Pahlawan Nasional

Siapa Kapolri Pertama? Inilah Sosok Raden Said Soekanto Tjokrodiatmodjo

Pada tahun 2001, Kapolri Pertama Soekanto Tjokrodiatmodjo ditetapkan sebagai Bapak Kepolisian Indonesia oleh Presiden KH Abdurrahman Wahid.

Penulis: Suang Sitanggang | Editor: Suang Sitanggang
Website Kepolisian RI
Jenderal Polisi Raden Said Soekanto Tjokrodiatmodjo, (duduk paling kiri) pada tahun 1950. Soekanto adalah Kapolri pertama yang dulunya disebut sebagai Kepala Djawatan Kepolisian Negara. 

TRIBUNJAMBI.COM - Presiden Soekarno mengangkat dan melantik Raden Said Soekanto Tjokrodiatmodjo sebagai kepala Kepala Kepolisian Negara (kini disebut Kapolri).

Sejarah mencatat Soekanto Tjokrodiatmodjo menjadi Kapolri Pertama di negara ini.

Dikuti dari laman Divisi Humas Polri, Jenderal Polisi (Purn) Raden Said Soekanto Tjokrodiatmodjo lahir di Bogor, pada 7 Juni 1908.

Pendidikan kepolisian dia ikuti pada tahun 1930 di Sukabumi, Jawa Barat.

Sebelum ikut pendidikan polisi, dia aktif dalam pergerakan kepanduan Bangsa Indonesia Jong Java.

Dia merupakan orang yang merencanakan pembangunan Mabes Polri saat ini.

Kapolri pertama, Komjen RS Soekanto Tjokrodiatmodjo
Kapolri pertama, Komjen RS Soekanto Tjokrodiatmodjo (ISTIMEWA)

Saat itu, dia menetapkan lokasi Markas Besar Djawatan Kepolisian Negara RI di Jalan Trunojoyo 3, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Hingga kini, Mabes Polri masih berada di tempat tersebut, dengan berbagai perkembangan dari sisi pembangunan dan arsitekturnya.

Baca juga: Momen HUT Ke-76 Bhayangkara, AKP Helrawaty Lulus Peringkat 6 Serdik Tringginas Sespima Polri

Baca juga: Profil Empat Tokoh Yang Dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional Oleh Presiden Jokowi

Kapolri pertama itu wafat pada 24 Agustus 1993 di Jakarta.

Kemudian pada tahun 2001, dia ditetapkan sebagai Bapak Kepolisian Negara Republik Indonesia oleh Presiden KH Abdurrahman Wahid.

Kemudian pada tahun 2020, Presiden Joko Widodo menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepadanya.

Kehidupan Pribadi

Dikutip dari Wikipedia, Soekanto Tjokrodiatmodjo adalah anak sulung dari enam bersaudara.

Dia merupakan sosok yang beruntung, memiliki orang tua yang masuk sebagai pamong praja.

Sehingga, dia menjadi bagian kecil dari pribumi yang mampu mengenyam pendidikan di sekolah yang digelar pemerintah Hindia Belanda.

Sumber: Tribun Jambi
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved