Gas Elpiji Non Subsidi Naik, Pedagang Keluhkan Harganya Terlalu Tinggi

TRIBUNJAMBI.COM, KUALATUNGKAL - Dalam sebulan terakhir harga gas elpiji non subsidi 5,5 kg dan 12 kg mengalami kenaikan harga, terutama di Kota Kuala Tungkal, Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Tanjabbar).

Bahkan kenaikan harga ini sudah terjadi sebanyak dua kali.

Epriyanto, pengecer gas elpiji ini mengatakan saat ini untuk gas 5,5 kg dijual dengan harga Rp 100 ribu, dan elpiji 12 kg seharga Rp 205 ribu per tabung.

Begitu juga dikatakan Lina, dimana kenaikan elpiji ini sudah terjadi sebanyak dua kali.

"Kalau sebelumnya yang 5,5 kg itu harganya Rp 155 ribu, naik jadi Rp 180 ribu, sekarang jadi Rp 205 ribu, kalau yang 12 kg sebelumnya Rp 75 ribu, naik jadi rp 90 ribu, sekarang jadi Rp 100 ribu," jelasnya, Selasa (12/4/2022).

Dengan kenaikan ini dikatakan Lina cukup berpengaruh pada penjualan, terutama konsumen.

"Konsumen merasa agak keberatan karena naiknya terlalu tinggi, tapi tetap dibeli karena kan kebutuhan," ucapnya.

Menanggapi hal ini, Syafriwan, Kepala Dinas Koperindag Kabupaten Tanjabbar mengatakan kenaikan harga elpiji non subsidi ini naik karena harga tebusnya di pertamina juga mengalami kenaikan.

"Untuk gas elpiji non subsidi yang 5,5 dan 12 kg itu harga tebusnya di pertamina untuk yang 5,5 kg itu 79 ribu, Kemudian yang 12 kg harga tebusnya 165 ribu," ucapnya.

Sehingga memang di pasaran dijual mulai Rp 190 ribu hingga yang paling tinggi berdasarkan evaluasi Diskoperindag Rp 210 ribu.

"Rata-rata Rp 205 ribu, artinya ongkos angkut segala macam dari Jambi sampai sini di harga Rp 205 ribu, kalau untuk stok alhamdulillah saat ini masih aman," ujarnya.

Simaklah berita-berita terbaru Tribunjambi.com melalui Google News 

Baca juga: Operasi Pasar Gas Elpiji 3 Kg Diskoperindag Tanjabbar Diserbu Warga, Harga Rp 19 Ribu Per Tabung,