Konsistensi Positif Kinerja Fiskal Provinsi Jambi Menuju Pertengahan Tahun
Tingkat inflasi yang terjaga cukup rendah, terus didukung oleh adanya mekanisme shock absorber
Penulis: Ade Setyawati | Editor: Rahimin
TRIBUNJAMBI.COM JAMBI - APBN Provinsi Jambi berhasil melewati kuartal pertama tahun 2022 dengan sejumlah capaian yang baik dan kembali menciptakan catatan baru menuju pertengahan tahun.
Supendi Kepala Perwakilan Kementerian Keuangan Provinsi Jambi menyampaikan upaya-upaya pemulihan kesehatan dan perekonomian memberikan hasil yang optimal.
"Berdasarkan website Kemenkes per 25 Mei 2022 vaksinasi dosis pertama, kedua, dan ketiga telah meningkat berturut-turut menjadi sebanyak 2.599.642 atau sekitar 96,78 persen, 2.039.990 atau sekitar 75,94 persen, dan 404.343 orang atau sekitar 15,05 persen," jelasnya.
Akselerasi vaksinasi tersebut dan sejumlah kebijakan pelonggaran aktivitas masyarakat lainnya berdampak pada indikator perekonomian dengan tren yang terjaga pada tingkat nasional dan regional.
Di tingkat nasional, pertumbuhan ekonomi kuartal I tercatat sebesar 5 persen, disusul dengan pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi mencapai 4,64 persen dibandingkan periode sebelumnya.
"Indikator ekonomi makro lainnya di Provinsi Jambi juga menunjukkan capaian yang membanggakan, seperti Nilai Tukar Petani (NTP) tumbuh 1,78 poin ke angka 143,87, NTN relatif stabil di angka 114,61, dan inflasi yang tercatat di angka 1,55 persen (mom)," tambahnya.
Tingkat inflasi yang terjaga cukup rendah, terus didukung oleh adanya mekanisme shock absorber yang disiapkan pemerintah dalam bentuk subsidi listrik dan BBM.
Selain itu, neraca perdagangan juga surplus USD 353 juta, meningkat dibandingkan dengan periode bulan sebelumnya (mom) dan tahun sebelumnya (yoy).
"Untuk Ekspor di Jambi mengalami kenaikan sebesar 53,58 persen yang didominasi oleh produk karet dan cangkang kelapa sawit. Sementara itu, impor juga tumbuh positif 74,35 persen (yoy) dengan komoditi tertinggi berupa mesin pengolahan CPO," lanjutnya.
Hingga April 2022, capaian penerimaan Rp.2.199,58 M yang terdiri dari Penerimaan Perpajakan sebesar Rp.1.950,49 M dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp.249,09 M.
"Penerimaan Perpajakan dalam Negeri terdiri dari PPh sebesar Rp.1.348,41 M, PPN dan PPnBM sebesar Rp.463,87 M, PBB sebesar Rp4,65 M, dan Pajak lainnya sebesar Rp.19,69 M," jelasnya.
"Kinerja perpajakan ini, khususnya PPh masih cukup baik tetapi juga perlu mendukung iklim usaha yang kondusif agar capaiannya stabil," tambahnya.
Sedangkan untuk penerimaan perpajakan Internasional, sampai dengan bulan April Tahun 2022 sebesar Rp.113,87 M terdiri dari Bea Masuk (BM) sebesar Rp.2,55 M dan Bea Keluar (BK) sebesar Rp111,32 M.
"Capaian BM sampai dengan April 2022 berhasil mencatatkan peningkatan sebesar 58,39 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2021 sebesar Rp.1,61 M yang disebabkan oleh peningkatan impor kacang tanah sebesar 3,2 persen yoy dan semi manufaktur barang dari plastik sebesar 169,92 persen yoy," lanjutnya.
Sementara itu, BK mengalami tumbuh negatif sebesar 10,46 persen (yoy) yang disebabkan oleh: 1. Terdapat penurunan tarif atas pengenaan bea keluar pada komoditi cangkang sawit dengan terbitnya PMK No. 1/PMK.10/2022. 2. penurunan ekspor cangkang sawit Januari-April 2022 dari periode yang sama tahun 2021. 3. larangan sementara ekspor CPO, RBD palm olein dan RBD palm oil yang berlaku mulai April 2022.
Capaian PNBP Rp.144,45 M merupakan PBNP Badan Layanan Umum(BLU), dan Rp.104,64 M merupakan PNBP Lainnya.
Dari nilai PNBP Lainnya tersebut, PNBP yang dikelola oleh Kemenkeu sebagai Bendahara Umum Negara (BUN) melalui KPKNL Jambi adalah sebesar Rp.5,9 M (PNBP Lelang dan PNBP Kekayaan Negara).
Baca juga: Pengelolaan Keuangan RSUD Mattaher Disoroti BPK RI, DPRD Jambi Minta Dirut Definitif Tindaklanjuti
• Lima Pesan Ketua DPRD Jambi Edi Purwanto Terhadap LHP BPK Atas Laporan Keuangan Pemprov Jambi
Baca juga: Stabilitas Sektor Jasa Keuangan Dorong Pertumbuhan Ekonomi
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jambi/foto/bank/originals/supendi.jpg)