Renungan Kristen

Renungan Harian Kristen - Berdiakonia Karena Peduli

Bacaan ayat: Lukas 7:13 (TB) Dan ketika Tuhan melihat janda itu, tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia berkata kepadanya: "Jangan menangis!

Editor: Suci Rahayu PK
Instagram Kasih Kristen
Ilustrasi renungan Kristen 

Berdiakonia Karena Peduli

Bacaan ayat: Lukas 7:13 (TB) Dan ketika Tuhan melihat janda itu, tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia berkata kepadanya: "Jangan menangis!"

Oleh Pdt Feri Nugroho

 

Menangis adalah ekpresi alamiah untuk memperlihatkan rasa yang sedang ada dalam hati. Orang yang gembira, bisa menangis; namun orang sedihpun juga menangis. Kalau menangis karena gembira, maka tidak banyak yang perlu dilakukan oleh orang sekitar nya.

Dianggap sebagai ekspresi semata dan tidak memerlukan pihak lain untuk mendampingi. Berbeda dengan menangis karena kedukaan.

Setiap orang yang melihatnya, secara naluri sadar bahwa tangisan itu menjadi pertanda bahwa ia ingin kehadiran seorang teman didekatnya.
Hari itu seorang janda menangis karena anaknya yang tunggal meninggal.

Harapan satu-satunya akan masa depan direnggut dari sisinya. Wajar jika ia menangis. Orang sekitarnya hanya bisa hadir untuk menghibur. Para pelayat menunaikan tugasnya dengan mengusung jenazah untuk dimakamkan.

Mereka tidak bisa berbuat apa-apa, selain tunduk dalam kesedihan yang mendalam. "Jangan menangis!" Sebuah seruan bergema di sela-sela mendung duka yang sedang memperlihatkan angkaranya.

Sebuah seruan dari seorang yang peduli dan hendak memberikan harapan. Mungkin bagi beberapa orang seruan itu terasa hambar, karena sebatas seruan kosong yang seakan tanpa makna.

Tapi cukuplah untuk sejenak memberikan penghiburan bahwa ada seorang yang peduli dengan tangisan sang janda. Jika orang banyak hanya bisa menyertai demi meringankan beban dengan sebuah kehadiran, seruan itu cukup berani dinyatakan untuk memberi harapan.

Hal ini dibuktikan bahwa seruan itu berlanjut pada tindakan lain, menghampiri usungan dengan seruan, "Hai anak muda, Aku berkata kepadamu, bangkitlah!" Dan benar, anaknya yang telah mati bangkit. Orang banyak terkejut. Mereka ketakutan. Sampai akhirnya tersadar bahwa seruan itu sesungguhnya keluar dari Seorang yang menjadi tanda lawatan Allah bagi kehidupan.

Diakonia sudah seharusnya menjadi tanda lawatan Allah bagi kehidupan. Diakonia berangkat dari kepedulian dan harapan bahwa Allah sanggup melakukan segala karya untuk berkarya. Dalam karya tersebut, setiap kita terlibat untuk mewujudkannya.

Lakukan yang terbaik untuk pelayanan dan arahkan untuk kemuliaan nama Tuhan. Amin

Renungan harian oleh Pdt Feri Nugroho S.Th, GKSBS Palembang Siloam

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved