Khazanah Islam
Sudah Membayar Puasa Ramadhan Tahun Lalu? Begini Cara, Niat dan Hukum Membayar Puasa Qadha
Sebelum bulan Ramadan 2022 datang, bagi kalian yang masih memiliki hutang, ada baiknya untuk melunasi puasa di tahun 2021 lalu.
TRIBUNJAMBI.COM - Bulan suci Ramadan 2022 akan segera tiba
Namun di tengah Ramadan 2022 yang tinggal hitungan hari ini, sudahkan umat muslim semua membayar hutang?
Ya, sebelum bulan Ramadan 2022 datang, bagi kalian yang masih memiliki hutang, ada baiknya untuk melunasi puasa di tahun 2021 lalu.
Apalagi, puasa Ramadhan 2022 kini tinggal hitungan minggu atau kurang lebih 23 hari lagi.
Seperti yang kita ketahui, bulan suci Ramadan diperkirakan jatuh pada 2 April 2022 mendatang.
Nah, bisa jadi amalan Ramadan 2022 tidak akan sempurna bila kita masih mempunyai hutang puasa.
Oleh sebab itu, mengganti puasa Ramadan hukumnya diketahui wajib.
Mengqadha puasa atau membayar hutang, bisa dilakukan dengan mengganti sesuai jumlah hari yang ditinggalkan.
Jika Anda meninggalkan puasa lebih dari satu hari, maka pelaksanaan qadha puasa dapat dilaksanakan secara berturut-turut atau secara terpisah.
Bagi kalian yang lupa atau belum tahu cara menggantinya, simak niat melunasi hutang atau puasa qadha sebelum Ramadhan kembali tiba.
Baca juga: PP Muhammadiyah Sudah Tetapkan Awal Bulan Ramadhan 2 April 2022, Pemerintah?
Baca juga: Jelang Ramadhan, Berikut Bacaan Niat Membayar Utang Puasa Tahun Lalu
Dikutip dari Tribunnews.com dan Kompas.com, Kamis (10/3/2022), berikut ini bacaan niat puasa qadha Ramadan.
1. Niat Puasa Qadha Ramadan
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ لِلهِ تَعَالَى
Arab latin: Nawaitu shauma ghadin ‘an qadhā’I fardhi syahri Ramadhāna lillâhi ta‘âlâ.
Artinya: Aku berniat untuk mengqadha puasa Bulan Ramadhan esok hari karena Allah SWT.
Hukum puasa Ramadan merupakan kewajiban bagi yang mampu.
Kendati demikian, ada beberapa kondisi yang memperbolehkan seseorang untuk tidak berpuasa.
Beberapa golongan yang diperbolehkan tersebut di antaranya, musafir, orang sakit dan lansia.
Keringanan itu dalam istilah fikih disebut dengan rukhsah atau keringanan dalam beribadah yang diakibatkan oleh kondisi tertentu.
Kemudian bagi mereka yang mampu berpuasa, namun harus meninggalkannya karena kondisi tertentu, seperti haid bagi wanita atau lainnya, golongan ini diwajibkan mengganti puasa di luar bulan Ramadan, dimulai sejak bulan Syawal.
Namun, jika seseorang sengaja mengakhirkan qadha puasa tanpa ada uzur tertentu, hingga memasuki bulan Ramadhan berikutnya, maka ia berdosa.
Selain itu, kita juga diharuskan untuk menggantinya dan membayar fidyah (denda) berupa memberi makan orang miskin satu orang setiap satu hari puasa.
Hal itu sebagaimana diterangkan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas, Ibnu Umar, dan Abu Hurairah yang menjelaskan tentang, seseorang dengan utang puasa tapi tak membayarnya diwajibkan untuk tetap mengqadhanya dan memberi makan orang miskin.
Besaran fidyah yang harus dibayarkan adalah memberi makan fakir miskin sebesar 1 mud atau 0,6 kilogram beras untuk satu hari puasa.