Brigadir Yosua Tewas Ditembak
Brigadir J Tewas Pada Kasus Polisi Tembak Polisi, KontraS Sebut Ada 7 Kejanggalan
kejanggalan Brigadir Josua versi KontraS: 1. disparitas waktu yang cukup lama diumumkan ke publik. 2. kronologi polisi berubah-ubah. 3. Luka sayatan
Penulis: Suang Sitanggang | Editor: Suang Sitanggang
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Mabes Polri menyebut Brigadir J yang memiliki nama lengkap Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat, tewas dalam tragedi polisi tembak polisi di rumah dinas Kadiv Propam Irjen Pol Ferdy Sambo.
Jenazah Yosua Hutabarat sudah dimakamkan Senin (11/7/2022) lalu, tapi hingga kini kematiannya masih dianggap misteri oleh keluarga dan banyak pihak.
Bahkan Mahfud MD yang merupakan pejabat negara dan Ketua Kompolnas menyebut kasus ini memiliki banyak kejanggalan, serta tidak jelas sebab akibat pada kronologi yang dikisahkan polisi.
Terbaru, KontraS (Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan) juga menilai kejanggalan, dan menyebut setidaknya ada 7 item.
Berikut kejanggalan pada peristiwa yang menewaskan Brigadir Josua versi KontraS:
1. Ada disparitas waktu yang cukup lama. Diumumkan ke publik tiga hari setelah kejadian.
2. Kronologi yang disampaikan kepolisian berubah-ubah.
3. Ada luka sayatan pada tubuh jenazah Brigadir J di bagian muka, yang juga diamini oleh keluarga korban.
4. Keluarga sempat dilarang untuk melihat kondisi jenazah yang sudah di dalam peti
5. Kamera CCTV di sekitar lokasi dalam kondisi mati saat peristiwa polisi tembak polisi.
6. Ketua RT di lokasi kejadian tidak dapat pemberitahuan peristiwa dan Olak TKP.
7. Keberadaan Kadiv Propam saat peristiwa tidak diketahui secara pasti.
Pada kasus ini, yang utama menjadi sorotan Kontras adalah perbedaan keterangan Polri dan keterangan pihak keluarga terkait luka Brigadir J.
Tribun sebelumnya memberitakan, keluarga menunjukkan ada empat luka tembak di tubuh Brigadir Yosua
Kemudian keluarga menerangkan ada luka sayatan senjata tajam di bagian mata, hidung, mulut, dan kaki.
Menurut Kontras, keterangan keluarga ini, yang juga disertai bukti foto, sangat bertolakbelakang dengan keterangan kepolisian.
"Hal ini berlainan dengan keterangan kepolisian yang menyebutkan bahwa terdapat tujuh luka dari lima tembakan," ucap Rivanlee Anandar, Wakil Koordinator Kontras, dalam keterangan tertulis, Kamis (14/7/2022).
Baca juga: Penembakan Brigadir J, Keluarga Syok Puluhan Polisi Tiba-tiba Datangi Rumah Korban Malam Hari
Baca juga: Brigadir J Diduga Lecehkan Istri Kadiv Propam, Kadiv Propam Tidak di Rumah Saat Kejadian
Pelecehan Dianggap Tak Wajar
Dikutip dari Kompas, Pakar Psikologi Forensik Reza Indragiri Amriel menilai dugaan pelecehan seksual adalah kejahatan yang paling pelik dipecahkan.
Sebab, ungkap Reza, biasanya kejahatan seksual terjadi di tempat tertutup, yang sepenuhnya dianggap dikuasai pelaku.
Reza menilai ada beberapa hal tidak lazim terjadi dalam dugaan pelecehan seksual yang berujung penembakan Brigadir Nopryansah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.
Dia berpandangan insiden yang terjadi di rumah Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan itu dilakukan di lokasi yang berpotensi adanya saksi.
Rumah tersebut juga dinilai sebagai zona aman yang tidak bisa dikuasai pelaku, apalagi dilengkapi CCTV.
"Maka itu sungguh-sungguh pertimbangan memilih lokasi kejahatan yang sangat amat buruk. Ini pemikiran yang spontan muncul di kepala saya usai membaca pemberitaan," kata Reza dikutip dari Kompas TV di siaran Sapa Indonesia Pagi, Kamis (14/7/2022).
Catatan bahwa dugaan pelecehan sungguh-sungguh berlangsung di tempat tidak lazim.
Walau begitu, pakar psikologi forensi ini menyebut bukan tidak mungkin juga pelecehan bisa terjadi di tempat seperti itu.
Sementara itu pihak keluarga hingga kini masih belum bisa meyakini soal motif dan kronologi tewasnya Brigadir Yosua Hutabarat yang disampaikan polisi.
Banyak cerita yang dianggap tidak janggal, dan bertolakbelakang dengan bukti yang dilihat keluarga.
Baca juga: Ayah Brigadir Yosua Ingin Keadilan Seadil-adilnya dan Kematian Brigadir J Tidak Direkayasa
Baca juga: Mahfud MD Sentil Polri, Banyak Kejanggalan Tewasnya Brigadir Yosua di Rumah Irjen Ferdy Sambo
Pihak keluarga kini menuntut agar kebenaran benar-benar dihadirkan ke publik.
"Seandainya anak saya salah, tak seharusnya dibunuh dan disiksa begitu," kata Samuel Hutabarat, Ayah Brigadir Yosua.
Mereka juga merasa aneh dengan kedatangan polisi dari tim mabes, dalam rombongan yang sangat besar.
Ketika datang itu, tidak boleh ada yang merekam, dan tak bisa ada keluar masuk rumah. Pintu ditutup.
Saat itu, beberapa jam setelah pemakaman, tim dari mabes itu hadir untuk menyampaikan kronologi.
Ada jenderal dan perwira menengah. Kronologi masih seperti yang sudah ditayangkan di media. (*)
Baca juga: Brigpol Nofriansyah Yosua Hutabarat Janji Nikahi Kekasih Setelah Naik Pangkat Jadi Perwira
Baca juga: UPDATE Penembakan Brigadir J Yosua Hutabarat, Nomor Whatsapp Orang Tua Diretas
Baca juga: TANGISAN Ibunda Brigadir Yosua Hutabarat: Bangkit Rohmu Biar Terungkap Semua Anakku