Pemilihan Presiden 2024
Ganjar Pranowo - Bambang Pacul Satu Komando
Ketua DPP Bidang Pemenangan Pemilu PDIP Bambang Wuryanto terlihat akrab dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Momen keduanya terlihat
TRIBUNJAMBI.OM, JAKARTA - Ketua DPP Bidang Pemenangan Pemilu PDIP Bambang Wuryanto terlihat akrab dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Momen keduanya terlihat kompak saat menghadiri Rapat Kerja Nasional (Rakernas) II di Sekolah Partai, Jakarta, sejak Senin (21/6) lalu.
Mulanya, Ganjar dan Bambang Pacul terlihat saling menyalami rekan-rekan sesama kader PDIP di ruangan tersebut.
Ganjar dan Bambang Pacul terlihat duduk tak berjauhan. Tak lama, Ketua Fraksi PDIP DPR Utut Adianto tampak berbincang dengan Ganjar.
Utut dan Ganjar terlihat melempar canda satu sama lain. Kemudian, Utut seakan-akan mengarahkan Ganjar untuk menyalami Bambang Pacul.
Ganjar pun langsung bangun dari tempat duduknya dan menghampiri Bambang Pacul.Tampak Ganjar dan Bambang Pacul bersalam komando sembari berdiri.Setelah itu, para kader lainnya yang tengah berdiri bergerombol memekikkan salam merdeka bersama-sama.
"Merdeka, merdeka," ucap Ganjar dan Bambang Pacul, diikuti oleh sejumlah kader PDIP di ruangan Rakernas.
Selanjutnya, mereka saling bertepuk tangan dan kembali duduk di kursi yang disediakan.Diketahui, kedua kader PDIP tersebut kerap disebut berseberangan dalam dukungan politik. Tak hanya itu, hubungan keduanya juga kerap disebut tidak akur dalam urusan politik.
Padahal, keduanya merupakan kader partai pimpinan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.Bambang Pacul yang merupakan Sekretaris Fraksi PDI-P DPR itu diketahui sempat menyebut Ganjar keterlaluan atau dalam bahasa Jawa 'kemajon'.
Pernyataan itu disampaikan Bambang ketika ditanya soal alasan Ganjar tidak diundang di acara internal partai. Salah satunya pada HUT PDI-P ke-48 di Panti Marhaen Semarang.
Pacul mengungkapkan, tak diundangnya Ganjar karena dia dinilai kelewat berambisi untuk Pilpres 2024. Pacul juga mengaku telah memberi kode teguran kepada Ganjar, namun tidak digubris. Ia juga menyebut barisan pendukung Ganjar sebagai kader celeng. Sebutan itu disampaikan menanggapi adanya deklarasi Ganjar sebagai calon presiden 2024.
Tegaskan Satu Komando
Ditemui dalam sela-sela Rakernas II PDIP, Rabu (22/6), Bambang Pacul mengungkap makna penting dari salam komando antara dirinya dengan Ganjar Pranowo.
Menurut Bambang, salam komando menandakan dirinya dan Ganjar sudah dalam satu barisan mendukung keputusan partai menyangkut pesta demokrasi 2024.
"Artinya kami siap menerima komando. Pak Ganjar dan Bambang Pacul siap menerima komando sebagai sesama kader partai. Siapa yang beri komando? Paham sendiri. Jadi artinya sudah satu komando bos," kata Bambang Pacul.
Bambang pun memeragakan kedua tangannya diarahkan ke depan sambil bersiul saat mengungkapkan hal tersebut.Bambang Pacul mengatakan salam komando antara Ganjar dengan dirinya menandakan ada satu frekuensi yang sama.
"Kalau bicara satu frekuensi dan tidak itu dikau yang mengartikan. Bambang Pacul tidak mengartikan, tetapi salam komando dimana pun artinya sama. Siap menerima perintah," ujar Pacul.
Bambang Pacul juga menjelaskan soal diksi celeng bagi sukarelawan Ganjar asal PDIP yang terang-terangan mendukung Gubernur Jawa Tengah itu.Menurutnya, diksi celeng tidak berlaku lagi bagi PDIP. Sebab, diksi tersebut hanya dipakai apabila ada kader yang menyimpang dari garis partai.
