dari kerja kerasnya hanya selang 2 bulan Ia memiliki laba Rp 20 saat itu merupakan jumlah yang besar.

Saat itu Harga beras saat itu hanya 3 sampai 4 sen per kilo.

Dengan perkembangan usaha yang dijalankan semakin pesat,  Eka pun membeli becak untuk memuat barang dagangannya.

Cobaan datang  saat usahanya mulai berkembang,  pasukan Jepang datang menyerbu Indonesia termasuk ke Makassar sehingga usaha yang bertahun-tahun ia lakukan ikut hancur.

Jiwa entrepreneur Eka Tjipta tak pernah mati meskipun dihadang cobaan berat.

Eka Tjipta kemudian mengayuh sepeda Keliling Makassar hingga sampai ke Paotere yaitu pinggiran Makassar di sana ia melihat struktur tentara Jepang yang sedang membuang tumpukan tepung semen dan gula yang masih baik.

Eka Tjipta lalu berpikir cepat dan akhirnya ia kembali ke rumah dan membuat persiapan untuk membuka tenda di depan lokasi tersebut.

Eka Tjipta menjual makanan dan minuman kepada tentara Jepang yang berada dalam lokasi tersebut.

Keesokan harinya pukul 4 pagi Eka sudah berada di potere lengkap dengan tenda yang telah Ia dirikan dan minuman yang akan ia jual kepada tempat Jepang namun hingga pukul 9 pagi belum ada satupun tentara Jepang yang datang ke tenda nya.

Eka lalu mendekati pimpinan tentara tersebut dan mempersilahkan makan dan minum di tenda setelah semua laki-laki dan tahanan diizinkan untuk makan dan minum di tenda.

Eka Ia lalu meminta izin untuk mengangkat semua barang yang sudah dibuang Eka dan  mengumpulkan anak-anak kampung untuk membantu mengangkat barang-barangnya dengan membayar 5 sampai 10 persen.

Dia mengumpulkan semua barang-barang tersebut di rumahnya dan memilih barang mana yang masih baik untuk dijual atau dipakai.

Tiba-tiba datang  kontraktor yang ingin membeli semen untuk membuat Makam orang kaya namun Eka menolak sebab menurutnya Kenapa harus menjual semen ke kontraktor.

 Eka memutuskan untuk menjadi kontraktor pembuat kuburan orang kaya dan setelah persediaan semen besi dan beton habis ia berhenti menjadi kontraktor.

Tak lagi menjadi kontraktor ia beralih profesi sebagai pedagang koperasi dalam bisnis tersebut ia pernah berlayar berhari-hari ke Selayar dan ke sentra-sentra kopra lainnya untuk mencari kopra dengan harga murah namun dengan adanya aturan dari penjajah Jepang Eka rugi besar hingga nyaris bangkrut.

 

Eka Tjipta buka usaha kembang gula tapi ketika usaha tersebut mulai berkembang harga gula jatuh dan ia pun rugi besar Ia pun kehabisan modal bahkan harus berhutang.

Di tahun 1980 Eka dengan uang hasil usahanya berani  memutuskan untuk menjadi seorang entrepreneur seperti masa mudanya dahulu ia kemudian membeli sebidang kebun sawit  di Riau.

100 tahun Eka Tjipta Widjaja perusahaan semakin berkembang  mulai dari perkebunan,  bank hingga kertas.

Dengan memegang  konsep hidup " bila kita hidup hemat uang yang ditabung bisa digunakan untuk membantu orang lain yang membutuhkan dan kita harus sebisa mungkin berusaha membantu orang lain" lahirlah   sebuah Yayasan yaitu Eka Tjipta foundation atau ITF.

Eka Tjipta foundation memiliki visi dalam motornya yaitu menanam kebaikan menuai kesejahteraan hal tersebut merupakan bagian dari Sinar Mas untuk Indonesia.

 

 

Artikel ini diolah dari Chanel Youtube sumber GrowthLife Indonesia dan berbagai sumber terkait.

Baca juga: Menguak Cara Eka Tjipta Widjaja Merintis Bisnis Sinar Mas Group Ratusan Triliun, Kuncinya Biskuit

Baca juga: Siapa Sebenarnya Eka Tjipta Widjaja, Orang Terkaya di Indonesia Pendiri Sinar Mas Group

Baca juga: Mengenal Dhony Rahajoe Petinggi Sinar Mas Land Bakal Jadi Wakil Kepala Badan Otorita IKN

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved