Debut Manis Paulo Dybala saat Tottenham Hotspur vs AS Roma, Rivalitas Antonio Conte & Jose Mourinho

TRIBUNJAMBI.COM - Debut Paulo Dybala di laga Tottenham Hotspur vs AS Roma berbuah manis dalam kemenangan tim Jose Mourinho, Ahad (31/7/2022) dini hari WIB.

Laga Tottenham vs AS Roma ditutup dengan skor tipis 0-1 untuk kemenangan Giallorossi.

Hasil itu menambah catatan positif klub ibu kota Italia di pertandingan pramusim mereka.

Jalannya Pertandingan Tottenham Hotspur vs AS Roma
Laga berlangsung di Stadion Sammy Ofer, Israel dengan sengit.

Skuad asuhan Antonio Conte lebih mendominasi keseluruhan pertandingan, namun gagal menciptakan satu pun tembakan yang mengarah ke gawang.

Secara keseluruhan, Spurs menguasai bola 65 persen, berbanding 35 persen yang dikuasai AS Roma.

Mereka juga melepaskan 10 tembakan ke gawang, namun tak satu pun yang membahayakan gawang Giallorossi yang dijaga Rui Patricio.

Kedua pelatih yang memiliki rivalitas sejak lama ini sama-sama memasang formasi 3-4-2-1 di awal laga.

Di kubu Tottenham, Harry Kane menjadi ujung tombak, dengan Dejan Kulusevski dan Heung-min Son menjadi dua penyokong di belakangnya.

Baca juga: Rivalitas Antonio Conte & Jose Mourinho jelang Laga Pramusim Tottenham Hotspur vs AS Roma di Israel

Sementara itu, Jose Mourinho memasang Tammy Abraham di posisi ujung tombak.

Nicolo Zaniolo dan Paulo Dybala yang melakoni debutnya bermain sebagai peran pembantu di belakang striker.

Menariknya, pemain debut itu langsung memberi assist dalam gol yang tercipta dari Roger Ibanez di menit 29'.

Pemain bertahan AS Roma itu berhasil mencetak gol di menit 29' setelah menerima umpan dari Paulo Dybala.

Skor 0-1 menutup babak pertama untuk keunggulan I Lupi.

Meski babak kedua berlangsung sengit, kedua tim sama-sama gagal mencetak gol tambahan, sehingga skor 0-1 antara Tottenham Hotspur vs AS Roma menutup laga di Israel.

Debut Manis Paulo Dybala
Laga ini juga menjadi debut manis pemain anyar AS Roma, Paulo Dybala.

Penyerang Argentina itu didatangkan Giallorossi dengan status bebas transfer setelah kontraknya habis di Juventus.

Berperan sebagai penyerang, Paulo Dybala justru tidak memberikan persaingan bagi pemain lain Jose Mourinho di lini depan, melainkan mendorong serangan dengan posisi di belakang striker.

Bermain dengan kaki kiri juga mendorong kreativitas tim dalam membangun variasi serangan.

Kemenangan 0-1 lawan Tottenham Hotspur menjadi catatan bagus bagi Paulo Dybala di Roma.

Baca juga: Tammy Abraham Yakin AS Roma Jadi Penantang Scudetto di Liga Italia setelah Kedatangan Paulo Dybala

Rivalitas Antonio Conte dan Jose Mourinho
Kedua pelatih itu memiliki catatan sejarah rivalitas yang sengit.

Kondisi ini diprediksi akan mengingatkan banyak pertengkaran buruk yang mereka alami selama bertahun-tahun.

“Kami memiliki rasa saling menghormati dan sejarah kami di sepakbola berbicara untuk kami," kata Antonio Conte jelang dalam konferensi persnya untuk Tottenham Hotspur.

"Sekarang semuanya baik-baik saja dan besok pasti akan ada pelukan di antara kita,” kata Antonio Conte.

“Saya pikir saya melihat situasi yang sama antara (AS) Roma dan Tottenham (Hotspur) karena kedua klub ingin membangun, melangkah selangkah demi selangkah untuk melawan tim yang di masa lalu mendominasi di Italia, Juventus dan juga satu musim bersama Inter (Milan) dan (AC) Milan."

“Bagi kami (Manchester) City, Liverpool, Chelsea, (Manchester) United. Ini perbandingan yang bagus karena kami memiliki target yang sama.”

Kedua ahli taktik itu tidak selalu saling berhadapan, namun pertengkaran terus berlanjut hingga baru-baru ini.

Bentrokan mereka dimulai pada Oktober 2016, ketika Chelsea asuhan Antonio Conte mengalahkan Manchester United asuhan Jose Mourinho 4-0.

Selebrasi gembiranya di pinggir lapangan atas gol keempat memicu pembicaraan keras pada peluit akhir.

The Special One pada dasarnya menuduh Antonio Conte memainkan sepak bola 'catenaccio' di Chelsea, semua serangan balik dan permainan set.

Catenaccio adalah sistem taktis dalam permainan sepak bola yang menitikberatkan kekuatan pada pertahanan.

Dalam bahasa Italia, catenaccio berarti "Kunci" sehingga dapat diartikan bahwa catenaccio adalah strategi permainan dengan pertahanan yang terorganisir dan efektif agar lawan kesulitan menyerang atau mencetak gol.

Itu membuat Jose Mourinho mengangkat alis, mengingat pendekatan Jose Mourinho di Inter selama kampanye peraih Treble 2009-2010.

Baca juga: Mantan Penyerang Torino, Andrea Belotti Akan Gantikan Eldor Shomurodov di AS Roma?

The Special One mengarahkan pukulan yang sangat rendah pada tahun 2017 ketika dia bercanda bahwa dia "tidak akan kehilangan rambut saya berbicara tentang Antonio Conte," mengacu pada transplantasi rambut yang dilakukan ahli taktik sekitar tahun 2007.

Rivalitas mereka mencapai level baru pada tahun 2018 ketika Jose Mourinho mengatakan dia tidak perlu “bertindak seperti badut” di pinggir lapangan, mendorong Antonio Conte untuk menjawab bahwa ternyata bos Portugal itu menderita “pikun” jika dia lupa dengan kejenakaannya sendiri.

Jose Mourinho mencatat bahwa dia “tidak pernah diskors karena pengaturan pertandingan”, mengacu pada insiden yang melibatkan waktu Antonio Conte sebagai pelatih Siena tepat sebelum dia mengambil pekerjaan Juventus.

Orang Italia itu marah, menyebut Mou “seorang pria kecil."

"Dia adalah seorang pria kecil di masa lalu dan dia akan menjadi di masa depan. Kapan pertandingan melawan (Manchester) United? Kita bisa bertemu di sebuah ruangan."

"Untuk mencoba dan menjelaskan tentang komentar ini. Saya tidak tahu apakah dia siap menemui saya di sebuah ruangan, hanya saya dan dia.”

Entah mereka memang bertemu di ruangan itu atau hanya memutuskan untuk menghentikan permusuhan, karena sudah relatif tenang sejak jabat tangan mereka pada 2018.

Kini, Jose Mourinho yang melatih AS Roma kembali memenangkan laga melawan mantan klubnya, Tottenham Hotspur yang kini ditangani Antonio Conte.

Sekarang Anda dapat menyimak berita pertandingan pramusim di tribunjambi.com via Google News