"Siapa pun kalau ini, kan, kata-kata Pak Sidik Djojosukarto. Ketika sedikit ada ini, waktu PNI itu, kan, mohon izin, lah, bahasa celeng dan banteng itu beliau. Maka orang-orang PNI lama kalau melihat anaknya nakal, 'oh celeng kamu'. Karena tidak nurut, tidak berada dalam barisan," ungkap Bambang Pacul.
Ketua DPD PDIP Jawa Tengah itu kemudian mengapresiasi langkah Ganjar yang patuh mengikuti setiap kegiatan partai, termasuk pembekalan kader saat Rakernas II di Sekolah Partai. "Sudah dua hari di sini dan tidur bersama-sama di dalam seperti seorang mahasiswa. Kira-kira kalau kalimat begitu dikatakan apakah Ganjar menurut dengan perintah partai atau ndak. Sampean sendiri yang merumuskan," ungkapnya.
Sementara, Ganjar ditemui saat sedang santai bersama Gubernur Bali Wayan Koster dan Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambe di Kantin Mustikarasa, mengungkapkan bahwa salam komando Bambang Pacul dan dirinya merupakan hal biasa. Dimana, sejak dulu satu komando ikut perintah Ketua Umum Megawati."Ya lah, (satu komando) dari dulu mah sama (ikut perintah Ketua Umum)," kata Ganjar.
Ganjar juga menjelaskan soal isu hubungannya dengan Bambang Pacul yang dikabarkan tidak baik.Menurut Ganjar, hal itu merupakan hal biasa. Ia lantas menyebut, bahwa hubungannya dengan Pacul ibarat prediksi cuaca yang kadang-kadang cepat berubah.
Ganjar juga mengingat momen kebersamanya dengan Bambang Pacul saat masih di Kampus hingga menjadi Anggota DPR RI.
"Itu biasa laah, namanya juga seperti ramalan cuaca. Kadang hujan, kadang panas, Mas Pacul itu di UGM temen saya, senior saya, dulu bareng di Kesekjenan bareng saya, di Badiklat bareng saya, di Fraksi bareng saya, jadi biasa saja buat saya," ungkap Ganjar.
Ia menambahkan, bahwa dalam komando itu tunjukan dalam Rakernas, sebagai komitmen untuk tetap kompak dari perintah Ketua Umum."Targetnya ya kita semua mesti bekerja, sesimpel itu saja, dan semua tersenyum, dan mendapatkan respons dari Indonesia. Wah Rakernasnya kompak," jelasnya.
DPP Angkat Bicara
Ketua DPP PDI Perjuangan bidang Ideologi dan kaderisasi Djarot Saiful Hidayat menganggap tak ada yang aneh dari pertemuan doa tokoh partainya tersebut.Apalagi, Ganjar merupakan kader partai dan juga kepala daerah yang diundang ke dalan Rakernas. Begitu pula dengan Bambang Pacul yang merupakan Ketua DPP bidang Pemenangan Pemilu.
"Kalau sesama kader salaman, itu apa yang aneh," kata Djarot saat ditemui disela-sela Rakernas II PDIP, di Sekolah Partai Lenteng Agung, Jakarta, Rabu (22/6).
Djarot mengatakan, bahwa di dalam internal PDIP dinamika perbedaan pendapat menjadi hal yang bisa terjadi.Namun, mantan Gubernur DKI Jakarta ini mengingatkan, bahwa seluruh internal partai merupakan saudara. Dimana, rasa persaudaraan itu dipadukan dengan ikatan emosional antar masing-masing kader partai berlambang banteng moncong putih itu.
"Kita (kader partai) dari bawah loh, Pak Ganjar jadi gubernur pun itu juga gotong royong, jadi ikatan kita kitu betul-betul ikatan yang sifatnya emosional, ada emosional boundingnya loh," ucap Djarot.
"Ini kita syukuri, jadi bagaimanapun juga sesama kader harus begitu, nggak ada masalah," tambahnya.