Virus Corona
Epidemiolog Ini Sebut Varian Deltacron Bisa Menjadi Ancaman, Harus Tetap Terapkan Ini
Dikatakannya, penyebaran Deltacron masih cenderung tidak mengkhawatirkan bagi dunia saat ini.
TRIBUNJAMBI - Varian hibrida Covid-19 Deltacron perlu diantisipasi semua pihak.
Menurut epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman, kombinasi antara varian Delta dan Omicron ini menjadi sebuah ancaman di tengah upaya menuju endemi.
“Perkembangan rekombinan varian berpotensi memperburuk keadaan. Belum ada data yang terlalu mengkhawatirkan," katanya kepada Tribun Network, Senin (14/3/2022).
Dicky Budiman bilang, di Perancis misalnya kasus varian ini belum banyak terdeteksi.
Dikatakannya, penyebaran Deltacron masih cenderung tidak mengkhawatirkan bagi dunia saat ini.
"Pesan pentingnya di saat semua negara melakukan pelonggaran atau terlalu terburu-buru akhirnya timbul seperti varian rekombinan ini." katanya.
Dicky Budiman mengatakan, mengurangi protokol kesehatan dalam aktivitas berbahaya karena bisa melahirkan lebih banyak lagi subvarian.
Kondisi ini bisa membuat efikasi vaksin terhadap virus berkurang.
"Deltacron ini sudah ditemukan di banyak beberapa negara Eropa tetapi kabar baiknya kecepatan penularan tidaklah buruk," ujar Dicky Budiman.
Dicky Budiman minta, pemerintah saat ini tetap memperhatikan subvarian Omicron BA.2 karena dampak yang ditimbulkan sangat serius.
Menurut Dicky Budiman, selama masih berstatus pandemi penerapan 5M dan 3T hingga program vaksinasi harus dijaga.
Sebab, potensi penyebaran masih ada dan dapat mengancam siapapun.
"Kalau tidak bukan tidak mungkin lahir lagi varian yang lebih ganas dan merugikan kita semua," ujarnya.
Dikatakannya, pelonggaran aturan prokes harus diikuti dengan dikompensasi penguatan vaksinasi.
"Kita tidak boleh abai dan membiarkan pelonggaran tanpa terkendali. Apalagi Indonesia terbilang memiliki kemampuan terbatas dalam tes Whole Genom sekuensing," kata Dicky Budiman.
Belum Terdeteksi
Sementara, Kementerian Kesehatan RI memastikan varian Deltacron belum terdeteksi di Indonesia.
"Belum (varian Deltacron) terdeteksi hingga saat ini," kata Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kemenkes Siti Nadia Tarmizi, Senin (14/3/2022).
Pihaknya tetap memantau perkembangan kasus Covid-19 dari varian Deltacron di negara-negara lain.
Hingga kini, belum diperlukan pengetatan terhadap aktivitas pelaku perjalanan luar negeri.
Sebab, Deltacron masih membutuhkan kajian lebih lanjut terkait tingkat keparahan dan daya penularan.
"Belum diperlukan pengetatan karena masih belum diketahui dampak lebih lanjut," katanya.
Para ilmuwan di Eropa dan Amerika Serikat mengonfirmasi temuan varian baru virus Corona gabungan dari varian Delta dan Omicron, atau disebut Deltacron.
Ilmuwan mengonfirmasi kemunculan Deltacron lewat pengurutan genom yang di IHU Mediterranee Infection, Marseille, Perancis.
Sementara. Perancis, Denmark, Inggris dan Belanda telah mendeteksi varian itu. (Tribun Network/Reynas Abdila)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Epidemiolog Sebut Varian Deltacron Ancaman di Tengah Upaya Menuju Endemi
Baca juga: Efek Long Covid Omicron, Mudah Lelah dan Sesak Napas
Baca juga: Antisipasi Keberadaan Varian Deltacron
Baca juga: Kasus Varian Omicron Sudah Tembus 1.078, Sebagian Besar Berasal Dari PPLN