Ekspedisi Sungai Nusantara

Jambi Darurat Sampah Plastik, Terjadi Pencemaran Mikroplastik di Sungai Batanghari

Mikroplastik di air jadi ancaman serius. Apalagi pada kota dan kabupaten yang dilewati Sungai Batanghari, menggunakan airnya bahan baku air minum

Editor: Suang Sitanggang
TRIBUNJAMBI/HO/Prigi Arisandi
Tim Ekspedisi Sungai Nusantara menemukan kontaminasi mikroplastik di Sungai Batanghari mencapai 150 partikel mikroplastik dalam 100 liter air. 

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Tim Ekspedisi Sungai Nusantara (ESN) menemukan betapa buruknya penanganan sampah, yang berakibat timbulnya pencemaran mikroplastik di Sungai Batanghari, Provinsi Jambi.

Kesimpulan itu dinyatakan Tim ESN berdasarkan hasil kajian yang dilakukan di Kota Jambi dan Kabupaten Muaro Jambi.

"Kota Jambi dan Kabupaten Muaro Jambi lalai lakukan pengelolaan sampah sehingga kami menemukan timbulan sampah di banyak tempat di kedua wilayah yang dilewati Sungai Batanghari. Sungai menjadi tempat sampah plastik," ungkap Prigi Arisandi, Timn ESN, dalam pernyataan tertulis kepada Tribun, Jumat (15/7/2022) malam.

Lebih lanjut, Prigi mengatakan peneliti ESN menemukan kontaminasi mikroplastik di Batanghari mencapai 150 partikel mikroplastik dalam 100 liter air.

Mikroplastik di air jadi ancaman serius. Apalagi pada kota dan kabupaten yang dilewati Sungai Batanghari, menggunakan airnya untuk bahan baku air minum.

Ancaman lainnya adalah kontaminasin pada perikanan yang menjadi sumber pangan atau sumber protein.

"Mikroplastik menyerupai plankton yang menjadi makanan ikan. Melimpahnya jumlah mikroplastik di air Batanghari dianggap sebagai plankton atau makanan ikan," kata dia.

Semakin banyak sampah plastik yang masuk ke badan air, terangnya, akan semakin banyak yang menjadi mikroplastik, dan semakin banyak ikan yang terkontaminasi mikroplastik.

"Akhirnya ikan dikonsumsi manusia, sehingga plastik yang kita buang akan kembali ke dalam tubuh kita melalui ikan yang kita makan," tutur Prigi Arisandi.

Alumni Biologi Universitas Airlangga Surabaya ini menjelaskan, mikroplastik masuk dalam kategori senyawa pengganggu hormon.

Penyakit diabetus melitus, obesitas, gangguan reproduksi akan jamak ditemukan jika makanan kita terkontaminasi mikroplastik.

Tim ESN mendorong Pemkot Jambi dan Pemkab Muaro Jambi untuk mengendalikan munculnya timbulan sampah di tepi Batanghari.

"Pemerintah harus menyediakan tempat sampah di setiap desa yang dilewati Sungai Batanghari," sarannya.

Selain itu, perlu dibuat regulasi pengendalian sampah plastik sekali pakai seperti tas kresek, sedotan, styrofoam, popok, sachet dan botol air minum sekali pakai. (*)

Baca juga: Diduga Tercemar Zat Asam, Tanaman Padi Warga Rantau Rasau Terancam Mati

Baca juga: Dampak Limbah Domestik, DLH Sebut Air Sungai-Danau di Kota Jambi Tercemar Ringan dan Sedang 

Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved