Transformasi Masjid Baitul Haq di Kota Jambi, Dari Musala Sederhana Kini Masjid Berlantai Tiga

Masjid Baitul Haq didominasi warna putih.Lokasinya di tepi jalan arteri, Jalan HOS Cokroaminoto, Kota Jambi. Bila kita melintasi jalan tersebut, denga

Penulis: Fitri Amalia | Editor: Deddy Rachmawan
Tribunjambi/Fitri
Masjid Baitul Haq di Jalan HOS Cokroaminoto, Kota Jambi 

Serial tulisan profil masjid di Jambi

.

Lokasinya di tepi jalan arteri, Jalan HOS Cokroaminoto, Kota Jambi. Bila kita melintasi jalan tersebut, dengan mudah kita akan mendapatinya. Terlebih kini bangunan masjid tersebut besar dan tampak kekinian.  

Masjid Baitul Haq didominasi warna putih. Tampilan luar masjid ini didesain menggunakan terawangan sederhana. Masih di bagian luar, pada bagian atas tampak kaligrafi warna kuning pada terawangan yang dibingkai warna hijau. Begitulah masjid ini.

Masjid berdesain minimalis ini sebelum menjadi masjid seperti sekarang ini, awalnya hanya musala atau langgar. Cerita itu Tribun dapati dari Damanhuri, Wakil Ketua Pengurus Masjid Baitul Haq.

Kata dia Masjid Baitul  Haq ini berdiri sekitar tahun 1970-an.

"Tapi (ketika itu) bukan masjid, musala. Seiring waktu berjalan di tahun 80-an berubah menjadi masjid, jadi mulai digunakan untuk salat Jumat dan kegiatan-kegiatan keagamaan lainnya sudah mulai berjalan," jelasnya kepada Tribun Jumat (22/4).

Letak masjid yang strategis, yakni dikelilingi pertokoan, dekat dengan sekolah, maka jemaahnya selain warga sekitar ada juga yang dalam perjalanan. Mereka berhenti saat azan berkumandang dan salat di sana.

Karena semakin banyaknya Jemaah itulah, pengurus masjid merenovasi masjid tersebut. Ini, kata Damanhuri, agar dapat menampung banyak jemaah.

Pada tahun 2019 atas kesepakatan bersama, pengurus masjid dan masyarakat RT 08, dilakukanlah renovasi besar-besaran.  

“Renovasinya menyesuaikan dengan kondisi zaman, karena masjid-masjid lain sudah berubah, itulah inisiatif pengurus dan kesepakatan masyarakat RT 08 untuk membangun masjid ini karena memang masjid ini letaknya strategis di pinggir jalan," ujarnya.

Karena lahan yang terbatas masjid ini dibangun tiga tingkat untuk menambah daya tampungnya. Desain masjid ini berasal dari saran jemaah masjid dan disepakati oleh masyarakat.

"Warga sekitar juga pertokoan jadi saat salat Jumat, salat Zuhur, dan Asar apalagi salat Hari Raya Idulfitri dan Iduladha melimpah jadi pengurus inisiatif melakukan renovasi pembangunan untuk menaikkan ke atas, karena tanahnya seadanya," kata Damanhuri.

Baca juga: Masjid Keramat Pulau Tengah Kerinci Empat Kali Lolos dari Bencana

Di lantai pertama biasa diisi dengan kegiatan-kegiatan keagamaan, pengajian anak dan kegiatan lainnya. Lantai dua merupakan lantai utama dan lantai tiga juga digunakan untuk salat terutama salat Jumat dan salat Ied.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jambi
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    berita POPULER

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved