Femalenial
Femalenial Jambi, Perjuangan Nindya Soraya Guru Bahasa Inggris Dalam Meraih Beasiswa di Australia
Nindya Soraya D gadis asal Jambi ini berhasil meraih beasiswa di The University of New South Wales (UNSW), Sydney, Australia.
Penulis: M Yon Rinaldi | Editor: Rian Aidilfi Afriandi
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Memiliki pendidikan terbaik di universitas terbaik menjadi impian banyak kaum milenial saat ini.
Di Jaman kesetaraan gender saat ini pendidikan bukan lagi menjadi milik kaum laki-laki saja bahkan banyak wanita yang telah memiliki pendidikan tinggi bahkan sampai di universitas di luar negeri.
Menjadi seorang perempuan bukanlah suatu halangan untuk menempuh pendidikan terbaik walaupun di luar negeri dan seorang diri, dan ini telah banyak dilakukan perempuan Indonesia.
Namun tidak semua orang bisa mendapatkan pendidikan terbaik apa lagi sampai belajar ke luar negeri.
Biaya yang tinggi, budaya yang berbeda hingga bahasa yang berbeda menjadi tantangan bagi Milenial yang ingin melanjutkan pendidikan keluar negeri.
Namun, jika ada kemauan dan tekat yang kuat, sesuatu yang mustahil bisa diraih seperti Nindya Soraya D yang tidak pernah lelah dalam mendapatkan pendidikan terbaik hingga keluar negeri.
Nindya Soraya D gadis asal Jambi ini berhasil meraih beasiswa di The University of New South Wales (UNSW), Sydney, Australia.
Keberhasilan gadis berhijab ini bukan tanpa halangan, dia telah mengikuti seleksi beasiswa hingga 13 kali hingga dinyatakan diterima sebagai awardee Australia Awards Scholarship pada Desember 2021 kemarin.
Apa lagi saat ini dia telah bekerja sebagai Instruktur Bahasa Inggris di Balai Bahasa Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung sejak tahun 2018.
Dia lebih banyak mengajar persiapan test Bahasa Inggris seperti TOEFL ITP, TOEIC, dan IELTS, dan Academic Writing.
Nindya menceritakan tantangan terbesarnya dalam mendapatkan beasiswa ini adalah dalam membagi waktu antara bekerja dan mengisi aplikasi pendaftaran.
"Aplikasi ini sangat detil jadi saya harus hati-hati dan membutuhkan banyak waktu terutama untuk menulis esai,' ujarnya Sabtu (30/7/2022).
Untuk menulis esai sebagai sarat pendaftaran dia membutuhkan waktu sekitar tiga bulan.
Setidaknya dia harus menyelesaikan 3-5 esai dengan masing-masing terdiri dari 2.000 karakter.
Proses ini menjadi momen yang sangat melelahkan bagi Nindya, apa lagi di saat tidak ada ide untuk menulis di tambah padatnya waktu kerja.