Brigadir Yosua Tewas Ditembak

Keluarga Brigadir Yosua Pertanyakan Kedatangan Asosiasi Psikologi Forensik Indonesia

Asosiasi Psikologi Forensik Indonesia mendatangi kediaman keluarga Brigadir Yosua di Desa Suka Makmur, Selasa (23/8/2022) lalu.

Penulis: Danang Noprianto | Editor: Teguh Suprayitno
Tribunjambi/Danang
Asosiasi Psikologi Forensik Indonesia mendatangi kediaman keluarga Brigadir Yosua di Desa Suka Makmur, Selasa (23/8/2022) lalu. 

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Asosiasi Psikologi Forensik Indonesia mendatangi kediaman keluarga Brigadir Yosua tepatnya rumah sang bibi, Rohani Simanjuntak di Desa Suka Makmur, Kecamatan Sungai Bahar, Kabupaten Muaro Jambi, Selasa (23/8/2022) lalu.

Kedatangan tim Psikologi ke rumah Rohani ini bertepatan dengan digelarnya wisuda UT yang dihadiri oleh Samuel Hutabarat, ayah Brigadir Yosua.

Kedatangan tim psikologi ini untuk memeriksa dan meminta keterangan keluarga Brigadir Yosua, teman, rekan kerja, atasan dan pihak lain yang berkaitan dengan Brigadir Yosua.

Diketahui 3 psikolog yang memeriksa keluarga Brigadir Yosua yakni Zera Mendoza, Nila Anggreany dan Reni Iskandar.

Baca juga: Ferdy Sambo Kirim Surat Pengunduran diri, Keluarga Brigadir Yosua: Seharusnya Dipecat

Namun berdasarkan keterangan dari bibi Brigadir Yosua, Roslin Simanjuntak yang juga ikut diperiksa mengatakan dirinya merasa bingung karena menanyakan kepribadian dan latar belakang Brigadir Yosua.

"Kami bingung, ini psikologis nya datang untuk menanyakan kepribadian almarhum dari bayi bagaimana, apakah ada kelainan, tujuannya kesitu kami juga jadi bingung kemarin," ucapnya, Kamis (25/8/2022).

Roslin mengatakan seluruh pertanyaan yang ditanyakan adalah perilaku Yosua sejak kecil hingga menjadi polisi bahkan ajudan Ferdy Sambo.

Dengan pertanyaan tersebut ia tentu bingung apa hubungannya, karena yang ditanyakan perilaku dan kepribadian Yosua.

Baca juga: Ini Penyebab Kondisi Psikis Ibu Brigadir Yosua Kembali Drop

Selain keluarga, tim Psikologis tersebut juga memeriksa teman dekat semasa kecil Brigadir Yosua inisial R.

Ada enggak dia perkembangan nya gimaan, dari cara orang itu berbicara kan kita sudah memahami ada orang itu mau cari kelainan anak kami,

"Kawannya itu ditanyain, pernah gak bocengan, kalau dibonceng gimana gerakannya gitu katanya, Karena kami kan dipisah, jadi kami tanya apa sih yang ditanya sama kamu (teman Yosua), katanya dia ceritakan kebaikannya, tingkah lakunya, adakah dia sakit hati lihat kawannya kalau marah dengan dia," jelasnya.

Roslin mengatakan dari pembicaraan tim psikologis tersebut sepetinya mengarah ke pelecehan yang dilakukan.

"Mungkin apa ada kelainan anak kami, kalau kami tangkap dari pembicaraan dan pertanyaannya," ucapnya.

Baca juga: Pakar Ekspresi Soroti Sikap Ferdy Sambo saat Sidang Kode Etik Padahal Terjerat Kasus Pembunuhan

Roslin juga mempertanyakan kenapa setelah 50 hari kematian Brigadir Yosua baru datang dan memeriksa. Namun dikatakan salah satu tim kepada Roslin karena tim tersebut membutuhkan surat penugasan terlebih dahulu, baru bisa melakukan pemeriksaan.

"Kami tanya kenapa sekarnag baru datang," ucapnya.

Pemeriksaan tersebu dilakukan selama lebih kurang satu jam yang dilakukan oleh tiga orang dan dilakukan di tempat berbeda.

Selanjutnya direncanakan tim tersebut akan memeriksa kepala Sekolah SMA 4 tempat Brigadir Yosua menimba ilmu semasa sekolah, namun kata Roslin hal tersebut urung dilakukan dengan alasan yang tidak ia ketahui.

Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News

Sumber: Tribun Jambi
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved