3 Anggota Paskibra Menangis Gagal Kibarkan Merah Putih di Kota Solo, Peserta Upacara Tepuk Tangan

Suasana khidmat mendadak menjadi haru biru saat para anggota paskibra gagal mengibarkan bendera Merah Putih saat upacara HUT ke-77

Editor: Fifi Suryani
YouTube Tribunnews
Suasana khidmat mendadak menjadi haru biru saat para anggota paskibra gagal mengibarkan bendera Merah Putih saat upacara HUT ke-77 

TRIBUNJAMBI.COM, JAKARTA - Suasana khidmat mendadak menjadi haru biru saat para anggota paskibra gagal mengibarkan bendera Merah Putih saat upacara HUT ke-77 RI di Stadion Sriwedari Solo, Rabu (17/8). Usai pengibaran bendera selesai, mereka yang bertugas saling berpelukan.

Mereka adalah Muhammad Nabhan Haikal Fikri sebagai pengerek, bagian tengah Albert Maulana, serta pembentang bendera Muhammad Fashadiyah Ulhaq. Usai upacara selesai, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka memanggil para paskibraka untuk tetap tegak, memberikan salam dan melambaikan tangan.

Namun, tangis mereka semakin pecah tatkala harus melambaikan tangan dan berjalan menyapa penonton yang hadir.Para anggota paskibra yang didampingi Gibran itu berjalan sambil menangis dengan melambaikan tangan.

Mereka diteriaki penonton untuk tetap semangat agar tidak berkecil hati. "Semangat, semangat," ujar penonton yang berada di tribun stadion Sriwedari.

Tiga orang petugas pengibar bendera merah putih itu langsung dihampiri oleh orang tuanya untuk diberikan semangat dan agar tidak kecewa. Nabhan, yang didapuk sebagai pengerek, tak dapat menutupi kesedihannya karena gagal mengibarkan sang Merah Putih.

Dirinya menceritakan penyebab bendera merah putih tak dapat berkibar. "Besi yang untuk mengibarkan bendera patah, tadi sudah sempat dicantolkan," ujar Nabhan.

Dalam kesempatan itu, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka mengatakan paskibra yang sudah dikukuhkan untuk tidak berkecil hati. "Yang namanya kejadian seperti ini kecelakaan, tidak bisa diprediksi, ya kesalahan kecil saya mohon maaf. Adik-adik Paskibra sudah semangat," ucap Gibran.

Meski tidak dapat dikibarkan di tiang bendera, Gibran mengatakan bahwa upacara bendera pada hari ini berjalan dengan lancar."Iya nggak apa-apa (nggak kepasang), kesalahan teknis tidak bisa kita prediksi. Ya lumayan lancar," terangnya.

Dalam upacara HUT ke-77 RI tersebut, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka didapuk menjadi Inspektur Upacara. Sedangkan komandan upacara adalah Kapten Kal. Prasetio R. N. S., ST. Han yang berasal dari TNI Angkatan Udara.

Sayangnya, upacara kali ini diwarnai insiden tidak berkibarnya sang merah putih di tiang bendera. Kejadian itu terjadi saat bendera hendak dibentangkan oleh Fashadiyah.

Meski tidak dapat dikibarkan di tiang bendera, lagu kebangsaan Indonesia Raya tetap bergema di Stadion Sriwedari. Namun demikian, bendera merah putih tersebut akhirnya tetap dibentang oleh Fashadiyah Ulhaq dan Albert Maulana dengan tangan mereka sendiri sebagai pemegang bendera.  Usai lagu kebangsaan Indonesia Raya selesai, tepuk tangan hadirin peserta upacara membahana untuk memberikan semangat kepada para anggota paskibra. Bahkan hingga paskibra meninggalkan lokasi upacara, tepuk tangan yang hadir dalam upacara terus terdengar.

Saat menjadi inspektur upacara, Gibran mengenakan busana Jawa Sikepan Alit berwarna cokelat. Busana tersebut digunakan hanya untuk yang berpangkat Dipati atau penguasa saja.

Sedangkan warna cokelat, mempunyai air tanah atau membumi. "Beskap biasa warna cokelat, warna tanah. Artinya membumi," kata Gibran. Selain itu, dominasi warna cokelat disebutnya membuat ada kesan yang aman, nyaman dan hangat.

Bahkan secara psikologi warna, cokelat adalah warna yang akan memberikan kesan dapat diandalkan dan kuat.  Arti warna cokelat adalah sebuah kekuatan hidup dan pondasi kehidupan.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved