Tagih Hutang ke PT. PAL, Pemasok TBS Blokir Gerbang Perusahaan
Belasan orang petani dan suplayer menggeruduk PT. PAL yang beroperasi di Desa Petaling, Kecamatan Sungai Gelam, Kabupaten Muaro Jambi, Kamis (7/7).
Penulis: Muzakkir | Editor: Teguh Suprayitno
TRIBUNJAMBI.COM, SENGETI -- Belasan orang petani dan pemasok tandan buah segar (TBS) sawit menggeruduk PT. PAL yang beroperasi di Desa Petaling, Kecamatan Sungai Gelam, Kabupaten Muaro Jambi, Kamis (7/7).
Aksi tersebut dilakukan oleh pemasok TBS sawit yang merasa dirugikan oleh pihak perusahaan.
Khairul satu di antara pemasok yang melakukan aksi demo menyebut, jika para suplayer sangat dirugikan akibat ulah perusahaan tersebut. Mereka mengaku telah rugi hingga Rp 1,3 miliar lebih.
"Ada sembilan orang suplaier yang dirugikan," kata Khairul.
Katanya, masing-masing pemasok rugi mulai dari Rp 6 juta hingga Rp 700 jutaan rupiah lebih.
Informasi yang dihimpun, pemasok dan perusahaan telah menjalin kerjasama sejak 2018 silam. Mereka menyuplai tandan buah segar kepada perusahaan secara rutin. Setelah sekian banyak buah disuplai, namun pihak perusahaan belum juga membayar uang mereka.
"Awalnya lancar, setelah beberapa bulan, akhirnya mandek hingga hingga sekarang," katanya lagi.
Baca juga: Sapi Jokowi Seberat 830 Kg Akan Disembelih di Masjid Al Ihsan Muaro Jambi
Seiring waktu berjalan, akhirnya perusahaan tersebut tutup. Pemilik perusahaan habis bayar hutang di bank. Dan perusahaan diambil alih oleh pengusaha lain dan beroperasi hingga saat ini.
Sejak perusahaan tutup, ada beberapa perusahaan yang mengambil alih perusahaan tersebut. Namun karena banyaknya hutang perusahaan itu, maka mereka angkat kaki. Dan sekarang ada perusahaan baru yang memberanikan diri untuk mengelola perusahaan tersebut, yaitu PT.MMJ.
Sesuai dengan perjanjian, apabila perusahaan hendak beroperasi, maka mereka harus membayar dulu hutang-hutang kepada pemasok TBS.
"Perjanjian di atas materai ditandatangani seluruh yang berkepentingan di perusahaan itu," imbuhnya.
Dalam perjanjian itu, apabila perusahaan penerus tidak membayar hutang, maka pemasok dan petani berhak menutup akses jalan ke perusahaan tersebut.
"Dalam perjanjian, pembayaran dilakukan pada tanggal 4 Juli 2022, namun hingga kini belum juga dibayarkan. Kami menuntut itu. Kembalikan hak kami, bayar hutang kami," tegasnya.
Baca juga: Ivan Wirata DPRD Provinsi Jambi Kunjungi Keluarga Korban Kebakaran di Muaro Jambi
Kata Khairul, sebelumnya perwakilan sudah melakukan pertemuan dengan management perusahaan penerus yaitu PT MMJ. Dalam pertemuan itu mereka berjanji akan membayar hutang namun hingga kini belum juga dibayarkan.
"Kita tidak mau tawar menawar lagi. Kita minta uang kita dibayar," imbuhnya.
Setelah beberapa menit melakukan orasi di depan gerbang perusahaan, akhirnya beberapa perwakilan pemasok bertemu dengan pihak managemen perusahaan.
Manager PT. MMJ yang mengambil alih PT.PAL, Ginting dalam pertemuan tersebut mengakui jika perusahaan sebelumnya memiliki hutang dengan para pemasok. Katanya, mereka tidak bermaksud untuk tidak membayar hutang tersebut, namun saat ini kondisi perusahaan belum stabil.
"Hutang itu tetap akan kita bayar," kata Ginting.
Setelah melakukan perundingan secara alot dan dikawal oleh Kapolsek Sungai Gelam AKP Chandra dan beberapa personelnya akhirnya pihak perusahaan membayar hutang secara dicicil dengan DP awal Rp 20 juta dan sisanya diangsur setiap hari sebesar Rp 10 juta per hari.
Selama negosiasi berjalan, sesuai dengan perjanjian dengan pihak sebelumnya, para pemasok menutup terlebih dahulu pintu masuk perusahaan tersebut.
Dapatkan Berita Terupdate Tribunjambi.com di Google News