Sultan Wawan: Adat Jambi Jantan Turun Jantan
Sultan Wawan merasa kecewa dengan muculnya Sultan tandingan yang dipimpin oleh Sultan Fuad.
Penulis: Danang Noprianto | Editor: Teguh Suprayitno
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Sultan Wawan merasa kecewa dengan muculnya Sultan tandingan yang dipimpin oleh Sultan Fuad.
Karena Kesultanan yang dipimpin Sultan Wawan sudah ada sejak tahun 2012 saat Ayah dari Sultan Wawan yakni Alm Sultan dilantik.
Sultan Wawan meminta jika sekarang ada yang mengaku sultan untuk mengkaji jalur yang benar, karena Jambi memiliki adat jantan turun jantan.
"Kalau dari kita ya pasti kecewa, kenapa tidak dari jaman ayahanda dulu, kenapa tidak ada yang berani klaim jadi sultan atau gugat deh ayah kita kalau memang salah di jalurnya," jelas Sultan Wawan, Selasa (28/6/2022).
Ia mempertanyakan kenapa baru saat ini ada yang mengaku sultan, setelah meninggalnya Sultan (Ayah Sultan Wawan).
"Sekarang kan meninggalnya raja, otomatis turun ke anaknya yaitu mamanya turun keris, Jangan kita sudah punya acara turun keris ada yang ingin jadi sultan," ucapnya.
Ia kembali menegaskan bahwa Jambi itu menurunkan trah jantan ke jantan, ia meminta agar adat ini tidak dicampuri oleh pihak ketiga atau orang luar yang memperbolehkan turunan betina.
"Saya pengen itu aja, meluruskan dan kaji, minta susur jalur dari kedua belah pihak mana yang turunan emas, mana yang perkawinan emas," ungkapnya.
Ia berharap masalah dualisme ini diluruskan dengan duduk bersama antara kedua belah pihak, duduk bersama dalam arti kata tidak dicampur adukan oleh pihak luar,
"Jangan dicampur adukan oleh pihak luar yang mengaku ahli sejarah, yang mengaku menelaah sejarah jambi, jangan, sultan itu dibentuk atas azas musyawarah keluarga," jelasnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa sejarahnya 2012 itu ayah Sultan Wawan ditunjuk sebagai sultan itu ada dasarnya.
Sultan Wawan mengajak keduanya untuk bersatu, karena merupakan sebuah keluarga, namun tetap Sultan Wawan sebagai Sultan dan Sultan Fuad sebagai pengurus kesultanan.
"Kita buka, kita keluarga, kita bersatu, tapi ingat dia bukan jadi sultannya, dia bisa jadi pengurus kesultanan didalam kesultanan kita, tapi dengan catatan kita bekerjasama bukan saling menjatuhkan," jelasnya.
Sultan Wawan juga sudah berkomunikasi dengan LAM (Lembaga Adat Melayu) Jambi, H Hasan Basri Agus dan menyatakan bahwa Sultan hanya berhak dilantik oleh Keluarga, bahkan LAM tidak dapat melantik.
Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News