Cerita di Balik Pembuatan Tas d'Moroy yang Erat Kaitannya dengan Alam Jambi
Seorang wanita yang berusia setengah abad lebih memiliki ketertarikan di dunia seni kerajinan.
Penulis: Rara Khushshoh Azzahro | Editor: Teguh Suprayitno
TRIBUNJAMBI.COM,JAMBI - Seorang wanita yang berusia setengah abad lebih memiliki ketertarikan di dunia seni kerajinan.
Deny Moroyati namanya, perempuan asal The Hok, Jambi Selatan, Kota Jambi ini berulang kali membuat karya seni bernilai, dan kemudian dijualnya.
Kali ini pandan hutan dipilihnya sebagai bahan kerajinan. Hasilnya kemudian dipasarkan melalui media sosial, dan memikat perhatian pasar idealis.
Memang tidak mudah merambah pasar yang tak banyak orang minat, namun baginya produk yang memiliki makna lebih memiliki kenikmatan tersendiri.
Berbekal pernah berkecimpung di Mapala, jiwa petualangnya nekad membawa langkah ke daerah Tangkit Baru, Kabupaten Muarojambi.
Dari semak belukar, dan hutan di daerah Tangkit Baru dia mendapatkan pandan hutan.
"Saya menggunakan daun pandan yang ada di sana. Dibantu orang-orang Desa Tangkit Baru," ucap Deny.
Orang-orang daerah tersebut yang dibinanya, dibagi menjadi dua tim untuk mengerjakan tugas masing-masing. Ada tim yang membuat anyaman, dan tim yang hanya mencari serta memotong pandan-pandan hutan. Lalu diwarnai oleh tim yang berada di Kota Jambi, dan dianyam hingga proses penyelesaian.
Perjuangan menghasilkan karya tas pandan tak semudah memerintahkan tim, memproduksi, menggaji, juga menjualnya.
Deny yang apabila sedang berada di suatu acara tertentu, nyaris selalu berpotongan busana tampak necis, dapat berubah total.
Deny mengakui mampu menjadi sosok berbeda ketika sudah bersinggungan dengan karya tas panduannya.
"Saya juga masuk hutan, celana saya cincing. Bawa parang untuk tebas semak-semak dan ambil daun pandan yang lebar, lalu tingginya bisa dua meter itu," ucapnya.
Deny mempelajari, dan menikmati setiap langkah pembuatannya.
Bagi Deny, tas anyaman pandan buatannya bukan sekadar produk yang untuk dijual saja.
Tas anyaman pandan dengan merek d'Moroy itu memiliki makna pada setiap seri yang ia luncurkan.
Pada tiap seri tasnya dituangkan histori berbeda-beda, dan mengangkat cerita dari Jambi.
Karena menurutnya, produk tasnya memiliki nilai idealisme, nilai, proses yang terkandung di dalamnya.
"Hanya orang-orang tertentu yang mampu melihatnya. Tidak setiap orang mau menghargai produk demikian," jelasnya.
(TribunJambi/Rara Khushshoh Azzahro)