Balita dari Malaysia Diperjualbelikan di Indonesia, Pengirim Disebut Polwan Malaysia

Kepolisian membongkar dugaan perdagangan manusia yang menjual balita dari Malaysia di Indonesia. Pelaku diduga pasangan suami istri.

Editor: Deddy Rachmawan
Pixabay/sammisreachers  
ILUSTRASI Perdagangan manusia atau human trafficking  

TRIBUNJAMBI.COM  - Kepolisian membongkar dugaan perdagangan manusia yang menjual balita dari Malaysia di Indonesia. Pelaku diduga pasangan suami istri.

Dugaan perdagangan manusia dengan korban masih balita ini dibongkar oleh Polres Pinrang, Sulawesi Selatan.  

Kasat Reskrim Polres Pinrang AKP Muhalis mengatakan pihaknya mendapati dua orang perempuan yang hendak bertransaksi menjual  anak di Terminal Bayangan Desa Pajalele, Kecamatan Lembang, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan.

"Kedua perempuan membawa seorang balita yang hendak ia kirim ke Makassar dan telah dipesan seseorang. Kedua ibu yang berboncengan itu hendak menabrak petugas saat digerebek," jelasnya. 

"Dari hasil penyelidikan kami sementara bersama Polres Pinrang, kami menemukan satu rumah di Kabupaten Pinrang menampung sejumlah anak dan balita dari luar negeri yakni Malaysia. Diduga kuat kasus itu perdagangan orang atau trafficking anak, " jelas Kasi Intelijen dan Penindakan Keimigrasian Brian Hermawan, Rabu (3/8/2022).

Baca juga: LPAI Jambi Sayangkan Vonis Sudin Pelaku Perdagangan Orang Hanya 5 Tahun

Akhirnya di rumah tersebut polisi menemukan 4 orang balita.

Selain itu di sana terdapat Ramli pengasuh anak sekaligus tuan rumah dan dua wanita Fatmawati dan Rajiah sebagai asisten rumah tangga Ramli.

Menurut Muhalis, Ramli diduga berperan sebagai perawat anak. Kini  mereka masih diperiksa di ruang PPA Polres Pinrang.

Lalu dari mana mereka mendapatkan balita dari Malaysia tersebut? Dari keterangan asisten rumah tangga tersebut, keempat balita dari Malaysia itu dikirim oleh istri Ramli yang bekerja sebagai polisi wanita di Malaysia.

"Sejumlah anak balita di rumah Ramli dikirim oleh istrinya di Malaysia. Istri Ramli kabarnya seorang polwan di Malaysia,"terang Muhalis.

Baca juga: Kisah Hotman Paris Hanya Butuh 30 Menit Selamatkan Seorang Gadis dari Praktik Perdagangan Manusia

Awal terungkapnya dugaan trafficking anak itu karena Fatmawati dan Rajiah, asisten rumah tangga Ramli, memutuskan untuk berhenti bekerja.

Mereka beralasan gaji yang diperoleh tiap bulan tidak sesuai kesepakatan dan promosi pada lowongan kerja asisten rumah tangga yang keduanya dapat di media sosial.

Lalu keduanya berniat kabur dari rumah Ramli tanpa sepengetahuan majikan. Ia kemudian menceritakan peristiwa dalam rumah Ramli ke sejumlah orang.

Baca juga: Jumlah Korban Sudin, Tersangka Perdagangan Anak di Jambi Berkurang dari 30 Jadi 3 Anak

Ramli mengaku empat balita itu sebagai anak angkatnya. Namun itu menjadi tanda Tanya, karena Ramli mengambil anak angkat banyak, sementara ia hanya berprofesi sebagai petani dan nelayan.

“Yang membuat heran Ramli melarang membawa anak balita itu keluar pekarangan rumahnya," tutur Rajiah.

Empat balita yang diduga akan dijual di wilayah Pinrang, Sulawesi Selatan dua di antaranya berwajah India, satu berwajah China dan satu lagi berwajah Melayu.

Baca selengkapnya berita perdagangan manusia ini di sini

Sumber: Kompas.com
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    berita POPULER

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved