Ibu ibu Tendang Buaya
Viral Ibu-ibu Tendang Buaya hingga Tersungkur, Ini Tips Menghadapi Buaya yang Membahayakan
Artikel ini membahas soal Peristiwa ibu-ibu tendang buaya terjadi di RT 02 Parit III desa Siau Dalam,
TRIBUNJAMBI.COM, - Sempat heboh ibu-ibu tendang buaya hingga tersungkur.
Peristiwa ibu-ibu tendang buaya terjadi di RT 02 Parit III desa Siau Dalam, Kecamatan Muara Sabak Timur, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Jambi.
Sosok ibu-ibu tendang buaya terjadi ketika hendak buang air , pada Rabu (13/7/2022) sekira pukul 13:30 WIB.
Wanita yang berani tendang buaya adalah Indo Efo (24).
Kapolsek Muara Sabak Timur, Iptu Budi S membenarkan kejadian ini.
Kapolsek menjelaskan, saat itu korban sempat diseret masuk ke dasar parit namun secara spontan korban langsung menendang bagian kepala buaya tersebut dengan menggunakan kaki kanan.
Akhirnya buaya tersebut langsung melepaskan gigitan.
"Setelah terlepas dari serangan buaya tersebut korban langsung naik ke daratan dan berteriak meminta tolong kepada warga setempat," jelasnya.
Selanjutnya, warga yang mendengar teriakan korban langsung datang untuk membantu, akibat kejadian tersebut korban mengalami luka robek bekas gigitan di bagian kaki sebelah kiri.
Tips saat Bertemu Buaya
Berikut tips menghindari buaya Seperti dilansir dari Antara dari Dosen Jurusan Biologi Universitas Andalas (Unand) Padang M Nazri Janra, M.Si.
1. Lari Zig-zag
“Caranya jangan lari dengan arah lurus, tapi buat gerakan zig-zag karena buaya akan kesulitan mengejar,” ujar dia.
Alasannya adalah bentuk tubuh memanjang dan jarak antara kaki depan dengan belakang yang cukup jauh, sehingga cara menyelamatkan diri dari buaya dengan berlari dalam pola zig-zag akan membuat buaya kesulitan berjalan cepat.
2. Hindari gigi dan ekor
Saat berhadapan langsung maka hindari gigi dan ekor.
“Kalau berhadapan langsung dengan buaya juga hindari gigi dan ekor karena bisa sewaktu-waktu menyambar,” pungkas Nazri.
3. Jauhi habitan buaya
Sementara itu, ahli Herpetologi dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Amir Hamidy menuturkan bahwa buaya merupakan tipe hewan teritorial, yang berarti pejantan buaya akan melindungi atau menjaga daerah kekuasaannya dari ancaman luar.
Untuk mencegah konflik antara manusia dan buaya, maka masyarakat dan BKSDA dapat mengetahui lokasi habitat buaya dan memberikan tanda peringatan agar tidak mendekat ke lokasi.
A setempat dan masyarakat memasang rambu-rambu peringatan bahwa area tersebut berbahaya untuk aktivitas manusia," jelas Amir.
Selain itu, masyarakat harus mengenal sifat atau perilaku buaya untuk mencegah terjadinya konflik.
"Buaya muara panjangnya bisa mencapai lebih dari tiga meter. Daya jelajah buaya muara itu sangat bagus, bisa di sungai dan menyeberang laut.
Apabila bertemu atau melihat buaya, lebih baik segera melaporkan ke BKSDA agar buaya dapat direlokasi ke tempat yang jauh dari pemukiman warga," papar dia.
Adapun proses relokasi buaya harus melibatkan profesional dikarenakan sifat buaya yang sangat berbeda dengan reptil liar lainnya.
Sumber Artikel : Tribunjambi.com dan sebagian artikel Kompas.com
Baca Artikel Tribunjambi.com di Google News
Baca juga: Emak-emak Diserang Buaya di Tanjab Timur, Selamat Setelah Tendang Kepala Buaya
Baca juga: BKSDA Jambi Turun ke Lokasi Emak-emak Diserang Buaya di Tanjabtim
Baca juga: Emak-emak di Tanjabtim Diserang Buaya Saat Buang Air Besar, Tangan dan Kaki Robek