Berita Batanghari
Cerita AF Warga Batanghari Mengabdi Sejak 2011, Pasrah Jika Pemerintah Menghapus Tenaga Honorer
AF (39) tenaga honorer di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Batanghari, Jambi kian mempasrahkan diri setelah keluarnya kebijakan pemerintah
Penulis: A Musawira | Editor: Rian Aidilfi Afriandi
TRIBUNJAMBI.COM, MUARABULIAN - AF (39) tenaga honorer di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Batanghari, Jambi kian mempasrahkan diri setelah keluarnya kebijakan pemerintah pusat terkait penghapusan honorer 2023 mendatang.
Pria kelahiran Kecamatan Muara Bulian ini menceritakan bagaimana awal mulainya bekerja sebagai honorer di Pemkab Batanghari.
Sejak 2011, AF sudah honorer di Pemkab Batanghari.
Pada waktu itu, ia bekerja dengan hanya menerima gaji Rp 700 ribu.
Tahun demi tahun berjalan gaji AF mulai naik pada 2015 menjadi Rp 1.250.000 dan saat ini, ia sudah menerima gaji dalam perbulan senilai Rp 1.650.000.
Ia konsisten bekerja sebagai pelayanan masyarakat di organisasi perangkat daerah membidangi kebencanaan.
Sampai saat ini, masih bertahan sebagai honorer.
Bahkan, ia bilang telah mengabdi kurang lebih 10 tahun.
“Saya dapat informasi baik dari pemberitaan dan ditelevisi bahwa tenaga honorer akan dihapus. Jika benar adanya, rencana saya akan berkebun dan berdagang jika kebijakan itu terealisasi,” katanya Selasa (14/6/2022).
Pria satu anak ini tetap mengharapkan pengangkatan sebagai PPPK dari pemerintah setempat sebab pengabdiannya sudah cukup lama.
“Mudah-mudahan ada pengangkatan PPPK, agar honorer seperti saya yang sudah lama mengabdi di Pemkab Batanghari, tidak sia-sia,” ujarnya bernada penuh harap.
Ketika diangkat menjadi PPPK tentu penghasilan dia akan berbanding jauh dengan PTT, sehingga ia bisa membiayai keluarga kecilnya itu.
“Jika honorer dirumahkan atau dihapuskan terpaksa mencari pekerjaan lain untuk mencukupi kebutuhan keluarga,” ucapnya.
Gaji yang saat ini ia terima, belum mencukupi untuk pembiayaan istri dan satu anak, namun ia tetap bersyukur.
“Cukup tidak cukup harus dicukupi karena itu lah mata pencarian saya untuk menafkai keluarga kecil saya,” ceritanya.
Disamping harga kebutuhan pokok naik, berapa tahun belakangan ini ia punya kerja sampingan.
“Saya berkebun karet dan berdagang barang manisan. Karena harga kebutuhan pangan saat ini naik tidak cukup kalau hanya Rp 1,6 juta gaji untuk memenuhi keperluan keluarga sedangkan semua barang semua mahal,” pungkasnya.
Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News
Baca juga: Kebakaran di Tebo, Dapur Rumah Kabid P2P Dinkes Ludes Dilalap Si Jago Merah
Baca juga: Renungan Harian Kristen - Waspada dengan Setiap Perkataan yang Didengar
Baca juga: Mobil Dinas Bupati Bojonegoro Digondol Maling saat Parkir di Halaman Kantor Bupati, Modusnya Terkuak
12 Kuota Cadangan Calhaj Batanghari, 3 Mengundurkan Diri |
![]() |
---|
Polres Batanghari Belum Terima Laporan Orang Hilang |
![]() |
---|
110 Desa di Batanghari Belum Miliki Tapal Batas, Bupati Fadhil Arief Pastikan Pemilu Tak Terganggu |
![]() |
---|
Pemkab Batanghari Hibahkan Kendaraan Operasional Bagi KUA Kecamatan |
![]() |
---|
Dinas PPKBP3A Batanghari Layani 165 Aseptor, KB Suntik Jadi Alat Kontrasepsi Favorit |
![]() |
---|